Kasihan Pelaku Seni Jika Pindah Profesi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 04 Sep 2020 16:02 WIB

Kasihan Pelaku Seni Jika Pindah Profesi

i

Edi Irawan mewakili Kemendikbud dalam diskusi during. SP/ Dudung

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Kasihan jika pelaku seni beralih pada kegiatan lain Karena itu, bukan dibidangnya.

Hal itu dilontarkan Edi Irawan mewakili Kemendikbud dalam diskusi during bertema 'Saatnya Bangkit Bersama' pelaku industri kreatif di Indonesia, khususnya dibidang musik dan film.

Baca Juga: Dokter Paru Mereaksi Jokowi Soal Endemi

Terkait hal itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan dan Komunitas Pewarta Hiburan Indonesia (Kophi) mengajak para pekerja seni untuk bangkit dan bergandegan tangan untuk berkarya bersama dimasa Pandemi Covid – 19.

Dampak pandemi covid -19, berdampak pada seluruh sektor industri. Termasuk pelaku seni dan penunjang seni, yang berdampak pada kerugian yang sangat besar.

Dalam diskusi yang dipandu oleh Benny Banke dan Kang Edo ini, Edi Irawan mewakili Kemdikbud mengatakan pandemi Covid-19 memaksa semua orang untuk kreatif dan mengajarkan untuk bersama bangkit kembali dalam kehidupan.

“Kasihan jika pelaku seni berpindah profesi, seperti berdagang. Itu bukan keahliannya. Karena itu, ini menjadi permasalahan musik Indonesia yang memang luar biasa besarnya. Karena itu, mari kita duduk bersama. Semoga diskusi ini bisa menemukan solusi terbaik," kata Edi Irawan dalam virtual yang digelar Direktorat Perfilman Musik dan Media Baru (PMBB) Kemendikbud RI dan Komunitas Pewarta Hiburan Indonesia (Kophi), kemarin.

Dikatakan Edi Irawan, pandemi mengajarkan semua orang berhati-hati menghadapi peringatan ini.

Baca Juga: Awas Covid-19 Varian Kraken, Tingkat Penularannya Cepat

"Karenanya, kita harus berupaya berubah, memaksa kita untuk berkolaborasi, bersama dalam bermusik. Jadi, tidk hanya segelintir saja yang menonjol tapi semuanya untuk bangkit,” jelasnya.

Promotor Harry ‘Koko’ Santoso mengaku sangat terdampak dengan kenyataan ini dan mengajak semua pekerja seni dimanapun berada untuk bersatu dalam upaya bangkit dan berkarya.

“Kita berharap pemerintah memberi kemudahan, kelonggaran bahkan harapan tempat-tempat fasiltas-fasilitas pemerintah daerah dari sabang sampai merauke sebagai contoh ada lapangan-lapangan yang dimiliki oleh Pemda, pengurus – pengurus olahraga di daerah maupun pusat memberikan tempat untuk kita tampil bermusik,” terangnya.

H. Firman Bintang pengamat dan produser Film, menyarankan agar bioskop jangan terburu-buru dibuka.

Baca Juga: PPKM Dicabut, Dinkes Kabupaten Mojokerto Tetap Siagakan Ruang Isolasi

"Kita tidak ingin terburu-buru bioskop dibuka. Kita harus patuhi pemerintah. Bioskop dibuka, tidak menjamin pengunjung datang. Dan jangan seperti di Korea, malah jadi klaster baru. Tapi, kita tetap buat persiapan," ujarnya seraya mengatakan, saat ini ketika bioskop ditutup atas nama menegakkan protokol kesehatan, cobaan produser film, memang makin besar.

“Covid 19 menjadi momen penting jangan sampai kita kehilangan semangat, sekaligus kreatifitas. Karena mata uang yang sebenarnya dalam industri ini adalah kreatifitas,” katanya.

Musisi senior Candra Darusman mengajak semua pihak, khususnya para pekerja seni untuk tetep berkarya dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. dudung

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU