Home / Surabaya : Nasib PKL di Era Walikota Tri Rismaharini

Jualan di Jalan Diobrak, Berdagang di Sentra PKL Sepi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 28 Feb 2018 22:59 WIB

Jualan di Jalan Diobrak, Berdagang di Sentra PKL Sepi

SURABAYAPAGI.COM, - Belakangan ini banyak Sentra Pedagang Kaki Lima (PKL) dibangun Pemkot Surabaya. Namun keberadaan Sentra PKL ini kerap dikeluhkan pedagang, lantaran sepi pengunjung. Sementara untuk kembali berdagang di pinggir jalan juga tak memungkinkan, lantaran Satpol PP kerap mengobrak PKL. Lantas, apa yang bisa diperbuat pedagang kecil ini agar tetap bisa hidup? ------------- Laporan : Ibnu F Wibowo Lima tahunan lalu, lapak nasi goreng tempat Hadi bekerja tidak pernah sepi dari pengunjung. Tempat makan kaki lima di wilayah Klampis itu lumayan tersohor bagi penikmat kuliner di Surabaya. Namun, belakangan ini kondisinya berbeda setelah Pemkot Surabaya menertibkan seluruh PKL di sepanjang Jalan Klampis Jaya. Seluruh PKL di wilayah tersebut beserta beberapa PKL dari tempat lain dikumpulkan jadi satu. Mereka diberi tempat di Sentra PKL Arief Rahman Hakim yang terletak bersebelahan dengan Convention Hall Kota Surabaya. Namun, semuanya tidak seindah bayangan. Pengunjung di tempat yang digadang-gadang bisa menarik wisatawan, baik lokal maupun dari luar Surabaya, itu tidak begitu banyak. Jumlah konsumen di tempat Hadi bekerja pun turun drastis. "Sampai waktu itu bos saya milih buat jualan di rumah saja. Lalu sekarang buka di depan RS Haji ini. Begitu di sini, baru ramai lagi seperti dulu," ujar Hadi ditemui Surabaya Pagi, Rabu (28/2/2018). Lalu bagaimana dengan konsep sentra PKL di wilayah-wilayah lainnya? Tidak jauh berbeda. Sentra PKL yang berada di wilayah Jambangan dan Wiyung juga tidak begitu ramai pengunjung. Sentra PKL Wiyung, bisa dikatakan sedikit lebih beruntung. Tempat yang lokasinya berdekatan dengan kediaman pribadi Walikota Tri Rismaharini itu terkadang dipadati oleh pengunjung di jam-jam istirahat kerja atau pulang kerja. Ini wajar mengingat lokasinya dekat perkantoran. Di luar itu, pengunjung yang datang bisa dihitung dengan sebelah tangan saja. Di Sentra PKL Jambangan, kondisi sepi bisa dibilang terus terjadi. Lokasi yang dalam Bahasa Suroboyoan bisa disebut nyelempit itu dikeluhkan oleh Vera yang berdagang di sana menjadi salah satu alasan dibalik itu. "Belum lagi soal wifi ini lambat, gimana pelanggan bisa betah. Lalu kurang bisa menarik pengunjung juga. Kadang kami urunan buat manggil organ tunggal biar ramai," kata wanita berdarah batak yang berjualan sup buntut itu. Kalau sudah demikian, bagaimana seharusnya penataan PKL tersebut dilakukan? Kepada Surabaya Pagi, Wakil Dekan FEB Unitomo Meithiana Indrasari menilai sesungguhnya konsep sentra PKL yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya sudah cukup bagus. "Kalau soal sepi dan lokasi yang kurang dikenal, itu kan bisa disiasati. Apalagi di era digital ini. Kan bisa itu kerjasama dengan Go Food atau yang sejenis. Promo di dunia maya bisa digenjot," kata Mei, sapaan akrabnya. Ia melihat bahwa demi keindahan tata kota, para PKL memang sangat perlu untuk ditertibkan. "Karena jika tidak ditertibkan maka tak akan ada habisnya jajaran pedagang kaki lama disepanjang jalan kota," jelasnya. "Masyarakat juga perlu ruang publik yang nyaman. Baik digunakan untuk taman kota ataupun pejalan kaki," tambah Mei. Dosen berhijab itu memang tidak memungkiri bahwa menjadi PKL merupakan cara bagi sebagian masyarakat untuk memperoleh pendapatan. "Namun kita tidak bisa menutup mata atas efek dari tidak tertibnya para PKL," ungkap Mei lebih lanjut. "Kalau bicara Surabaya, Mereka kan dipindah ketempat yang lebih layak, bersih dan tidak merusak keindahan kota. Memang DPRD banyak mengkritik mengenai usaha pemerintah untuk menertibkan PKL, namun belum memberikan jalan keluar kecuali saran untuk menggandeng swasta. Berilah kesempatan Pemkot untuk melaksanakan aturannya. Selama ini kita bisa lihat bagaimana mereka telah cukup sukses dalam penertiban PKL untuk keindahan dan kebersihan kota. Sebagai salah satu contoh PKL yang di Siola juga beberapa PKL makanan yang di sentra dengan lebih nyaman," pungkasnya. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU