Mau Menikah, Teknisi PLN Ditemukan Tewas Gantung Diri di Kamar Kos

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 25 Jul 2018 11:25 WIB

Mau Menikah, Teknisi PLN Ditemukan Tewas Gantung Diri di Kamar Kos

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Warga Ploso Timur III A Surabaya dikejutkan dengan penemuan jenazah yang gantung diri di sebuah rumah kos bernomor 51D, Rabu, (25/7) pagi. Korban yang diketahui bernama Angga Riski Pratama itu ditemukan pertama kali oleh ayah korban dan warga saat mengintip dalam kamar korban melalui ventilasi. Pemuda 24 tahun asal Ds. Bagelenan RT 001 RW 002, Kec. Srengat, Kab. Blitar, itu juga merupakan karyawan teknisi Perusahaan Listrik Negara yang berkantor di rayon Ploso Surabaya. Salah satu teman korban bernama Arif menyebut jika ia mendapat informasi tewasnya korban sekitar pukul 07.30 WIB saat masuk kantor. "Sekitar pukul 07.30 Wib, kami semua mendapat kabar kalau teman saya (korban) ditemukan meninggal," katanya di TKP. Mendapati jenazah dalam kondisi tergantung dengan tali yang menjerat lehernya, warga kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada polsek Tambaksari. Mendapat informasi tersebut Polsek meneruskan ke pihak Indetifikasi Satreskrim Polrestabes Surabaya. "Tadi kamar terkunci dari dalam. Setelah tim inafis datang kami mencongkel pintu untuk memaksa masuk. Dan benar, korban dalam kondisi meninggal dengan leher terikat tali tambang di dalam kamar kosnya," kata Iptu Didik Ariawan, Kanit Reskrim Polsek Tambaksari di lokasi kejadian, Rabu (25/7) pagi. Lebih lanjut, Didik menjelaskan jika saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kemungkinan lain korban meninggal selain bunuh diri. Namun dugaan sementara memang korban bunuh diri karena motif persoalan keluarga. Hal itu diperkuat dengan tali tambang yang diduga masih baru dan sengaja dibeli oleh korban. "Iya sejauh ini dugaan kuat bunuh diri, salah satu yang kami temukan di lokasi tali tambang yang buat gantung itu dalam kondisi baik, dugaannya baru dan sengaja dibeli. Kami tentu masih melakukan penyelidikan. Informasi yang kami terima motifnya karena masalah keluarga," imbuh Didik. **foto** Sementara itu, Ayah korban, Muh. Karli (48) dengan derai air mata menjelaskan kronologi putra sulungnya itu sampai ditemukan tewas dalam keadaan gantung diri di kamar kosnya, Rabu (25/7) pagi. Karli menyebut jika Angga sempat berkomunikasi dengannya dan istri pada Minggu (22/7). Saat itu, Angga mengirim pesan jika akan pulang ke Surabaya pada Senin malam, usai melaksanakan tugas di Lombok, Nusa Tenggara Timur. "Sempat sms kan dia ada di Lombok mas. Ngomong kalau belum bisa pulang. Karena kami takut, saya suruh ibunya untuk ke sini (Surabaya) buat lihat hari Seninnya. Dia terus sms lagi bilang kalau masih di Lombok, ibunya disuruh pulang," kata Karli. Pesan terkahir korban yang dikirimkan ke ibunya, berisi tentang permohonan maaf lantaran tak bisa pulang kerumah. "Sepurane buk aku durung iso balik, ojok hubungi aku, hp tak pateni. (Maaf bu saya belum bisa balik, jangan hubungi saya,handpone saya matikan)," kata Karli sambil menirukan sms yang dikirim Angga kepada Ibunya. Sejatinya, Angga akan menikah dan melakukan Rampak pada Senin (23/7) di Blitar. Namun karena belum bisa pulang dan berada di Lombok, keluarga meminta agar Rampak diundur pada Kamis (26/7) di Blitar. Namun siapa sangka, jika pesan yang dikirim Angga kepada ibunya pada Senin malam itu merupakan pesan terakhir. Angga ditemukan tewas gantung diri pada Rabu (25/7) pagi. "Selasa malam kami datang ke Surabaya buat lihat anak saya. Sampai disini Rabu dini hari. Tapi kamarnya dikunci dan lampunya mati. Saya nunggu, pagi-pagi saya lihat sama warga ternyata sudah gantung diri, padahal dia mau menikah di Blitar sebulan lagi" tandas Karli sambil menitihkan air matanya. Kini jenazah korban telah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi sebelum dibawa ke rumah duka di Blitar. Polisi juga membawa beberapa barang bukti untuk diperiksa, termasuk handpone korban dan tali tambang yang digunakan untuk menggantung diri. Firm

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU