Mazhab Pembangunan Jatimnomics

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 12 Feb 2018 02:08 WIB

Mazhab Pembangunan Jatimnomics

TANGGAL ini, 12 Februari sangatlah penting artinya untuk disemat khalayak ramai Jatim. Gubernurnya telah menghadirkan mazhab baru model pembangunan yang kini kian kinclong menyedot perhatian banyak pihak, namanya Jatimnomics. Praktisi dan akademisi dari beragam negara merespons penuh kekaguman meski dengan kritik yang sangat tematik.Terhadap puji maupun caci atas mazhab yang diusungnya, yang tampak adalah, Pakde Karwo menjawabnya dengan senyum yang menebar menjadi buncahan energi lebih inovatif. Leadership Award dan Innovative Government Award (IGA) 2017 yang diterimanya merupakan bukti nyata yang sulit dielakkan betapa kepemimpinannya memang memenuhi fungsinya. Bahkan di Hari Pers Nasional Ke-32 di Padang, Sumatera Barat, Pakde Karwo menerima Pin Pena Emas yang disematkan langsung oleh Menteri Kominfo di hadapan Presiden Joko Widodo, Jumat, 9 Februari 2018. Ya Pakde Karwo Dr. H. Soekarwo adalah Gubernur Jatim pertama yang dipilih secara langsung dalam mekanisme demokrasi pada 29 Agustus 2008. Beliau dilantik menjadi Gubernur pada 12 Februari 2009 untuk periode 2009-2014. Pakde Karwo terpilih kembali dalam Pemilihan Kepala Daerah pada tanggal 29 Agustus 2013 dan dilantik untuk periode kedua pada 12 Februari 2014 di masa jabatan 2014-2019. Kepemimpinannya selama ini membawa perubahan besar bagi Jatim dengan basis kerakyatan yang tinggi (public-participation). Cultural Branding Pakde Karwo yang lahir di bumi Palur Kebonsari Madiun, pada tanggal 16 Juni 1950 menorehkan jejak yang inspiratif bagi anak-anak desa sampai perkotaan atas kiprahnya dari Sang Petani muncul leader yang kini mengusung Jatim:the emerging province. Gagasan-gagasannya optimistik dengan dukungan data yang tersaji secara statistik maupun grafis pada setiap paparan apabila diminta menjadi pembicara, menandakan Pakde Karwo sangat paham mengenai apa yang harus dilakukan. Panggilan Pakde sebagai sebutan yang tumbuh secara kultural (cultural branding) di ranah sosial, tidak saja menyangkut segmen genetik dalam padanan uak, melainkan berkenaan dengan daya dekat dan sisi lekat kehadiran Pakde Karwo di masyarakat Jatim. Sejak awal kepemimpinannya ada gerakan Pakde Karwo Sambang Desa, di mana beliau berkunjung ke desa-desa menyapa kota untuk melakukan aksi nyata memenuhi harapan rakyat. Kontemplasi ini dipersembahkan guna menemani pembacanya dalam mengarungi ritme waktu sebagai wujud keterpanggilan menyimak kepemimpinan Pakde Karwo. Dari referensi literatur sampai yang berwujud tutur memberi kristalisasi nilai untuk menyerap kinerja Pakde Karwo. Saya menyaksikan bahwa layanan Pakde Karwo menyorongkan the new spirit pelaksanaan urusan pemerintahan Jatim yang mengedepankan fungsi sebagai abdi rakyat yang baik (good-servicer). Konstelasi itu akhirnya direkam dalam buku Administrative Reform Pakde Karwo: Birokrasi itu Melayani yang memenuhi harapan warga, dalam tempo singkat sudah memasuki cetakan ketiga. Saya pun teringat tekad Jawa Timur Sebagai Pintu Gerbang Masyarakat Ekonomi ASEAN Menuju Jawa Timur Lebih Berdaya Saing, Mandiri dan Sejahtera. Tekad ini merupakan penanda yang menjadi semangat warga Jatim untuk mampu berdiri tegar dan menjadi generator utama Pasar Bebas ASEAN yang kompetitif. Semangat ini berkobar dan terus digelorakan dalam obor Regional Champion pada percaturan pasar ASEAN, bahkan Pakde Karwo mendorongnya dalam skala Asia. Ini jangan dibaca sebagai kesombongan melainkan sebagai bintang pemandu (leitstern) ke mana Jatim digerakkan dalam MEA. Hal ini tentu saja membutuhkan perhatian serius dari publik yang menangani bidang industri, jasa, perdagangan, pertanian, perkebunan, koperasi, UMKM, dan seluruh stakeholders agar tidak terlelap dan terjerembab dalam lorong MEA. Dalam konteks demikian dipublikasikanlah buku Pakde Karwo: Pintu Gerbang MEA Harus Dibuka. Buku ini pun diterima publik dan telah mengalami modifikasi di edisi ketiga dengan judul Indonesia Incorporated, berkenaan dengan pidato Pakde Karwo saat menerima Anugerah Gelar Doktor Honoris Causa Bidang Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga tanggal 22 Agustus 2015. Esensi Jatimnomics Konsepsi dan implementasi Jatimnomics menyembulkan ciri aktivitas pembangunan ekonomi yang dipidatokan Pakde Karwo berupa: (1) Peningkatan basis Produksi UMKM dan Besardi mana peran menonjol dari Pemerintah Provinsi Jatim dalam aktivitas ini dimulai dari perencanaan yang menyiapkan database UMKM melalui sensus UMKM atas prakarsanya bekerja sama dengan BPS (dan ini merupakan sensus UMKM pertama di Indonesia yang dilakukan daerah), kemudian dilanjutkan dengan peningkatan kapasitas UMKM agar memiliki kompetensi dengan daya saing produk yang kompetitif. Pemerintah hadir untuk mendesain agar produk UMKM memiliki daya saing dalam menghadapi pasar bebas. Untuk usaha besar, pemerintah hadir dalam bentuk memberikan jaminan (guarantee), baik kemudahan perizinan, pasokan power/listrik, ketersediaan pasokan energi, menjamin iklim buruh yang demokratis serta membantu percepatan pengadaan lahan untuk kepentingan investasi. Pada kegiatan produksi dimaksud dicapai paradigma inklusif (inclusive growth mindset) serta dibarengi dengan inovasi kebijakan dan strategi (policy & strategy innovation) maupun dengan menempatkan partisipasi masyarakat sebagai pengarusutamaan (participatory based development): meningkatkan output pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif. (2) Pembiayaan yang Kompetitif dengan menyinergikan potensi sumber pendanaan APBD dan BUMD seperti PT Bank Jatim dan PT Bank UMKM. Pembiayaan yang didesain memiliki kekhususan, yaitu kebijakan permodalan kepada segmen UMKM tidak berupa hibah belanja, tetapi melalui penempatan modal maupun desain kebijakan perkreditan di BUMD (PT bank Jatim dan PT Bank UMKM) dengan skema perbankan (banking system). Ciri lain adalah adanya penjaminan risiko bagi segmen UMKM yang tidak memenuhi persyaratan perbankan (not bankable). Dengan pola ini, Pakde Karwo memberikan sistem permodalan UMKM yang harus diikuti oleh peningkatan kinerja UMKM, agar kesehatan keuangan dapat dijaga dan ditingkatkan sehingga dapat melakukan pembayaran pinjaman. Dibangunlah etos kerja UMKM yang kedepan akan dihadapkan pada daya saing untuk memasuki era pasar bebas. (3) Pengembangan Perdagangan/Pasar di mana kegiatan ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan pangsa pasar produk Jatim yang setelah melalui proses produksi yang efisien maupun input pembiayaan yang kompetitif, Pakde Karwo mengkonstruksi sistem pasar yang dapat mengakselerasi pangsa pasar domestik, baik melalui Pasar lelang, akselerasi pasar di tingkat nasional melalui pembukaan 26 Kantor Perwakilan Dagang (KPD) di provinsi-provinsi serta akselerasi pasar global melalui penempatan penghubung di 6 kota di lima negara. Strategi pemasaran ini adalah konstruksi Jatim yang turut serta mendesain pasar dari barang-barang produksi UMKM maupun segmen usaha besar. Ciri lain dari strategi pemasaran ini sebagai inovasi Pakde Karwo adalah pengendalian inflasi melalui bantuan ongkos angkut dari APBD Provinsi untuk beberapa komoditas yang mengalami dinamika harga pada momen-momen tertentu. Ini penting dalam rangka perlindungan kepada konsumen dari sistem pasar yang mengalami dinamika permintaan pada saat-saat tertentu. Bagi Pakde Karwo itu merupakan tiga aktivitas ekonomi utama konstruksi Jatimnomics sebagai model Indonesia Incorporated dengan beberapa ciri yang tidak terpisahkan dari model dimaksud yaitu: (a) terdapat pola keberlanjutan dan perubahan kinerja (sustainability and change), (b) output bersifat untuk semua/Indonesia, tidak hanya untuk Jatim(for all), (c) pada setiap aktivitas, tidak hanya sekedar memfungsikan kebijakan fiskal semata, namun lebih kepada peran mengonstruksi peran pemerintah dalam pembangunan ekonomi (by design), (d) output berupa pertumbuhan tidak hanya sekedar mencapai percepatan, namun lebih kepada dampak di pengurangan kemiskinan, pengurangan disparitas serta pengurangan pengangguran dan peningkatan IPM (inclusive growth mindset), (e) pada setiap aspek selalu muncul inovasi kebijakan dan strategi dan tidak sekedar-nya atau as usualpolicy and strategy innovation, (f) dalam membangun UMKM, lebi bersifat partisipatif (participatory based development), (g) peran Pemerintah Provinsi Jatim dalam mengonstruksi strategi ke tiga aspek kegiatan utama ekonomi baik produksi segmen UMKM dan Besar, pembiayaan yang kompetitif, maupun pemasaran, pemda yang terdiri dari unsur Kepala Daerah dan DPRD, selalu dalam koridor kemitrasejajaran kritis konstruktif, termasuk dengan FORPIMDA dalam menggaransi investor melalui iklim perburuhan yang kondusif. Melalui mazhab Jatimnomics, Pakde Karwo berupaya memberikan apa yang diamanatkan secara demokratis oleh rakyat. Semangat ini mengingatkan saya atas ungkapan puitis Sastrawan Freiligrath yang acapkali dirujuk Bung Karno dalam berpidato: man totet de Geist nicht yang arti bebasnya: semangat tidak bisa dibunuh. Maka bersemangatlah menghadapi masa depan dengan penuh kemampuan bersaing, bekerja sama, tolong menolong, bergotong royong, bagi kegemilangan Indonesia dariJatim. On The Track Selama ini kepemimpinan dan inovasi Pakde Karwno disorot on the track dengan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, kesejahteraan yang meningkat, kepastian hukum yang terjamin secara administratif-organisatoris kinerjanya mendapatkan ratusan penghargaan, yang terbaru adalah Leadership Award dan Innovative Government Award 2017yang diterima Senin 18 Desember 2017. Pakde Karwo telah membuktikan diri dengan membuat kebijakan publik (public-policies) agar pemerintahannya bermanfaat bagi rakyat. Dalam ranah pemerintahan, kepemimpinannya di episode perdana dapat dinilai dari 5 IKU: Pertama: Indeks Kinerja Ekonomi yang diukur dengan indikator pertumbuhan ekonomi yang melaju dinamis. Komposisi struktur perekonomian Jatim didominasi oleh tiga sektor terbesar: perdagangan, hotel dan restoran, dimana sektor industri pengolahan dan sektor pertanian berkontribusi mencapai 73,29%. Hal ini menjadi fokus perhatian dengan melakukan penguatan sektor perdagangan dalam rangka membangun ketahanan pangan, termasuk membangun Bank Tani. Kedua, Indeks Penurunan Kemiskinan yang diukur dengan persentase penurunan penduduk miskin yang sangat mengesankan. Terdapat hubungan korelasional antara pencapaian pengurangan penduduk miskin dengan jumlah rumah tangga sejahtera dan kemampuan ekonomi yang kompetitif untuk mengurangi angka kemiskinan. Ketiga, penurunan pengangguran yang diukur melalui Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Pakde Karwo menyiapkan konektivitas program antara Kabupaten/Kota dan juga Pemerintah Pusat dalam kerangka kebijakan finansialnya. Terdapat data bahwa kebijakan itu realitasnya membawa peningkatan kesejahteraan warga yang lebih merata. Tampak pula sektor mana saja yang harus diperhatikan bagi ketersediaan kesempatan kerja terutama dikaitkan dengan lapangan usaha pertanian, agrobisnis dan tata niaganya, sebagai mata pencaharian utama warga Jatim. Sektor ini menjadi perhatian Pakde Karwo, termasuk agenda pengembangan pertanian ramah lingkungan. Keempat, pembangunan manusia yang diukur dengan Human Development Index. Peningkatan IPM ini dalam kaitannya dengan daya saing rakyat dilihat dari perspektif IPM dalam dunia pendidikan, kesehatan dan angka harapan hidupnya, ternyata sangat progresif. Kelima, kesenjangan antar wilayah yang diukur dengan Indeks Disparitas Wilayah. IKU itu di periode kedua ini sesuai dengan agenda Nawacita ditambah 3 (menjadi 8 IKU) yang bersentuhan dengan indeks pembangunan gender, pemerataan pendapatan versi Bank Dunia maupun kualitas air sungai. Leader Dancing Semua indikator kinerja utama (delapan IKU) itu oleh Jatim dicapai melampaui raihan nasional. Prestasi ini dalam narasi saya adalah sebuah lompatan meski tanpa menarik pemberitaan. Lazimnya lompatan itu penuh hentakan (hingga ramai diberitakan) dengan deret terjang yang menegangkan sebagai resultan atas gumparan daya yang telah terakumulasi secara ekspresif. Itu keniscayaan yang terekam dalam tampilan peopless dancing, karena memang gerak irama rakyat digambarkan selalu eksploratif dalam segala dimensinya sesuai beban hidup yang menghimpit maupun yang menindih sekaligus yang menghibur. Hal itu tentu berbeda dengan traditional dancing yang bermula dan menyebar dari elite keraton (kekuasaan) yang memiliki keragaman gaya dengan patron utama gemulai. Lompatan yang terekam dalam gerakan rakyat lebih mendeskripsikan gerak juang yang tidak selalu linier, bahkan dalam bahasa Friedrich Nietzsche (1844-1900) di karyanya, Also Sprach Zarathustra Thus Spoke Zarathustra, permainan kata lompatan terbidik seitensprange lompatan ke samping. Seberat apapun bebannya, seringan apapun langkahnya, senyaring apapun suaranya, selirih apapun bisiknya, atau sekeras apapun ucapnya, Pakde Karwo diniscayakan memperhatikan dalam kesadaran terdalamnya bahwa gema geraknya akan mampu menembus semua sisi panggung tanggung jawabnya. Di sinilah leader dancing Pakde Karwo. Kepemimpinannya mengristalisasi jalan hidup rakyatnya. Lompatan di maupun ke gelanggang terkadang sangat keras menghunjam tetapi diayun cukup dengan langgam yang tidak perlu gaduh, namun kebijakannya mampu mengunduh visi-misi yang telah dicanangkannya. Puncak pencapaian pemimpin itu memang dalam sunyi dapat memotret keriuhan, dan dalam keramaian mampu menangkap pesan senyap seriang apapun suasana yang melingkupi lahir-batin rakyatnya. Inilah manifestasi hakiki yang sepatutnya diselami dari dalam kawah candradimuka pilgub. Tampaknya Pakde Karwo pun telah mengalunkan nada dasarnya, kepada siapa sosok yang mampu mendendangkan Jatimnomics.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU