Martalinda: Ongkang-Ongkang Duit Wis Metu Dewe

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 05 Sep 2020 10:40 WIB

Martalinda: Ongkang-Ongkang Duit Wis Metu Dewe

i

Martalinda, wanita Cantik dibalik Cokelat Klasik

SURABAYAPAGI.com, Malang – Sebuah pepatah jawa yang menjadikan Martalinda Basuki menjadi termotivasi untuk menjalankan sebuah usaha. Marta yang diwarisi jiwa wirausaha ini telah terlatih berdagang sejak kecil.

Diceritakannya, bahwa dirinya sejak SD telah mencoba menjualkan makanan bekalnya yang waktu itu ia minta dilebihkan. dan hal itupun berlanjut hingga ia SMP dan SMA. Bedanya jika SMA dia mebuka usaha jasa madding atau majalah dinding yang ia jual seharga Rp.2500.

Berkat ketelatenan itu, kini ia menjadi seorang wirausaha sukses di Indonesia. Kesuksesan ini ia dapat dari bisnis kafe di Kampung Inggris Pare, Kabupaten Kediri. Sederhana hanya usaha kafe buat tempat nongkrong. Ia menawarkan kuliner khas Malang. Menjual berbagai macam minuman dan makanan. Alasan kenapa berbisnis kuliner, gadis cantik kelahiran Jayapura ini lanjutkan bahwa Malang surganya kuliner.

Terdengar sederhana tetapi manjur memberi semangat. Kafe tersebut dinamai Kafe Klasik. Modal uangnya lumayan besar yakni Rp.95 juta. Nekat, Lala mendapat modal tersebut lewat menjual hp, laptop, ditambah juga pinjam ke sana- sini. Bisnis pertama digelutinya "gagal total". Ditambah lagi orang tua yang tidak setuju bisnisnya.

Ia sempat putus asa namun berusaha bangkit. Dia mulai menghitung ulang kenapa gagal. Kesimpulan Lala terdapat kesalahan konsep. Kesalahan tersebut terdapat pada pengambilan siklus ramai di Kampung Inggris. Ketika itu, ketika kampus di Malang efektif, kampung justru sepi. Sementara kalau libur kebalikannya malah ramai.

Tidak menyerah begitu saja, ia mencoba peruntungan mengikuti kompetisi bisnis dan berhasil mendapatkan pendanaan yang ia jadikan modal untuk berbisnis kembali.

Alumni Universitas Brawijiaya ini lantas membuka gerobak pertamanya. Di 6 November 2012, booth yang pertama didirikan dengan nama Coklat Klasik di Jalan MT Haryono. Agar menarik perhatian para pembeli ia tidak lupa memasang lampu kelap- kelip warna merah. Strategi marketing murah mudah tetapi mengena mata.

Hari ke hari bisnis coklat tersebut terus berkembang. Bahkan alumni Administrasi Publik FIA UB ini sampai kwalahan. Banyak orang meminta menjadi mitra. Ia diminta agar membuka waralaba bagi mereka. Ketika itu ia masih percaya diri mengerjakan semua sendiri.

Akhirnya usaha yang ia rintis tumbuh pesat mencapai 120 rombong. Ini tersebar di 24 Kota/Kabupaten. Totalnya ada 250.000 cup terjual tiap bulan. Bertambah banyak karena Marta makin fokus berwaralaba. Bahkan berhasil membuat pabrik dan berkantor di Kota Malang. Usahnya total mempekerjakan 178 orang. Dia telah menjadi jutawan dari usaha sendiri.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU