Isu Kiamat, Khofifah Turun Tangan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 16 Mar 2019 09:20 WIB

Isu Kiamat, Khofifah Turun Tangan

SURABAYAPAGI.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur berencana mengembalikan warga Watubonang, Badegan, Ponorogo yang pindah ke Kabupaten Malang. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku tengah menggodok bagaimana format yang tepat untuk membawa 16 kepala keluarga (KK) pulang. "Jadi sekarang di pondok dulu di Malang, sambil Pak Bupati Ponorogo saya komunikasi terus," ujar Khofifah saat di temui di Gedung Negara Grahadi, Jumat (15/3/2019). Khofifah mengungkapkan, pihaknya saat ini tengah berdiskusi dengan Pemerintah Kabupaten Ponorogo terkait rencana pemulangan mereka. Mengingat aset yang dimiliki juga sudah habis dijual. Perlu ada solusi tepat agar mereka mau kembali ke kampung halaman. Bupati Ponorogo Ipong Muchlisoni telah turun tangan mencari format yang tepat. "Bagaimana mereka yang kemarin membeli aset (warga yang pindah) dengan harga di bawah standard, kemudian dengan sukacita mengembalikan," bebernya. Tentunya hal tersebut tidak mudah. Butuh waktu yang tak singkat. Ada proses penggantian untuk mengembalikan aset milik 16 KK. Ini yang membutuhkan formula agar tepat sasaran. Sementara untuk pondok pesantren di Kabupaten Malang yang menjadi tujuan mereka, Khofifah meminta agar mereka mengembalikan harta para warga. Setidaknya itu nanti bisa dipakai bekal melanjutkan hidup. Mengingat mereka sudah tak lagi punya apapun. "Saya sudah koordinasi dengan Pak Kapolda, saya sudah koordinasi dengan Kepala Kanwil Kemenag Jatim. Semua sudah menurunkan timnya di kecamatan dan desa guna menyosialisasikan," bebernya. Ia berharap, dengan sosialisasi ini masyarakat tidak lagi mudah terjebak pada hal yang akhirnya berujung eksodus. Menjual aset yang dimiliki dan menyerahkan semua hartanya kepada pihak lain. Meski disadarinya memgembalikan belasan KK tidaklah mudah juga. Korban Meluas Sementara itu, warga yang diduga menjadi korban isu kiamat ternyata tidak hanya di Ponorogo. Tapi sejumlah warga di Jember dan Jombang, juga termakan isu kiamat. Seperti dialami Warga Kecamatan Umbulsari, Jember. Mereka menjual beberapa asetnya sebelum berangkat ke Pondok Pesantren Miftahul Falahil Mubtadiin di Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. Aset yang dijual antara lain berupa sawah, bahkan bengkel. Hasil penjualan aset itu dipakai sebagai modal untuk mondok di Ponpes tersebut. Tetapi ada juga yang berkeyakinan, mereka menjual aset karena harta benda tidak lagi dibutuhkan karena sebentar lagi kiamat. "Ada yang menjual sawah seharga Rp 80 juta sebelum berangkat ke Malang. Ada yang menafsiri harta benda tidak berguna karena sebentar lagi kiamat," ujar Kepala Desa Umbulsari, Fauzi, Jumat (15/3/2019). Warga Umbulsari yang mondok ke Ponpes di Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang tercatat 28 orang. Sebagian besar berasal dari Desa Umbulsari Kecamatan Umbulsari, dan beberapa dari Desa Gunungsari Kecamatan Umbulsari. Jual Rumah dan Ternak Begitu juga dengan beberapa orang di Jombang. Sejumlah warga di wilayah Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, terpengaruh isu kiamat. Mereka dikabarkan menjual rumah dan hewan ternak miliknya. Mereka berencana pindah ke ponpes di Kasembon, Malang. Salah satunya, rumah milik Fatihin, di Dusun Jemparing Desa Pakel, Kecamatan Bareng, Jombang. Sejak dua bulan lalu rumah berukuran sekitar 37 x 7 meter sudah dilego kepada keponakannya dengan harga Rp 50 juta. Tak hanya itu, Fatihin juga menjual dua ekor sapi miliknya dengan harga Rp 16 juta. Padadal, seharusnya harga dua ekor sapi itu bisa mencapai Rp 30 juta rupiah. Demikian pula rumahnya, seharusnya harganya jauh di atas Rp 50 juta. Achmad Burhani, adik Fatihin, mengatakan, kakaknya sengaja menjual rumah mereka karena akan berpindah ke pondok pesantren di Kasembon bersama istri dan tiga anaknya. Rencana ini muncul karena adanya kabar kiamat yang bakal terjadi tidak lama lagi. Harga tersebut menurutnya harga yang tidak lazim dan jauh di bawah harga pada umumya. Rumahnya dijual dan kakak saya beserta keluarga mondok di Kasembon, karena itu tadi, takut ada kiamat, ungkapnya. n arf/an/dw

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU