Isu Receh di Pilpres Berpotensi Ciptakan Golput

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 19 Nov 2018 11:29 WIB

Isu Receh di Pilpres Berpotensi Ciptakan Golput

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby, mengatakan cara kampanye baik oleh kubu Jokowi Widodo atau Jokowi - Maruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 lebih didominasi isu receh. Padahal, banyak isu mendesak yang sangat dinantikan publik. Kampanye yang dimaksud adalah kampanye tanpa agenda kebijakan. "Hanya perang kata-kata. Tidak ada isinya," ungkapnya, Minggu, (18/18). Dia mencontohkan isu-isu seperti politikus sontoloyo, genderewo, hingga tampang Boyolali. Menurut Adjie, pemilih ingin melihat sikap kedua kubu terhadap isu-isu yang lebih penting. Selama dua bulan masa kampanye, ia tak melihat ada agenda kebijakan yang dipaparkan keduanya. Dalam isu lapangan pekerjaan, misalnya, oposisi perlu menjabarkan kritik mendalam mengenai pencapaian inkumben. Mereka harus menawarkan solusinya untuk bisa menarik pemilih. Kubu petahana juga tak bisa hanya menyebar informasi mengenai keberhasilan dalam empat tahun terakhir. Mereka harus menawarkan perbaikan dari kekurangan selama ini. Tentu juga menjelaskan program lima tahun ke depan. Adjie mengatakan pemilih yang belum menentukan pilihan dan ragu (undecided voters) tidak tersentuh dengan kampanye receh. Pasalnya, mereka merupakan pemilih rasional. Berdasarkan survei-survei, Adjie mencatat ada sekitar 13-16 persen yang belum memutuskan pilihan dan 20-25 persen pemilih yang masih ragu. Mereka berpendidikan tinggi dan memiliki akses luas terhadap media serta sangat tertarik pada program-program kerja kandidat. Jika undecided voters tak dijamah, Adjie khawatir mereka akan apatis terhadap kedua kandidat dalam Pilpres 2019. "Takutnya berujung pada keengganan datang ke TPS untuk golput," tutupnya. Jk

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU