Kalimat Pengantar ke Kesuksesan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 30 Jan 2020 21:10 WIB

Kalimat Pengantar ke Kesuksesan

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya -Sukses di usia muda memang menjadi impian banyak orang termasuk pemuda satu ini, namun jalan setiap orang untuk mendulang kesuksesan berbeda-beda. Seperti halnya Joshua Kevin, Joshua Kevin memilih mengambil 2 strategi ini. Sebelum beralih ke strategi, Joshua ini merupakan CEO platform Talenta yang kini telah sukses membesarkan platformnya. Dalam membesarkan Talenta, Joshua tidak sendirian. Sebelumnya Joshua juga sudah mendiskusikan ide Talenta dengan Jason Lamuda (Co-Founder BerryBenka), yang saat itu mengatakan bahwa ia akan tertarik menggunakan Talenta. Mendengar hal itu, Willson meyakinkan Joshua untuk mengembangkan Talenta yang sudah terbukti ada yang membutuhkan. Ia menawarkan investasi, jika Joshua memutuskan untuk mengembangkan Talenta. Setelah membahas tawaran itu dengan Grace, Joshua dan Willson pun sepakat bekerja sama keesokan harinya lewat WhatsApp. Disinilah Joshua kembali berjuang. Mulai dari mencari developer yang cocok, hingga mendapatkan pelanggan. Masuk tahun kuliah kedua, Joshua sendiri sudah mulai memiliki ketertarikan terhadap dunia startup teknologi. Dan di saat itu, Twitter sedang hot. Di Twitter Joshua mengenal startup ternama Indonesia. Setelah itu, Joshua pun jadi mulai bertemu dengan anggota Startup Lokal dan Natali. Joshua menerima menerima tawaran untuk bergabung dengan Startup Lokal dan mulai membantu acara-acara mereka. Kedua, yakni tetap bersifat humble Keterlibatan Joshua di Startup Lokal dan keaktifannya menulis buku serta blog pribadi ternyata membuahkan hasil. Ia pun berkesempatan bertemu dengan Willson Cuaca (Managing Director di perusahaan modal ventura East Ventures). Di sini Joshua mengambil dua tantangan terbarunya lagi. Singkat cerita, pertemuan dengan Wilson menjadi jembatan tersendiri. Kenal Wilson membuat Joshua dikenalkan oleh banyak orang termasuk Tech in Asia. Willson pun mengenalkan Joshua kepada tim Tech in Asia berhubung Joshua sudah menulis blog pribadi juga dengan topik yang sama. Hingga dirinya masuk ke jajaran Kakao Talk. Jika saya tidak memilih untuk masuk Tech in Asia ketika saya kuliah, saya rasa saya tidak akan ada di posisi saya sekarang. Menurut saya going early is always gonna be helpful karena time is always a luxury. Menurut saya universitas di Indonesia masih belum menyediakan pengalaman-pengalaman (di dunia kerja) seperti itu. Seringkali juga apa yang kita pelajari di universitas hanya 10-20% saja yang kita gunakan di dunia nyata, kata Joshua. Ia kemudian bertemu dan mengobrol dengan perusahaan Korea tersebut yang ternyata adalah (aplikasi pesan instan) KakaoTalk. Joshua memutuskan untuk mengambil tantangan terbaru ini dan bergabung sebagai Community Manager. Selain kuliah, ia juga sedang tidak mengerjakan apa-apa. Saya merasa belajar banyak di KakaoTalk. Namun menurut saya, saat itu KakaoTalk sudah tidak masuk dalam kategori startup karena perusahaannya sendiri sudah sangat besar di Korea dan memiliki struktur perusahaan yang matang, terangnya. Dari sini, Joshua mulai berpikir, jika memang ia harus tetap di sini, mungkin itu karena gaji, bukan karena pembelajaran lagi. Dari situ ia memutuskan untuk take a break. Okay, what should I do now? Tanya Joshua pada diri sendiri ketika ia sudah melewati beberapa bulan setelah meninggalkan KakaoTalk. Ide pertama Joshua ialah mengembangkan startup online recruitment, dan bila itu sukses, ia akan lanjut membangun Talenta untuk melengkapi produk pertama. Grace pun tertarik dan memberikan beberapa ratus juta untuk membantunya mengembangkan produknya tersebut.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU