Kondisi Bocah Terkena Bom Terus Membaik

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 13 Jul 2018 14:48 WIB

Kondisi Bocah Terkena Bom Terus Membaik

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Dokter dan perawat terus melakukan pemeriksaan dan hasilnya boleh dibilang terus mengalami perbaikan. Dimana sebelumnya di media sosial sempat tersebar foto suster yang sedang memeluk anak pemilik bom Pasuruan. Anak tersebut memang sedang menjalani perawatan di RS Bhayangkara Surabaya pasca menjadi korban dari bom rakitan ayahnya sendiri. Saat ini, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan kondisi balita tersebut sudah membaik. "Kita lihat bahwa kondisi terakhir dari pada anak itu dalam keadaan membaik dalam artian signifikan," ujar Barung, Jumat (13/7/2018). Tak hanya dari lukanya, Barung menambahkan, kondisi balita tersebut sudah cukup signifikan dari segi psikis. "Signifikan dalam rangka pemulihannya baik secara fisik maupun psikis," imbuhnya. Barung mengatakan Polda Jatim dan RS Bhayangkara selama ini telah memiliki pengalaman dalam merawat anak-anak korban orang tuanya yang menjadi teroris. Untuk itu, dalam merawat anak Abdullah atau Anwardi yang saat ini masih menjadi buron, pihaknya juga berfokus pada penyembuhan. "Polda Jawa Timur dan Rumah Sakit Bhayangkara sudah melakukan berbagai pengalaman terhadap ini semua. Dan sudah kita lakukan healing dengan dibantu berbagai pihak," lanjut Barung. Diketahui kini kondisi balita tersebut sudah mulai tenang, dan tidak selalu menangis seperti saat pertama masuk rumah sakit. Luka bakar pada wajah hingga luka di tangan dan kaki juga diketahui sudah mengering. "Sehingga perlahan-lahan, kondisi anak itu sudah mulai stabil dan luka-lukanya juga sudah mulai mengering," ujar Barung. Namun, Barung sangat menyayangkan beredarnya foto anak tersebut di media sosial. Pihaknya akan mengusut tuntas siapa yang mengunggah foto tersebut. Karena hal ini tentu melanggar UU ITE, kode etik penyiaran hingga UU anak. "Tetapi yang disayangkan memang ada pihak tertentu yang memanfaatkan ini untuk kepentingan tertentu, dengan melakukan upload di media sosial. Sehingga memang harus kita usut siapa yang melakukan upload dan siapa yang pertama kali melakukannya (menyebarkan) di media-media. Ini pertama kali di media sosial dan kemudian menyebar," pungkasnya. nt

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU