Korut Ingin Korsel-AS Hentikan Latihan Militer

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 17 Jan 2018 00:55 WIB

Korut Ingin Korsel-AS Hentikan Latihan Militer

Sebelumnya pada 4 Januari lalu, Korea Selatan ( Korsel) dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk menunda latihan militer bernama Foal Eagle. Penundaan itu disebabkan Korsel tengah bersiap menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, 9-25 Februari mendatang. PYONGYANG, Korea Utara ( Korut) menginginkan agar Korsel dan AS menghentikan latihan militer gabungan. Melalui media propagandanya, penghentian latihan tersebut merupakan cara satu-satunya untuk menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea. Foal Eagle merupakan latihan gabungan yang digalang Korsel dan AS setiap tahun. Biasanya mengambil jadwal di Maret. Latihan tersebut fokus kepada pemeliharaan stabilitas kawasan, pengamanan obyek vital, operasi khusus, operasi amfibi, pertempuran udara, hingga kontra-terorisme. Dimulai dengan nama Team Spirit pada 1976 hingga 1993. Selama 1994-1996, latihan kedua negara tidak diadakan. Hal itu merupakan bagian dari program diplomasi agar Republik Demokratik Rakyat Korea (nama resmi Korut) bersedia melakukan denuklirisasi. Selain Foal Eagle, Korsel dan AS juga menggelar latihan khusus jika Korut menunjukkan peningkatan aktivitas uji coba nuklir. Seperti yang terjadi pasca-peluncuran rudal balistik antar-benua (ICBM) bernama Hwasong-15 pada 29 November 2017. Korsel dan AS menanggapinya dengan melakukan latihan dengan sandi "Vigilant Ace" 4-8 Desember 2017. Dalam latihan tersebut, AS mengerahkan 230 jet tempurnya, termasuk 24 pesawat siluman antara lain enam F-22 Raptor, dan 18 F-35 Lightning II. Majalah Uriminjokkiri dalam tajuk utamanya, seperti dikutip Yonhap berkata, Pemimpin Korut, Kim Jong Un, telah bersedia membuka ruang dialog dengan Korsel. Keseriusan itu dilakukan dengan memulihkan saluran komunikasi dengan Korsel, dan inisiatif mengirim delegasi ke Olimpiade Musim Dingin. "Jika dialog antar-Korea ini ingin berlanjut ke arah yang lebih serius, Selatan harus menghentikan Foal Eagle dan Key Resolve dengan AS. Bukan sekadar menundanya," tegas Uriminjokkiri. Sementara majalah Tongil Sinbo memberitakan, sebuah langkah tegas harus dilakukan Korsel jika menginginkan perdamaian di Semenanjung Korea. 03

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU