Jokowi Akui Keceplosan, Dinilai Tertekan dan tak Etis

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 25 Okt 2018 12:57 WIB

Jokowi Akui Keceplosan, Dinilai Tertekan dan tak Etis

SURABAYA PAGI, Jakarta - Selasa (23/10) dalam kesempatannya, Jokowi menyemprot banyak politikus sontoloyo di Indonesia. Ia meminta masyarakat hati-hati terhadap mereka yang masuk kategori ini. "Hati-hati, banyak politikus baik-baik, tapi banyak juga politikus sontoloyo," kata Jokowi saat membagikan sertifikat tanah untuk rakyat di Lapangan Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta, kemarin. Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku kelepasan mengucapkan politikus sontoloyo saat hadir di pembagian sertifikat tanah untuk rakyat di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, kemarin lusa. Ia berujar kata tersebut keluar dari mulutnya akibat perasaan jengkel yang tak lagi tertahankan. "Saya enggak pernah pakai kata-kata itu, karena udah jengkel ya keluar. Saya sebetulnya bisa ngerem, tapi karena udah jengkel ya gimana," katanya saat membuka Pertemuan Pimpinan Gereja dan Pimpinan Perguruan Tinggi Agama Kristen Seluruh Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 24 Oktober 2018. Menurut Jokowi, semangat persatuan di tengah masyarakat Indonesia justru terganggu oleh sikap politikus yang menggunakan segala cara untuk meraih kekuasaan. "Inilah kenapa kemarin saya kelepasan, saya sampaikan politikus sontoloyo ya itu," kata dia. Respons oposisi Politikus dari Partai Koalisi Prabowo-Sandiaga menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang mengingatkan masyarakat berhati-hati terhadap politikus sontoloyo. Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid menilai pernyataan Jokowi tersebut keluar karena berada di bawah tekanan. Menurutnya, tekanan itu karena Jokowi harus memenangkan Pemilihan Presiden 2019. "Saya melihat beliau mungkin agak stres, stres banyak janji-janji yang belum dipenuhi, stres harus memenangkan sehingga keluar kata-kata seperti itu, sontoloyo," kata Sodik di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/10). Menurutnya, Jokowi yang selama ini dikenal kerap mengeluarkan pernyataan santun pun, kini nampak mengeluarkan kata-kata yang menarik perhatian publik. Juru Debat Koalisi Indonesia Adil Makmur itu mengungkapkan, Jokowi juga belum lama ini juga menyinggung politik kebohongan dalam pidato di acara ulang tahun partai politik. "Mungkin beliau dalam keadaan tertekan," kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu. Hal sama diungkapkan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan yang menilai sebutan Jokowi terhadap politikus yang mengkritik pemerintah dengan politikus sontoloyo juga berlebihan. Sebab menurutnya, kritik-kritik yang disampaikan para politikus adalah sesuatu yang wajar. Ia menambahkan, salah satunya terkait kritik terhadap dana kelurahan yang menjadi alasan Jokowi mengeluarkan pernyataan tersebut. "Ada suatu kebijakan anda kritisi, itu normal saja. Oleh karena itu kritik itu harus dianggap sebagai vitamin lah. Tidak perlu misalnya dianggap menjadi terus berseberangan sekali," ujar Hinca. Karenanya, juru kampanye nasional Prabowo-Sandiaga itu berharap agar Presiden Jokowi yang juga sebagai calon presiden di pilpres mendatang lebih bijak. Apalagi menjelang Pilpres 2019, kata-kata yang disampaikan ke masyarakat harus tetap santun. "Jadi saya tetap berpendapat bahwa kontestasi politik 5, 6, 7 bulan ke depan ini akan terus membuat kita berdialog dengan cara dan gayanya. Istilah-istilah yang dipakai saya kira masyarakat juga ingin yang bagus juga,"tutupnya. Jk

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU