Israel Mulai Deportasi Ribuan Migran Afrika

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 05 Feb 2018 10:09 WIB

Israel Mulai Deportasi Ribuan Migran Afrika

SURABAYAPAGI.COM - Otoritas imigrasi Israel mulai mengeluarkan perintah deportasi kepada pencari suaka dari Eritrea dan Sudan yang dilanda perang. Ini adalah langkah terakhir dalam rencana Israel untuk mengusir sekitar 40.000 migran Afrika, setelah masuk ke Israel secara ilegal selama dekade terakhir. Seorang pria yang mengatakan bernama Michael mendapat pemberitahuan deportasi. Pemberitahuan itu mengatakan paling lambat tanggal 1 April, ia harus pergi ke negara Afrika yang tidak disebutkan namun dilaporkan sebagai Rwanda. Michael mengatakan adalah salah jika Israel mendeportasi pengungsi, karena Israel tahu mereka akan menghadapi resiko kematian tertentu di Afrika. Tetapi pemerintah Israel menolak klaim pengungsi itu dengan mengatakan bahwa mayoritas pengungsi adalah migran ekonomi yang menginginkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Perintah deportasi itu adalah ultimatum: Para migran bisa menerima 3.500 dolar dan pergi secara "sukarela", atau menghadapi hukuman penjara. Pejabat Israel mengatakan orang-orang Afrika itu mengancam ciri Yahudi dari negara Israel dan menuduh mereka sebagai penyebab meningkatnya kejahatan dan merosotnya kualitas hidup di Tel Aviv selatan. Mai Golan, warga Israel yang tinggal di Tel Aviv selatan, mengatakan bahwa para migran harus pergi. Ia mengatakan penduduk Yahudi takut untuk berjalan-jalan, di mana mereka dilecehkan dan kadang-kadang dirampok, diperkosa atau diserang oleh orang-orang Afrika itu. Meski demikian, aktivis HAM Israel mengatakan kebijakan pemerintah itu menurut hukum internasional ilegal dan tidak bermoral. Anggota Parlemen Michal Rozin dari partai oposisi liberal Meretz mengatakan Israel mendeportasi para migran ke negara dimana masa depan mereka tidak menentu di Afrika, dan mengatakan Rwanda menyangkal setuju untuk menerima pada migran itu masuk ke negaranya. Para pengecam mengatakan Israel memiliki kewajiban moral untuk melindungi orang-orang Afrika tersebut, mengingat nasib pengungsi Yahudi yang diabaikan negara-negara Barat selama Holocaust. CR/beb (voai)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU