Melalui Bansos, Pemkab Jombang Tekan Angka Kemiskinan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 19 Feb 2020 15:51 WIB

Melalui Bansos, Pemkab Jombang Tekan Angka Kemiskinan

SURABAYAPAGI.COM,Jombang - Rapat koordinasi, sosialisasi dan launching program sembako tahun 2020 digelar Pemkab Jombang di Ruang Bung Tomo Pemkab Jombang, Selasa (18/2/2020). Dalam kegiatan tersebut, Pemkab Jombang mengajak para agen E-Warong dan keluarga penerima manfaat (KPM) dari berbagai kecamatan di wilayah Kabupaten Jombang. Dalam angka kemiskinan di wilayah Kabupaten Jombang, yang semula sebanyak 110 ribu keluarga tidak mampu, mengalami penurunan sebanyak 85 ribu keluarga. Sehingga, tren angka kemiskinan menurun. **foto** Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab mengatakan, jumlah KPM pada tahun 2018 sebanyak 110 ribu KPM, kemudian pada 2019 turun menjadi 98 ribu, hingga akhirnya sampai saat ini tinggal 85 ribu KPM. "Data tersebut bersumber dari hasil pembaruan data KPM yang dilakukan oleh Dinas Sosial Kabupaten Jombang yang dilakukan dalam setiap 6 bulan sekali. Update tersebut dari pemda diberikan ke provinsi hingga ke pusat (Kementerian Sosial)," katanya, kepada jurnalis usai sosialisasi. Mundjidah menjelaskan, penurunan angka kemiskinan dipengaruhi oleh beberapa indikator. Salah satunya seperti perubahan kondisi ekonomi KPM selama mendapatkan bansos seperti Program Keluarga Harapan (PKH). "Jadi selama 6 bulan sekali, Dinsos sudah melakukan verifikasi sesuai indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Sosial. Bila tidak sesuai dengan indikator sebagai penerima bansos, secara otomatis KPM akan tergraduasi atau keluar dari kepesertaan bansos," jelasnya. Sementara itu, untuk program bantuan pangan non tunai (BPNT) terjadi perubahan pada komoditi pangan yang akan diterima oleh masing-masing KPM. **foto** Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kabupaten Jombang, Moch Saleh mengungkapkan, di tahun 2020 ini bantuan pangan ditambah dengan daging ayam. Dimana bantuan pangan yang diterima KPM sebelumnya hanya berupa beras dan telur. "Tentu penambahan ini masing-masing daerah berbeda-beda. Tentunya disesuaikan dengan potensi lokal daerah, jadi kita lakukan bertahap. Bahkan bisa jadi, di bulan Maret ada penambahan kacang-kacangan. Sehingga gizi bantuan bagi KPM yang kita berikan lengkap," ungkapnya. Saleh memaparkan, dengan bertambahnya komoditi pangan tersebut, tentunya juga berpengaruh pada nominal yang masuk ke rekening KPM. Dari sebelumnya yang hanya menerima Rp 110 ribu, kini di tahun 2020 program sembako meningkat menjadi Rp 150 ribu. "Bansos ini diterima setiap bulan, totalnya Rp 150 ribu. Dan nanti menerima beras, telur dan ayam. Kita tetap berpacu HET (Harga Eceran Tertinggi) dari Disperindag. Rp 150 ribu Ini semuanya harus habis," paparnya. Untuk pengambilannya daging ayam ini, lanjut Saleh, para distributor menyiapkan ayam 1 kg harus dalam bentuk beku atau frozen. "Jadi dari pihak distributor harus menyediakan tempat yang layak, dan jangan sampai menyulitkan agen E-Warong," pungkasnya.(suf)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU