Meski Dikenal Tertutup, Suka Beri Makanan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 31 Agu 2020 22:02 WIB

Meski Dikenal Tertutup, Suka Beri Makanan

i

Foto keluarga Budi Susanto, Agus Susanto, Eliana, Meiliana dan Alexander semasa hidup. Sementara yang paling kanan, satu-satunya keluarga yang masih hidup. Foto: istimewa

 

Kisah Satu Keluarga Korban Kebakaran di Jl Kranggan

Baca Juga: Adventure Land Romokalisari Surabaya Ramai Peminat Wisatawan Luar Kota

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya -  Terjadinya kebakaran yang menewaskan satu keluarga pemilik toko elektronik UD Sumber Jaya di Jl. Kranggan No. 21 Surabaya berujung tragis. Pasalnya para korban tidak bisa menyelamatkan diri dalam insiden tersebut. Bahkan, satu keluarga yang berjumlah enam orang saudara kandung ini, hanya menyisakan satu anggota keluarga yang “selamat” dari kejadian tragis ini. Bagaimana satu keluarga pemilik toko elektronik itu bisa menjadi korban? Dan bagaimana tetangga sekitar melihat keseharian keluarga Budi Susanto ini? Berikut laporan wartawan Surabaya Pagi, Patrik Cahyo dari lokasi kejadian di Jl Kranggan Surabaya, Senin (31/8/2020).

 

=====

 

Kebakaran Minggu (30/8/2020) pagi kemarin, sontak mengkagetkan banyak pihak dan membuat para pemadam kebakaran melakukan penanganan yang cukup ekstra. Selain api yang membara sangat besar.

Ternyata para petugas pemadam kebakaran pun tak menyangka masih ada penghuni yang berada di dalam ruko yang berjualan berbagai jenis elektronik itu.

Alhasil, petugas pemadam kebakaran setelah melakukan pembasahan itu baru menemukan lima jenazah yang sudah tak bisa dikenali lagi. Mereka adalah pemilik toko elektronik Sumber Jaya. Ada Budi Susanto (33) yang memiliki usaha itu. Juga kakak Budi Susanto, yakni bernama Agus Susanto (35) dan Eliana (36). Lalu ada Meiliana (60) yang diduga ibu dari Budi dan Agus. Serta Audi Alexander (15) yang masih duduk di bangku kelas X SMA itu.

 

Keluarga Tertutup

Dalam kesehariannya, keluarga Budi Santoso terlihat sangat tertutup dan tidak mudah bersosialisasi dengan tetangga yang berada di sekitar tokonya. Toni (70), pemilik toko emas yang tokonya bersebalahan dengan toko elektronik milik Budi Santoso menuturkan bahwa keluarga tersebut memang tidak pernah berinteraksi kecuali dengan pembelinya langsung.

“Keluarga yang meninggal tidak pernah bergaul dengan tetangga dan berbicara pun tidak pernah, orangnya tertutup, jadi nggak tahu tipikal orangnya” ungkapnya saat di temui di toko emasnya, Senin (31/8/2020).

 

Baca Juga: Pemkot Surabaya Gelar Halal Bihalal

Beragama Budha

Saat Toni ditunjukkan foto keluarga yang dimiliki Surabaya Pagi, pemilik toko emas itu membenarkan foto tersebut. Toni juga meluruskan pemberitaan di beberapa media termasuk di pemberitaan Surabaya Pagi, bahwa keluarga Budi Santoso, salah satunya kedapatan sedang pergi ke gereja, nyatanya hal tersebut  tidak benar. Toni mengatakan bahwa satu keluarga yang menjadi korban kebakaran tersebut memeluk agama Budha.

“Tidak ada yang pergi ke Gereja, mereka memeluk agama Budha, jadi mereka terkunci di dalam rumah. Keluarga yang meninggal masih menyisakan satu keluarga  lainnya yang merupakan anak terakhir (Bungsu), tetapi bekerja di Jakarta dan diberitahu tadi malam sampai di Surabaya,” kata Toni, kepada Surabaya Pagi.

Menurut Toni, anak bungsu dari keluarga Budi Santoso sudah sampai di Surabaya dan langsung menuju lokasi kebakaran tersebut.

“Sesampainya di Surabaya langsung meninjau ke TKP, tadi siang memberikan keterangan ke kepolisian,”  tuturnya.

 

Bunga Ucapan Duka Cita

Baca Juga: Dispendik Surabaya Pastikan Pramuka Tetap Berjalan

Hal serupa dikatakan oleh salah satu pedagang Jual Beli emas yang berada di deretan  trotoar pasar Blauran,  Suyanto (50) mengatakan bahwa keluarga Budi Santoso jarang berinteraksi dengan masyarakat sekitar.

“Kebiasaan sehari-sehari jarang interaksi, gak pernah membaur dengan tetangga sekitar, gak pernah ngomong. Kalau Rudi dan Audi waktu beli jajan atau makanan dan lewat depan toko sering menyapa. Dua orang ini baik dan ramah,” ungkapnya.

Suyanto juga mengatakan bila sempat ada teman sekolah dari keluarga Budi Santoso yang datang dengan membawa bunga ucapan duka cita. “Sempet ada temen sekolah yang datang membawa bunga ucapan duka . mereka perempuan semua. Ibu dengan anaknya, perkiraan teman SMA nya mungkin,” terangnya.

 

Dikenal Baik dan Loyal

Senada dengan hal tersebut, Samsul Arifin (84) seorang tukang parkir juga mengungkapkan, bahwa keluraga Budi Santoso tidak hanya jarang berkomunikasi, namun juga dikenal baik dan memberikan makanan.

“Cenderung diam, kalau diajak ngobrol ya ngobrol. Orangnya nggak banyak ngomong, tapi keluarga pak Budi baik, ibunya sering memberikan makanan,” pungkansya. pat/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU