Home / Peristiwa Nusantara : Massa Berbaju Serba Hitam yang Berulah saat May Da

Kelompok Anarko Sindikalisme Ditangkap

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 03 Mei 2019 11:00 WIB

Kelompok Anarko Sindikalisme Ditangkap

Hermi, Hendarwanto, Firman Rachman, Jaka Sutrisna, Tim Wartawan Surabaya Pagi Sekelompok orang berpakaian serba hitam yang bikin ulah saat peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di beberapa kota, termasuk Surabaya, akhirnya terkuak. Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyebut mereka itu kelompok berpaham Anarcho Syndicalism (Anarko Sindikalisme). Ini merupakan fenomena internasional. Polri sendiri telah menangkap ratusan anggota kelompok Anarko, lima diantaranya di Surabaya. Selebihnya di Bandung, Jakarta dan kota besar lainnya. ----- Kapolri Jenderal Tito Karnavian memerintahkan anggotanya untuk memetakan kelompok Anarko Sindikalisme ini. "Saya sudah perintahkan untuk lakukan pemetaan kelompoknya dan kita akan lakukan penindakan pada mereka," kata Tito di Ruang Rapat Utama, Mabes Polri, Jakarta, Kamis (2/5/2019). Menurut dia, kelompok tersebut merupakan sebuah fenomena internasional, bukan lokal. Tito mengatakan, terdapat doktrin yang berasal dari luar negeri perihal pekerja. Misalnya, doktrin itu mengatakan bahwa pekerja jangan dikekang aturan. Hal tersebut, kata Tito, sudah lama berkembang di negara seperti Rusia, Amerika Selatan, dan Eropa. Namun, kelompok itu baru terlihat bermunculan di Indonesia beberapa tahun lalu. "Kita lihat mereka tahun-tahun yang lalu ada di Yogyakarta, ada di Bandung, sekarang sudah ada di Surabaya, ada di Jakarta, dan mereka sayangnya melakukan aksi kekerasan vandalisme, corat-coret simbol A, ada yang merusak pagar jalan," papar Tito. Dalang dan Motif Anarko Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal menambahkan Polri telah mengamankan ratusan anggota kelompok anarko sindikalisme di sejumlah kota besar di Indonesia. 150 diantaranya diamankan kepolisian di Bandung. Sementara, puluhan lainnya ditangkap di Surabaya dan Jakarta. "Tentang anarko ada lebih kurang 150 di kota bandung kita amankan, beberapa puluh di Surabaya dan Jakarta," ujar Iqbal. Ia mengatakan pihaknya akan menyelidiki siapa sebenarnya yang menjadi dalang serta motif dan konsep dari kelompok tersebut. Kepolisian, kata dia, juga akan menyelidiki apakah kelompok tersebut melakukan pelanggaran pidana atau tidak. Apalagi saat mengamankan mereka, Polri menyita sejumlah botol minuman keras dan senjata tajam. "Prinsipnya kalau ada bukti melakukan perbuatan di luar hukum, kami akan proses secara tegas agar ada efek deterent," tandas mantan Kapolrestabes Surabaya ini. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta aparat kepolisian untuk mencari otak yang menggerakkan massa berbaju hitam. "Kita akan dalami siapa yang melatarbelakangi," ujar Moeldoko. Moeldoko mengaku telah menyampaikan ha tersebut kepada kepala Badan Reserse Kriminal (Kabereskrim) Komjen Idham Azis. Ia meminta agar segera mendalami motif di balik kehadiran massa berbaju hitam itu. "Saya tadi sudah sampaikan kepada Bapak Kaberskrim untuk segera didalami, ada apa ini." katanya. Penangkapan di Surabaya Sementara itu, informasi yang dihimpun Surabaya Pagi dari internal kepolisian menyebut jika dua orang yang sempat diamankan dalam peringatan Mayday di seputar Grahadi Surabaya itu bukanlah kelompok Anarcho Syndicalsm yang disebut-sebut oleh Kapolri Jendral Tito Karnavian. Dua orang yang diamankan itu adalah kelompok dari Front Mahasiswa Nasional berinisial AB (22) warga Cirebon yang tercatat sebagai Mahasiswa semester VIII Teknik Kelautan ITS dan RPL (21) warga Gunung Anyar Surabaya yang juga tercatat sebagai mahasiswa semester VI jurusan Elektro ITS Surabaya. Keduanya sempat diamankan oleh kepolisian lantaran mencoba memprovokasi dan menyusup dalam peringatan hari buruh di Grahadi, Rabu (1/5) siang. Namun Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengungkapkan, pihaknya mengintruksikan penangkapan terhadap kelima orang yang diduga kelompok Anarko tersebut. Menurutnya, ada beberapa pertimbangan menangkap meraka. Pertama, kelompok massa Anarko yang mengenakan atribut pakaian dominan berwarna hitam itu, diketahui tak mengantongi izin pemberitahuan kegiatan. "Mengamankan mereka karena 1 mereka mereka tidak melampirkan surat tanda pemberitahuan untuk melakukan," jelas Barung. Kedua, kelompok tersebut cenderung akan berbuat anarkis. "Mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang cenderung sama dengan di daerah lain yang memiliki kecenderungan anarkis," lanjutnya. Meski begitu, lanjut Barung, kelima orang tersebut sudah dipulangkan. Kata Barung, polisi hanya menginterogasi dua orang saja. Keduanya merupakan Ketua dan koordinator aksi. Sementara tiga lainnya diketahui merupakan anggota yang hanya ikut-ikutan. Barung menambahkan dua orang yang diperiksa ini diperbolehkan pulang sekitar pukul 20.00 WIB. Keduanya yakni Arief Budiman dan Rizky Pratama Lianto Putra. "Kita perbolehkan pulang mereka dengan wajib lapor. Dari lima, dua yang kita identifikasi, tiga ikut-ikutan," kata Barung. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU