Kaper BKKBN Jatim: Masa Pandemi Animo Pelayanan Vasektomi Tinggi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 06 Des 2020 21:13 WIB

Kaper BKKBN Jatim: Masa Pandemi Animo Pelayanan Vasektomi Tinggi

i

BKKBN Jatim menggelar kegiatanbaksos pelayanan MOP atau Vasektomi dan penyerahan bantuan VTP KIT di Kodim 0823 Kabupaten Situbondo .SP/PATRIK CAHYO

SURABAYAPAGI, Surabaya - Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur menggelar kegiatan bakti sosial (baksos) pelayanan MOP (Metode Operasi Pria) atau Vasektomi dan penyerahan bantuan VTP KIT (Vasektomi Tanpa Pisau), Hazmat dan Faceshield di Kodim 0823 Kabupaten Situbondo jalan PB.Sudirman No. 30c, Patokan, Plaosan, Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo.

Dalam Kesempatan itu, Kepala DPPKB Kabupaten Situbondo, Imam Gazali menerangkan bahwa di Situbondo kepesertaan KB Pria (MOP) paling tinggi di Indonesia.

Baca Juga: PAD Situbondo Naik Selama 3 Tahun Berturut-turut

“Awalnya ada refreshing provider, semestinya diadakan minggu kemarin, tapi karena Situbondo berduka, bapak Bupati meninggal, kita koordinasi dengan BKKBN Jatim, sehingga hari ini diadakan. Kita belum siap ditinggal pak Bupati, karena pak Bupati sangat intens sekali terhadap program KB. Bahkan akhir-akhir ini kami dikasih implant 370 yang disalurkan kepada masyarakat secara gratis,” terang Imam Gazali.

“Dengan intens terhadap program KB, Bupati Situbondo mendapatkan penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK). Ada kegiatan MOP, satu juta akseptor kami terbanyak di Indonesia 259 akseptor, dan hari kontrasepsi sedunia kami dipercaya satu Minggu mendapat 250 akseptor yang dikerjakan 2 dokter selama 2 hari, dr. Imam wilayah Tengah ke Timur, dan dr. Sandy Tengah ke Barat. Dan hari ini peserta MOP 100 orang,” jelas Imam Gazali.

Terkait peserta MOP paling banyak skala nasional, Imam Gazali menerangkan ada beberapa faktor pendukung keberhasilan itu.

“Adanya Kesadaran masyarakat, dan tahun 2011 kabupaten Situbondo masuk MURI dengan peserta KB terbanyak. Dan juga berkat penyuluh kami yang sangat intens, serta kami punya calon akseptor yang sudah terdata. Dukungan ulama juga mengambil peran dalam MOP di Situbondo bisa tinggi. Disamping itu, kami wajibkan setiap saat satu penyuluh punya satu akseptor. Kita tiap minggu adakah pertemuan, KIE nya kita jalankan. Dengan upaya itu, kami sudah masuk target baik provinsi dan pusat,” pungkas Imam Gazali.

Kesempatan yang sama, Asisten II Pemkab Situbondo, Imam Darmaji menerangkan bahwa Pemkab Situbondo mendukung penuh program KB. “Melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan KB. Pemkab Situbondo mendukung program BKKBN, salah satunya adalah menggelar kegiatan MOP hari ini,” jelasnya.

Disela persiapan operasi MOP, dr. Sandy menerangkan bahwa proses MOP memakan waktu singkat. Dirinya sudah lama menangani MOP dan mendapat beberapa penghargaan.

“MOP itu operasi kecil, jadi saya pelaksana MOP udah beberapa tahun dan kita pecahkan MURI, Situbondo dua kali, Banjarmasin dan Medan. Proses MOP rata-rata 12-15 menit tergantung kondisi pasien, kita tanpa pisau tidak sampai 1 cm. Vasektomi Tanpa Pisau, kita buka pakai klaim khusus, jadi tidak perlu menjahit, cukup pakai sensoplas bisa pulang. Prosesnya kita cari vas deferent kanan dan kiri, kita potong dan kita ikat,” terang dr. Sandy.

 Sementara itu, dr. Imam Hariyanto menjelaskan bahwa selama menangani MOP tidak ada kendala. “Tidak ada kendala dalam operasi MOP. Screening sudah dijalani oleh pasien. Kita cari vas deferent dan kita ikat. Dengan harapan tidak bisa membuahi sel telur,” jelas dr. Imam.

Pasiter Kodim Situbondo, Kapten Inf. Hadi Sutjipto, menerangkan pihak Kodim mendukung program KB Nasional. “Kegiatan hari ini di Kodim, kita membantu BKKBN dan dinas KB Situbondo dalam pelaksanaan kegiatan MOP. Jadi pihak Kodim selalu mendukung kebijakan yang selalu diambil BKKBN dalam rangka kita ikut sama-sama mensukseskan program KB Nasional. Dan acara ini setiap tahun diadakan,” terang Pasiter Kodim Situbondo.

BKKBN_Jatim_(4)_1BKKBN_Jatim_(4)_1

Sementara itu, peserta MOP bernama Achmad Nurul (35) menjelaskan alasan ia ikut MOP / Vasektomi karena demi istri dan cukup mempunyai 3 anak. “Ikut MOP demi Istri, karena saya rela, saya dengar ada program MOP saya tertarik, intinya demi istri dan memang cukup 3,” ujarnya.

Di kesempatan yang sama, istri dari Achmad Nurul mensupport suaminya ikut MOP. “Mensupport sekali, soalnya dari dulu saya tidak menginginkan KB karena alasan kesehatan. Sebenarnya saya sudah mendengar MOP dari tiga empat tahun lalu, saya tawarkan MOP suami tidak mau. Takut ada efek dan lain-lain, setelah bertanya ke Penyuluh KB akhirnya beliau mau,” terangnya.

Baca Juga: BKKBN Jatim Ajak Insan Pers dan Mahasiswa Unitomo Perangi Stunting

Setelah menjalani MOP, Achamd Nurul mengatakan, “Alhamdulilah operasi hanya berjalan kira-kira 7 menit, alhamdulilah berjalan lancar. Buat jalan enak, lancar tidak terasa, ujug-ujug udah selesai dan ini diberi obat oleh Dinas.”

Peserta lainnya bernama Sarani (41) mempunyai 3 anak, menjelaskan bahwa dirinya ikut MOP karena faktor ekonomi. “Faktor ekonomi, istri tidak KB dan sudah cukup punya anak, tidak ingin punya anak lagi,” jelasnya.

Senada dengan Sarani, faktor ekonomi biaya keluarga dan mempunyai cukup banyak anak melatarbelakangi Salehadi Siswanto (51) berprofesi sebagai tukang becak ikut MOP. “Faktor ekonomi biaya banyak dan cukup anak, anak tiga,” terangnya.

Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., saat ditemui awak media menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan MOP di Situbondo adalah kegiatan Bakti Sosial (Baksos) BKKBN Jawa Timur yang ketiga di masa Pandemi.

“Hari ini rangkaian kegiatan baksos pelayanan KB khususnya Vasektomi masa pandemi, ini putaran ketiga selama pandemi. Kemarin dalam rangka hari Keluarga Nasional Situbondo meraih capaian MOP terbanyak. Termasuk hari Kontrasepsi se-Dunia, Situbondo mendapat prestasi terbaik.  Sehingga pak Dandim, Kodim Situbondo mendapatkan penghargaan terbaik dari Kodam V Brawijaya,” terang pak Teguh, panggilan akrab beliau.

“Dimasa pandemi, animo masyarakat dan keluarga terhadap pelayanan KB Vasektomi cukup tinggi, yang alternatifnya pinginnya yang Vasektomi (MOP) atau MOW (Tubektomi), MKJP khususnya. Kenapa, kalau ini kan tidak sebulan sekali ketemu bidan, dan kalau suntik 3 bulan sekali. Kalau vasektomi kan bisa selamanya, lebih efektif, lebih efisien,” terang pak Teguh.

“Di Situbondo sangat diminati masyarakat, tidak hanya masyarakatnya ingin, akan tetapi dukungan dari Pemerintah Daerah bahkan dukungan Alim Ulama terhadap Vasektomi. Ini khusus Jawa Timur, Situbondo. Karena di beberapa daerah lain keterlibatan ulama tidak sekuat di Situbondo dalam pelayanan KB khususnya  Vasektomi.

Baca Juga: Banyak Koperasi Tidak Sehat, Pemkab Situbondo Tingkatkan Pembinaan

Dalam upaya meningkatkan kepesertaan MOP di Jawa Timur di tahun 2021. Pak Teguh menjelaskan upaya-upaya BBKBN Jatim. “Pertama KIE, Edukasi kepada masyarakat pentingnya tentang MOP, bahwa KB bukan urusan perempuan. Vasektomi bukan dikebiri. Ini alat KB yang tidak mempengaruhi terhadap fungsi seksual terutama laki-laki,” terangnya.

“Kedua, Kita menyiapkan tenaga provider. Di Jawa Timur kurang lebih 161 dokter yang kita lakukan pelatihan, dan dibeberapa wilayah, tenaga provider pelayanan vasektomi tidak tersedia dengan baik, di Jawa Timur tersedia, dan ini kita lakukan refresing kembali, sehingga tiap kabupaten punya tim tersendiri,” terangnya.

Pak Teguh juga menjelaskan faktor penting tentang peserta MOP di Jawa Timur bisa merata dan meningkat, adalah tentang dukungan anggaran.

“Berbicara tentang dukungan anggaran, ini penting juga, karena vasektomi tidak didukung BPJS. Dan postur anggaran 2021 BKKBN untuk mendukung pelayanan KB khususnya MKJP kita turunkan melalui Dana Alokasi Khusus. Untuk Jawa Timur InsyaAllah akan mencukupi sesuai kebutuhan lapangan, karena peningkatannya hampir 10 kali lipat dari tahun 2020. Alhamdulilah, pemerintah memperhatikan program KB di masa Pandemi. Anggaran tidak turun tetapi mengalami kenaikan. Dan ini posturnya lebih banyak untuk masyarakat melalui Dana Alokasi Khusus baik fisik atupun non fisik,” terang beliau.

“Hari ini bakti pelayanan MOW digelar di Kabupaten Pasuruan dan besok di kota Pasuruan. Kemarin Kita baru lakukan kegiatan di Blitar dan Tulungagung. Akhir tahun anggaran kita habiskan supaya bisa bermanfaat dan bisa tercapai secara maksimal,” pungkas pak Teguh. Pat

 

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU