KIP Optimis Amankan Suara Pemilih Wanita

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 14 Jan 2018 23:25 WIB

KIP Optimis Amankan Suara Pemilih Wanita

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, optimis mampu meraup mayoritas suara perempuan dalam Pilgub Jatim 2018. Optimisme tersebut, berdasarkan pengalaman dirinya sebagai ketua PP Muslimat Nahdlatul Ulama. Muslimat NU memang merupakan organisasi perempuan terbesar di Indonesia. Organisasi ini pun memiliki basis yang sangat kuat di Jawa Timur. "Berdasarkan itu saya mampu memahami berbagai permasalahan, kepentingan, keinginan dan harapan kaum perempuan," ujar Khofifah. Wanita yang masih menjabat sebagai Menteri Sosial tersebut juga menambahkan bahwa pengalamannya sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan di era Presiden KH Abdurahman Wahid juga menjadi alasan. "Saat menjabat sebagai menteri sosial pada Kabinet Kerja, saya pun terus bersinggungan dengan berbagai persoalan perempuan dan anak," jelasnya. "Pengalaman ini yang menjadikan saya sangat sensitif gender. Bagi saya, perempuan adalah ibu bangsa, sehingga selayaknya kaum perempuan masuk dan berperan di semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara," tambah Khofifah. Lebih lanjut, wanita yang sudah dua kali maju pada Pilgub Jatim itu juga menegaskan bahwa lebih dari 50 persen pemilih di Jawa Timur merupakan kaum perempuan. "Dari data yang dirilis KPU, jumlah DPT di Jawa Timur berjumlah 30.963.078 pemilih yang tersebar di 38 Kabupaten/Kota se Jawa Timur. Adapun jumlah pemilih perempuan sebanyak kurang lebih 15,5 juta," pungkasnya. Dimintai pendapat, pakar komunikasi politik asal Universitas Trunojoyo Madura Imam Sofyan memang menghimbau agar para tokoh yang hendak berkontestasi pada Pilgub Jatim 2018 perlu untuk merangkul kalangan emak-emak serta wanita. Pasalnya, kalangan tersebut bersama dengan generasi milenial menjadi faktor signifikan untuk meraih kemenangan. "Melihat kondisi sosial yang ada di tengah-tengah masyarakat kita, tentunya dapat dengan mudah ditarik kesimpulan bahwa emak-emak serta para wanita lainnya dengan kelompok-kelompok sosial mereka bisa menjadi salah satu penentu pilihan bagi publik. Para wanita ini lebih mudah terikat secara emosional antara yang satu dengan lainnya, ketika sahabatnya sudah memilih salah satu tokoh dan menurut yang lain alasan memilihnya juga cocok untuk mereka maka bisa dipastikan yang lainnya itu akan turut memilih tokoh tersebut," jelas Imam. "Analoginya nggak kalah jauh sama sekelompok sahabat wanita bakal memakai make up dari brand yang sama. Begitu juga sebaliknya, kalau satu brand sudah dibenci oleh yang satu, maka akan dibenci juga oleh yang lainnya," lanjut Pria yang juga Peneliti Senior Surabaya Survey Centre(SSC) tersebut. Imam menjelaskan, pola pendekatan yang harus digunakan untuk merangkul kalangan emak-emak dan para wanita tersebut juga harus beragam. "Nggak bisa dipukul rata. Harus dilihat berdasarkan status ekonomi sosial mereka. Yang kelas A dan B, butuh kerja keras. Karena mereka juga mengandalkan logika. Untuk yang kelas C dan D, cukup dengan mengandalkan popularitas saja," pungkasnya. ifw

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU