Kampung KB Ciptakan Keluarga Berkualitas

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 12 Mar 2019 10:40 WIB

Kampung KB Ciptakan Keluarga Berkualitas

SURABAYAPAGI.com - Kampung Keluarga Bencana (KB) menjadi hebat dengan dukungan Petugas Lapangan KB (PLKB). Kampung KB ini penting sekali didukung karena merupakan program satu pintu yang dilakukan BKKBN yang tidak hanya mengatur jumlah anak yang dimiliki keluarga, tetapi juga menekankan keluarga yang berkualitas. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) secara berjenjang, melalui 10 program pokok PKK dan adanya kader PKK sebagai ujung tombak dari gerakan PKK, sangat mendukung Kampung KB yang telah dicanangkan sejak tahun 2017, kata Ketua TP PKK Provinsi Jatim, Arumi Bachsin kemarin. Menurutnya, tugas Kader PKK Jatim dalam mendukung Kampung KB terbagi menjadi tiga. Antara lain, sebagai penyuluh, penggerak, dan pencatat. Sebagai penyuluh, lanjutnya, Kader PKK Jatim menyampaikan informasi-informasi penting pada keluarga dan masyarakat mengenai kesehatan ibu dan anak. Sebagai contoh terkait pentingnya mendewasakan usia perkawinan atau menunda hamil pada usia 21-35 tahun dan manfaat ber-KB untuk mengatur kehamilan. Selain itu mengenai pentingnya gizi dan imunisasi pada Ibu hamil, kesehatan waktu hamil dan melahirkan. Sebagai penggerak, Kader PKK Jatim menggerakkan keluarga dan masyarakat agar mau memperhatikan ibu yang sedang hamil untuk keselamatan ibu dan anak yang akan dilahirkan. Caranya yaitu dengan ikut KB, mengajak Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan menjaga lingkungan. Nah peran ini ada pada Pokja IV PKK yang mengelola program kesehatan, kelestarian lingkungan hidup dan perencanaan sehat, tuturnya. Sedangkan sebagai pencatat, Kader PKK Jatim pada Kelompok Dasawisma tugasnya mendata ibu-ibu hamil yang menjadi sasarannya. Adapun tiga jenis yang didata di Kelompok Dasawisma meliputi catatan keluarga, ibu hamil, kelahiran dan kematian bayi. Selain itu juga mendata pada persoalan kematian ibu hamil saat melahirkan serta menambah data nifas jika terdapat gangguan jiwa di kelompok tersebut. "Termasuk juga mencatat data dan kegiatan warga. Untuk di Posyandu, yang dicatat antara lain KMS (Kartu Menuju Sehat), serta SIP (Sistem Informasi Posyandu)," ujarnya. Sementara itu, Ketua Dewan Pakar Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Haryono Suyono mengatakan, ada strategi terpadu yang bisa dilakukan pada program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Yaitu kepala desa harus menggunakan peta keluarga untuk memberdayakan keluarga prasejahtera. Di samping itu, kepala desa dan PLKB wajib mengajak masyarakat menggunakan posyandu/klinik desa dan MCK yang sudah dibangun. Selain itu, kepala desa dan BKKBN harus memprioritaskan keluarga prasejahtera untuk padat karya dan kegiatan BUMDes. Termasuk mengarahkan UPPKS/Posdaya dan kegiatan ekonomi kelompok dalam BUMDes. Pada kesempatan yang sama, ia juga mengharapkan agar indeks kebahagiaan harus ditingkatkan. Sebab kondisi tersebut dinilai masih rendah di bawah 70.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU