Keteledoran dari Penyenggaraan JFC Diakui Wabup Jember

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 07 Agu 2019 16:41 WIB

Keteledoran dari Penyenggaraan JFC Diakui Wabup Jember

SURABAYAPAGI.com, Jember - Aliansi Santri Jember (ASJ) tetap melakukan aksi demo di depan halaman Pemerintah Kabupaten Jember meski Forkopimda, Tokoh Agama dan Ulama sudah menggelar pertemuan pada Selasa sore (6/8/2019) untuk menyikapi event Jember Fashion Carnival (JFC) ke 18 yang terkesan mengumbar aurat. Aksi yang diikuti puluhan santri yang berasal dari berbagai pondok di Jember. Para peserta aksi menilai, event JFC yang mendatangkan artis ibu kota pada Minggu lalu, dinilai tidak mencerminkan masyarakat Jember yang bertradisikan pesantren, terlebih dalam kostum yang dikenakan oleh Cinta Laura ditampilkan di depan publik, dimana banyak anak-anak dan tokoh yang hadir. Dalam Aksi demo puluhan santri ini mendapat pengawalan 200 polisi dari Polres Jember, dalam aksinya selain memampang satu banner dan beberapa poster yang berisi hujatan terkait event JFC, puluhan santri juga meminta kepada pemerintah kabupaten Jember untuk meminta maaf kepada masyarakat khususnya kepada masyarakat Jember. Rabu (7/8/2019) Wakil Bupati Jember Drs. KH. Abdul Muqit Arief, yang menemui peserta aksi menyampaikan, bahwa apa yang disuarakan oleh para santri yang tergabung dalam ASJ, sejatinya sudah dibahas oleh seluruh komponen Forkopimda, Ulama dan beberapa budayawan, dimana event JFC beberapa waktu yang lalu memang diluar dugaan. Artis yang datang ke Jember untuk menyemarakkan JFC kemarin kehadirannya begitu spontan, dimana kehadirannya untuk menghormati almarhum (Dynand Fariz,red), sehingga pihak penyelenggara tidak sempat melakukan brefing dan arahan-arahan, dan ini sudah dirasakan oleh pihak managemen ketika artis tersebut mengenakan kostum yang viral itu, ungkap Wabup dihadapan peserta aksi. Oleh karenanya, usai event JFC, Forpimda dan beberapa ulama serta managemen JFC siap mengakomodir masukan-masukan dan meminta maaf kepada masyarakat Jember khusunya. Ini memang keteledoran dan kami mewakili pemerintah kabupaten Jember meminta maaf, dan kedepan, tidak hanya JFC tapi kegiatan-kegiatan lainnya seperti Tajem maupun kegiatan lain akan dilakukan koreksi, tandasnya. Sementara itu Ahmad Taufiq salah satu peserta aksi demo dari Tanggul mengatakan, Event JFC dengan mengumbar aurat telah melukai hati para pejuang Jember yang berlatar belakang Pesantren seperti KH. Ahmad Shidiq, KH. Khotib Umar dan segenap tokoh yang telah berjuang dengan susah payah mencitrakan Jember sebagai kota religius. "Dalam demo ini, ada 5 tuntutan yang disuarakan oleh peserta aksi yang tergabung dalam ASJ, diantaranya, Penyelenggara JFC dan Bupati Jember harus meminta maaf kepada masyarakat dan komunitas pesantren," tuturnya. Taufiq mengatakan, Bupati harus bertanggung jawab atas keteledoran penyelenggara JFC, serta JFC tahun depan harus menonjolkan budaya lokal Jember dengan tidak mengexplore budaya luar. "Jika tuntutan-tuntutan ini tidak dipenuhi, ASJ akan kembali melakukan aksi turun jalan dengan membawa massa yang lebih besar lagi," pungkasnya.(Koes).

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU