Home / Pilpres 2019 : 4 Petugas KPPS di Surabaya Meninggal

Kelelahan Usai Kerja 24 Jam Lebih

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 26 Apr 2019 08:44 WIB

Kelelahan Usai Kerja 24 Jam Lebih

Hermi-Alqomar, Wartawan Surabaya Pagi Kabar duka kembali menghampiri Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2019 di Surabaya. Kali ini giliran Tomi Heru Siswantoro (47), anggota KPPS di Kelurahan Pacarkeling, meregang nyawa, Kamis (25/4/2019). Sehari sebelumnya, Sunaryo (58), Ketua KPPS di Kelurahan Kapas Madya, juga menghembuskan nafas terakhirnya. Ini menjadi duka nasional karena ada 144 petugas KPPS di berbagai daerah yang meninggal dunia akibat kelelahan mengawal pemungutan hingga penghitungan suara di Pemilu 2019. ---------- Tomi meninggal dunia di Rumah Sakit RKZ, Surabaya pada pukul 06.30 WIB, Kamis (25/4/2019). Tomi sempat dibawa ke rumah sakit ini sekitar pukul 05.00 WIB karena mengeluh menderita sesak nafas. Diagnosis pihak rumah sakit menyebut meninggalnya Tommy dipicu pembengkakan pada bagian jantung. Almarhum Tomi meninggalkan istri dan anaknya yang masih SMP, sementara almarhum Sunaryo meninggalkan istri dan seorang putra yang kini masih berkuliah di UIN Sunan Ampel Surabaya, jurusan Ekonomi Syariah. Tommy bertugas mengawal jalannya Pemilu 2019 di tempat pemungutan suara (TPS) 19 Kerlurahan Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari, yang tak jauh dari rumahnya. Istri almarhum, Maria Magdalena Lastri, menyebut sang suami bekerja hingga 24 jam. "Sejak Rabu (17/4) bapak mulai pukul 06.30 WIB sampai 06.30 besoknya, Kamis (18/4), itu baru pulang, jadi 24 jam," cerita Maria di rumah duka. Pada Rabu (17/4) malam, Maria mengaku telah menyiapkan makanan jika suaminya pulang. Namun Tommy diketahui tak pulang ke rumah karena masih bertugas. "Malam tak belikan nasi tak pikir sudah pulang. Tapi pas besok pagi kok nasinya masih ada, ternyata belum pulang," ucapnya. Maria mengatakan suaminya sempat mengeluh nafasnya sesak. Namun ia juga tak mau diajak ke dokter. Suaminya berusaha meyakinkan dirinya bahwa hanya sakit biasa. Namun benak Maria terus merasa khawatir dengan kondisi Tommy. Sejak Senin (22/4), kondisi Tommy tak kunjung membaik. Maria membawa suaminya untuk ke klinik di sekitar rumah. Hasilnya, dokter hanya memberikan obat-obatan saja, sembari menunggu hasil laboratorium. Kemudian pada Kamis (25/4) dini hari, Maria mengaku tiba-tiba dibangunkan oleh Tommy, yang kembali mengeluhkan sesak nafas. Maria lalu membawa Tommy ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit RKZ Surabaya. Hasil pemeriksaan dan diagnosis dokter, Maria mengatakan jantung Tommy mengalami pembengkakan. Hingga akhirnya suaminya menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya. Korban ke-4 di Surabaya Mendiang Tommy dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karanggayam Teratai, Surabaya. Tommy diketahui merupakan petugas ketiga di Surabaya yang meninggal dunia. Sebelumnya di kecamatan sama (Tambaksari), Sunaryo Ketua KPPS di TPS 13 Kelurahan Kapas Madya Baru juga meninggal dunia pada Rabu (24/4/2019) setelah bertugas selama 27 jam di TPS hingga mengantar kotak suara ke kelurahan. Begitu juga dengan Badrul Munir, petugas KPPS di TPS 19 Kedung Baruk, juga mengalami nasib sama. Namun menurut Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya, Nur Syamsi, Tommy merupakan korban ke-4 yang meninggal dunia saat menjalankan tugas pada Pemilu 2019. Petugas KPPS yang meninggal lainnya adalah Hariono yang bertugas di TPS 45, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo. Almarhum merupakan petugas KPPS bagian ketertiban di TPS 45. "Sampai saat ini sudah ada empat petugas KPPS yang meninggal dunia," ujar Ketua KPU Surabaya Nur Syamsi, Kamis (25/4) kemarin. Menurut keterangan istri almarhum Hariono, Mukholifah, suaminya mengalami kelelahan saat bertugas menjaga TPS 45 sampai dengan Kamis (18/4) pukul 08.00 WIB. Setelah pulang ke rumah, Hariono mengeluhkan kepada istrinya seluruh badannya terasa capek karena tidak duduk atau istirahat selama berjam-jam di TPS. Setelah itu, lanjut Nur Syamsi, almarhum yang merasa kelelahan seketika tidur di rumah hingga malam hari. Keesokan harinya almarhum badannya terasa sakit, oleh keluarga kemudian di bawa ke dokter praktik. "Pada Minggu hingga Senin, kondisi almarhum terus drop dan akhirnya pada Senin (22/4) pukul 14. 30 WIB almarhum meninggal dunia di rumah. Almarhum meninggalkan satu orang istri dan dua orang anak," jelasnya. "Selain meninggal, ada 17 petugas KPPS yang sakit karena kelelahan dirawat di rumah sakit maupun puskesmas. Tapi sebagian sudah banyak yang pulang," ujarnya. n Ajukan Santunan Sementara itu, Ketua KPU Jatim Choirul Anam mengatakan hingga saat ini di Jawa Timur, total ada 26 petugas KPPS yang meninggal dunia saat melangsungkan tugas, sedangkan ada sekitar 50 petugas KPPS yang harus di rawat di sejumlah rumah sakit daerah. Menurut dia, saat ini pihaknya juga tengah berupaya mengajukan ke KPU RI untuk pemberian santunan kepada keluarga para petugas KPPS yang gugur saat menjalankan tugas dalam pelaksanaan pemilu 2019. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU