Home / Pilpres 2019 : Besok, Bakal Resmikan Tarif Tol Suramadu. Tapi Cap

Jokowi Dicurigai

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 26 Okt 2018 09:01 WIB

Jokowi Dicurigai

SURABAYAPAGI.com, Surabaya Setelah menganggarkan dana kelurahan Rp 70 triliun, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) juga bakal membebaskan tarif Tol Jembatan Suramadu (Surabaya Madura). Bahkan, calon presiden (capres) nomor 01 itu direncakan bakal ke Madura, Sabtu besok (27/10/2018), untuk meresmikan pembebasan tarif tol sepanjang 5,4 kilometer yang menghubungkan kota Surabaya dan pulau Madura. Namun keputusan yang dilakukan jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 ini menuai pro kontra. Banyak yang mengira, kebijakan populis itu hanyalah strategi pencitraan Jokowi agar mendapat simpati warga Madura. Sebab, selama ini Madura menjadi basis suara Prabowo Subianto, capres nomor urut 02. Pada Pilpres 2014, Prabowo menang telak dari Jokowi. Selain itu, usulan untuk menggratiskan Tol Suramadu sudah dilontarkan Gubernur Jatim Soekarwo jauh-jauh hari sebelum Pilpres. ---- Hadi Dediansyah, Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur mengatakan meski Jokowi sudah meresmikan pembebasan tarif Suramadu, dipastikan tidak berpengaruh pada penolakan warga Madura terhadap kepemimpinan Jokowi. Apalagi keputusan menggratiskan tarif mobil dari tarif sebelumnya, Rp 15.000 tidak banyak berdampak pada rakyat kecil. Seharusnya kalau serius ya dari dulu di gratiskan, ini kenapa baru hari ini, menjelang lengser dan menjelang pilpres, heran Hadi Dediansyah, Kamis (25/10/2018). Meski dilakukan jelang pilpres, Hadi berani memastikan warga dan ulama Madura tetap pada pendiriannya untuk memilih Prabowo-Sandi di Pilpres nanti. Jadi gratisnya Tol Suramadu tidak berpengaruh pada pilihan warga Madura, karena Warga Madura sudah sangat cerdas. Ini hanya mencari sensasi dan pengampunan dosa selama 4 tahun berjalan, sindir Hadi yang juga caleg DPRD Jatim dari dapil Surabaya itu. Ketua Tim Media Centre Badan Pemenangan Provinsi Prabowo-Sandi Jatim ini menambahkan, filosofinya, memilih pemimpin itu pasti akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat. Silahkan beda pilihan dan jangan paksa orang lain untuk mengikuti pilihan. Semua orang, termasuk warga Madura dan Jawa Timur sudah paham dan cerdas dengan pengalaman Jokowi selama berkuasa. Yang dirasakan rakyat yaitu listrik mahal, BBM mahal, pendidikan mahal, sembako mahal, lapangan kerja sulit, pajak mencekik dan korupsi meningkat, tambahnya. Lalu apalagi yang bisa diharapkan, rakyat sekarang butuh keadilan dan kesejahteraan, imbuh Hadi. Jokowi Dipertanyakan Suli Daim, anggota DPRD Provinsi Jatim dari Fraksi PAN, mengungkapkan hal senada. Ia menilai rencana pemerintah untuk membebaskan tarif tol Suramadu harus dicermati dengan seksama. Dia mempertanyakan apakah kebijakan benar-benar untuk kesejahteraan masyarakat atau untuk kepentingan politik Pemilu 2019. "Tapi pertama itu bagus, kami apresiasi karena seharusnya jalan tol kan emang diperuntukkan rakyat, jadi kalau gratis jalan tol bisa dinikmati rakyat," cetus Suli. Ia juga menilai, selain Suramadu, pemerintah seharusnya juga membebaskan tarif tol strategis yang bisa mendorong ekonomi masyarakat dan UMKM. "Tapi yang menjadi pertanyaan adalah momentumnya ini mengapa digratiskan pas tahun politik, jangan-jangan nanti bayar lagi kalau sudah habis masa kampanye," lanjut Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim ini. Jokowi Dibela Sementara itu M Mahoed, politisi PDI Perjuangan asal Madura meluruskan statemen pihak lawan yang tidak suka dengan segala hal kinerja Presiden Jokowi. Nggak benar kalau ini untuk pencitraan atau cari sensasi, ide Jembatan Suramadu gratis untuk semua kendaraan sudah digagas lama oleh Presiden Jokowi, kata Mahoed. Urusan Pilpres 2019, lanjut Mahoed, sebenarnya tidak menjadi focus utama Presiden dalam bekerja sehari-hari. Apalagi Pilpres masih bulan April tahun 2019 nanti. Suramadu gratis ini kan asal muasalnya masyarakat Madura yang meminta kepada pemerintah. Setelah melalui proses panjang, sepeda motor dulu yang gratis, nah baru besok ini digratiskan total, papar Mahoed. Politisi yang juga anggota DPRD Jatim dari Madura ini meminta pendukung lawan politik Jokowi-Maruf di Pilpres 2019 tidak salah paham dan menggiring isu gratisnya Suramadu ke ranah Pilpres. Wacana kebijakan menggratiskan jembatan Suramadu ini merupakan anugerah bagi masyarakat Madura, ingat sejarahnya, dulu pernah dipermasalahkan tentang Suramadu, bahwa jembatan Suramadu itu bukan kategori jalan tol, karena itu hanya merupakan jembatan, paparnya lagi. Terlebih, kata Mahoed, masyarakat Madura bisa melihat fakta ketika Jokowi menjadi presiden langsung diturunkanlah tarifnya. Sepeda motor digratiskan dan roda 4 ke atas turun 50%. Namun ternyata, walau tarif sudah diturunkan, pembangunan Madura masih jalan di tempat tidak berbanding lurus dengan cita-cita dibangunnya Jembatan Suramadu tersebut. Bahkan bisa dikatakan bahwa Suramadu itu hanya pembangunan di Madura, bukan membangun Madura, sahutnya. Masalah Perawatan Sebagai perwakilan warga Madura, Mahoed berharap kalau nanti tol jembatan Suramadu bener-bener digratiskan, perekonomian Madura bisa meningkat tajam di semua lini. Investasi banyak mengalir ke Madura. Sehingga masyarakat Madura terlepas dari garis kemiskinan dan kesenjangan sosial. Juga berdampak pada peningkatan SDM mengingat Madura ini Indeks Prestasi Manusia (IPM) dibawah standart untuk idealnya sumber daya manusianya. Terpenting lagi kami meminta pemerintah walaupun nantinya di gratiskan, kontrol dan perawatan jembatan Suramadu tetap dilakukan dengan baik, pintanya. Ditegaskan Mahoed, sampai saat ini, jembatan Suramadu ini adalah kebanggaan masyarakat Madura. Jangan sampai nanti banyak lampu-lampu jembatan yang mati tanpa ada perbaikan dan tidak telat bayar listrik. Kalau sampai lampu penerangan Jembatan mati, ini juga menimbulkan faktor kriminalitas, dan ada ketakutan untuk masuk ke Madura, jangan sampai, ujarnya. Jadi, menurut dia, jelas kebijakan Jokowi ini bukan untuk mencari simpatik maupun pencitraan pilpres. Sebab sudah jelas ada kronologis tuntutan, permintaan serta kepedulian pak jokowi pada masyarakat madura yang terkenal dengan pulau para wali dan santri ini. Mari kita dukung kebijakan ini demi kemajuan Madura, tandasnya. Potret Pilpres 2014 Sinyalemen Madura jadi basis suara Prabowo tidak salah, jika mengacu pada Pilpres 2014. Saat itu, Prabowo yang berduet dengan Hatta Rajasa menang telak di Madura. Di Bangkalan, misalnya. Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK) meraih dukungan 149.258 suara. Sedangkan Prabowo -Hatta Rajasa meraih dukungan 644.608 suara. Jadi, Jokowi kalah 495.350 suara. Di Sampang, Jokowi-JK kalah 311.967 suara. Prabowo-Hatta memperoleh 474.752 suara, sedangkan Jokowi-JK hanya 162,785 suara. Kemudian di Pamekasan, Prabowo -Hatta memperoleh 378.652 suara, sedangkan Joko Widodo-JK 135.178 suara. Dengan demikian, di Pamekasan Jokowi kalah 243.474 suara. Sementara di Kabupaten Sumenep, Jokowi-JK kalah 87.546 suara. Di kabupaten paling timur Pulau Garam Madura ini, Prabowo-Hatta memperoleh 332.956 suara, sedangkan Jokowi-JK meraih 245.410 suara. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU