Merasa Mandiri dan Mampu, Peserta PKH di Jombang Mundur

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 11 Des 2019 21:38 WIB

Merasa Mandiri dan Mampu, Peserta PKH di Jombang Mundur

SURABAYAPAGI.COM, Jombang - Penerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Banjardowo, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mengundurkan diri. **foto** Pasalnya, dirinya menilai bahwa keluarganya sudah bisa mandiri dengan menekuni usaha wiraswasta. Luluk Faridatul Umami (34), merupakan cucu dari almarhum Aslikah yang mendapat bantuan PKH Lansia. "Ya karena saya mampu menghidupi kakek. Dengan usaha uang dirintis suami saya sedikit demi sedikit, akhirnya dapat berkembang," kata Luluk kepada jurnalis di rumahnya, Rabu (11/12/2019). Luluk menjelaskan, bahwa kakeknya hanya menerima PKH lansia saja, sedang bantuan lainnya tidak. Dan PKH ini baru diterima pada 2019. "Langsung mengundurkan diri," jelasnya. Luluk mengungkapkan, bahwa suaminya produksi usaha kerajinan pacul dan catok semenjak belum menikah. Omzet yang diperoleh mencapai sekitar Rp 19 juta perbulan. "Ya jadi lebih baik saya mundur saja karena merasa sudah mampu," ungkapnya. Beda dengan Minten (48), yang juga warga Desa Banjardowo. Dirinya dulu pernah mendapat PKH, namun sudah mundur. Saat ini dirinya hanye menerima bantuan pangan non tunai (BPNT). Kondisi Minten terlihat bagus, namun rumah tersebut dibangun oleh keluarga besarnya yang salah satunya menjadi TKI. Untuk ekonomi sehari-harinya, Minten dan suaminya bekerja serabutan. "Saya bekerja menjahit dan setrika baju orang, cuci baju orang. Satu minggu kadang sekali, kadang dua kali. Kadang juga tidak ada sama sekali," kata Minten. Minten menjelaskan, bahwa suaminya bekerja sebagai buruh tani. Dan dirinya membangun rumah patungan dengan adik-adiknya. "Jadi saya mendapat BPNT masih baru, sekitar satu tahun pada 2019 ini. Saya sebenarnya sih mau mundur dari bantuan ini, tapi ya gimana lagi, suami kadang bekerja kadang tidak," tukasnya. **foto** Sementara, Kadinsos Kabupaten Jombang, Moch Saleh mengatakan, bahwa dalam evaluasi saat ini pada konteks Bu Minten rumahnya bagus. Tapi ternyata di dalam ada seorang ibu dan bapak yang belum mempunyai penghasilan tetap. "Bu Minten dulu pernah menjadi peserta PKH, dan sekarang tidak. Tapi beliau mengaku, masih memerlukan bansos pangannya. Karena keluarga yang membangun rumah ini, yang menjadi TKI, tidak memberi dan mensuport dana untuk kebutuhan ekonomi keluarganya," katanya. Jadi, lanjut Saleh, ketika Bu Minten ditanya mau mundur atau tidak, beliau nanti akan berpikir ulang dan akan mempertimbangkan dahulu. "Mungkin dalam sekian waktu nanti kalau akan mundur nanti akan kami beritahukan pada pendamping. Dan suatu saat beliau audaj tidak memerlukan lahi BPNT," pungkasnya.(suf)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU