Kurun Dua Bulan 10 Ekor Penyu Mati Misterius, Penyebab masih Belum Diketahu

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 06 Des 2019 10:39 WIB

Kurun Dua Bulan 10 Ekor Penyu Mati Misterius, Penyebab masih Belum Diketahu

SURABAYAPAGI.COM, -Satu lagi seekor penyu ditemukan mati oleh warga di sekitar pantai dekat pelabuhan pulau Baai, Lentera Merah, kota Bengkulu, Kamis (5/12). Dengan begitu, total biota laut yang ditemukan mati dengan kondisi misterius menjadi genap 10 ekor. Bangkai penyu ditemukan oleh sejumlah warga yang tengah memancing pada sore sekitar pukul 16.00 WIB. Disebutkan warga menemukan bangkai penyu tepat di sela-sela batu tepi pantai, namun tidak diketahui secara pasti apa penyebabnya. "Sore kemarin, Kamis (5/12/2019) kami temukan penyu sudah membusuk dengan kepala sudah membusuk, lokasinya di Lentera Merah," kata Arif, salah seorang pemancing yang menemukan penyu kesepuluh dalam kondisi mati. Olan Sahayu, juru Kampanye Energi Bersih, Kanopi Bengkulu, mencatat terdapat 10 ekor penyu mati secara misterius dalam beberapa bulan terakhir di kawasan Pantai Teluk Sepang. "10 ekor penyu mati dalam jangka waktu dua bulan," kata Olan. "Pada 10 November 2019 ditemukan dua ekor penyu dan ratusan ikan mati. Ada pula ikan yang mati di lokasi yang sama, mulai dari lida-lida, sarden, cumi-cumi, dan belanak. Ikan tersebut ditemukan sekitar 30 meter dari saluran pembuangan limbah air bahang PLTU, Teluk Sepang," kata Olan Sahayu. Penemuan biota laut mati masih terus berlanjut. Pada 20 November 2019, sejumlah warga mengumpulkan ratusan ikan mati dan terdampar di tepi Pantai Teluk Sepang, berjarak 50 hingga 100 meter dari mulut saluran limbah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara Teluk Sepang. Lalu kasus terbaru pada 04 Desember 2019, petugas BKSDA menemukan dan mengangkut empat ekor penyu mati di wilayah yang sama, tidak jauh dari saluran pembuangan limbah bahang PLTU batu bara. Penyu mati tersebut berada sekitar 100 meter dari saluran pembuangan limbah air bahang PLTU batu bara Teluk Sepang. Hingga kini, belum diketahui penyebab pasti kematian penyu dan ikan ini. Meski rombongan tim DLHK Provinsi Bengkulu sudah turun ke lapangan dan mengukur suhu dan pH air limbah bahang, namun tidak ada jawaban pasti penyebab kematian biota laut ini. Sementara itu, Health, Safety, and Environment (HSE) Engineer PT Tenaga Listrik Bengkulu, Zulhelmi Burhan menyatakan, kematian sejumlah penyu dan ikan tersebut bukan akibat aktivitas PLTU. "Saluran pembuangan air tidak mengandung zat berbahaya dan mematikan. Kalau mematikan, tidak mungkin ikan-ikan kecil hidup di area pembuangan air bahang," kata Zulhelmi, Jumat (6/12/2019). Ia mengatakan, pihaknya tidak bisa berkomentar lebih banyak terkait matinya sejumlah penyu dan ikan di area PLTU. Pihaknya masih menunggu hasil laboratorium yang dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu. "Untuk saat ini kita tunggu saja hasil lab dari BKSDA Provinsi Bengkulu, tapi kami yakin itu bukan disebabkan oleh PLTU," tutupnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU