Khofifah-Emil, Cetak Sejarah

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 14 Feb 2019 10:24 WIB

Khofifah-Emil, Cetak Sejarah

SURABAYAPAGI.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elistianto Dardak sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Rabu (13/2/2019). Perjalanan Khofifah-Emil menuju Grahadi terbilang cukup berliku. Terutama Khofifah yang sempat gagal di Pilgub Jatim 2018 dan 2013. Sedang Emil harus mendapat kritik pedas dan dipecat dari PDIP, lantaran mendampingi mantan Menteri Sosial itu di Pilgub. Kini, Khofifah mencatatkan sejarah sebagai Gubernur perempuan Jawa Timur pertama. Sedang Emil yang genap berusia 35 tahun menjadi Wagub termuda. Ini disbanding Wagub terpilih di Pilkada Serentak 2018, seperti Chusnunia Chalim dari Provinsi Lampung yang berusia 37 tahun, Andi Sudirman Sulaiman dari Sulawesi Selatan dan Taj Yasin dari Jawa Tengah yang masing-masing berusia 36 tahun. ---- "Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban saya sebagai gubernur, sebagai sebagai wakil gubernur dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh UUD Negara RI tahun 1945 dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada masyarakat nusa dan bangsa," kata Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak mengucapkan sumpah jabatan yang dibacakan oleh Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, Rabu (13/2) sore. Pelantikan itu juga dihadiri oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ibu Mufidah Kalla, para menteri Kabinet Kerja, para kepala lembaga tinggi negara, sejumlah ketua partai politik dan juga Gubernur Jawa Timur 2014-2019 Soekarwo serta sejumlah pejabat negara dan daerah lainnya. Sebelum dilantik, Khofifah dan Emil menerima salinan surat keputusan presiden dan arak-arakan bersama dengan Presiden dan Wakil Presiden dari Istana Merdeka menuju Istana Negara. Pelantikan Khofifah dan Emil tersebut berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 2/P tahun 2019 tertanggal 8 Januari 2019. KPU Jawa Timur Eko Sasmito pada Juli 2018 menyampaikan bahwa Khofifah-Emil terpilih sebagai pemenang usai memperoleh 10.465.218 suara atau 53,55 persen. Sementara rivalnya, Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno memperoleh 9.076.014 suara atau 46,5 persen, sehingga selisih suaranya sekitar satu juta suara atau hampir 7 persen. Dalam Pilkada Jatim 2018, pasangan Khofifah-Emil diusung oleh Partai Demokrat, Golkar, Hanura, PPP, PAN dan Nasdem sementara Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno diusung oleh PDIP, PKB, PKS dan Gerindra. Sebelumnya, Khofifah menjabat Menteri Sosial sejak 27 Oktober 2014-17 Januari 2018. Ia juga adalah Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan pada 1999-2001. Pada tanggal 17 Januari 2018, Khofifah mengundurkan diri dari jabatan Menteri Sosial karena mengikuti Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2018. Dikenal Aktivis Wanita kelahiran Surabaya, 19 Mei 1965 ini juga dikenal aktif berorganisasi. Sempat menjadi Ketua Osis semasa SMA, Khofifah pernah mengemban amanah sebagai Ketua Umum Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Di masa kuliah, Khofifah pun menjadi Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Surabaya di tahun 1986. Sejak kuliah, Khofifah juga dikenal sebagai aktivis yang kritis. Sejak muda, Khofifah telah mengawali karier politiknya. Tepat di usia 27 tahun, Khofifah menjadi anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Di pemilu berikutnya, Khofifah pun berhasil mendapat kepercayaan lagi dari rakyat. Sementara di era reformasi, Khofifah menyeberang ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Karier politik Khofifah pun semakin moncer. Usai menjadi anggota dewan dari PKB, pada 1999, Khofifah diangkat Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan. Khofifah pun mengemban tugasnya selama dua tahun. Sayangnya, usai lengsernya Gus Dur, Khofifah tak masuk lagi dalam susunan menteri Presiden Megawati Soekarnoputri. Meski begitu, Khofifah tetap aktif berorganisasi. Bahkan, ia dipercaya sebagai Ketua Umum Muslimat, organisasi sayap perempuan Nahdlatul Ulama (NU). Jejak Emil Sedangkan Emil Dardak menjabat Bupati Trenggalek, sebelum menjabat Wakil Gubernur Jawa Timur. Jabatan Emil di Trenggalek belum tuntas, ia resmi menjabat sejak 17 Februari 2016. Selanjutnya, jabatan bupati diteruskan wakilnya, Mochamad Nur Arifin, yang kader PDIP. Di luar politik, pria kelahiran Jakarta, 20 Mei 1984 ini Emil dikenal sebagai seorang professional. Ia pernah menduduki posisi strategis di BUMN. Yakni, sebagai Chief Business Development and Communication-Executive Vice President di PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia. Selain itu, Emil Dardak pernah pula menjadi konsultan Bank Dunia dan Media Analysis Consultan di Ogilvy. Saat itu, Emil Dardak magang sebagai konsultan Bank Dunia pada usia 17 tahun. Pada usia tersebut, Emil Dardak sudah memperoleh gelar diploma dari Melbourne Institute of Business and Technology. Emil Dardak memang memilih mengenyam pendidikan di luar negeri. Suami Arumi Bachsin ini lulus S1 dari Universitas New South Wales, Australia. Kemudian melanjutkan studi S2 dan S3 di Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang. Di balik sosok Emil Dardak, ternyata ia keturunan dari keluarga terpandang. Sosok Emil Dardak merupakan putra dari Hermanto Dardak. Ia merupakan insinyur sipil ternama di tanah air. Hermanto Dardak sempat duduk di kursi wakil Menteri Pekerjaan Umum pada 2010-2014. Selain itu, Hermanto Dardak pun sempat menjadi ketua umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Hermanto Dardak merupakan putra dari seorang ulama, Nahdlatul Ulama, H Mochamad Dardak. Sedang ibunda Emil, Sri Widayati ini merupakan keturunan dari seorang jenderal, Letjen Anumerta Wiloejo Poespojudo. Ekspektasi Tinggi Melihat rekam jejak itu, Wakil Sekjen PPP Ahmad Baidowi berharap Khofifah-Emil dapat menciptakan program yang dapat memajukan Jatim. Ia juga berharap, pembangunan di wilayah Jawa Timur terus digenjot, seperti membuat jalan lintas selatan (JLS). "Konektivitas antar wilayah sangat penting. Selain itu, inovasi dari daerah-daerah harus digenjot. Misalnya, seperti Banyuwangi yang mengedepankan eco tourisme harus didukung. Apalagi, di kabupaten paling ujung tersebut sudah ada bandara internasional yang menjadi andalan untuk mobilitas," ujar Awiek, sapaan akrabnya. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU