Mike Pence: AS Siap Berdialog Dengan Korea Utara

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 12 Feb 2018 12:29 WIB

Mike Pence: AS Siap Berdialog Dengan Korea Utara

SURABAYAPAGI.COM, JAKARTA Amerika Serikat siap untuk melakukan pembicaraan mengenai program nuklir Korea Utara di tengah tekanan pada rezim Kim Jong Un Hal ini diungkapkan dalam wawancara Wakil Presiden AS, Mike Pence, dengan Washington Post dalam perjalanan pulang dari Olimpiade Musim Dingin, seperti dikutip Bloomberg. Pence dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyetujui strategi pasca Olimpiade selama percakapan di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang Korea Selatan yang oleh Pence dijuluki sebagai "tekanan maksimum dan pendekatan pada saat bersamaan." "Intinya adalah, tidak ada tekanan yang terlepas sampai mereka benar-benar melakukan sesuatu yang diyakini aliansi sebagai langkah besar menuju denuklirisasi," ungkap Pence, kepada Washington Post. "Jadi kampanye tekanan maksimal akan terus berlanjut dan makin intensif. Tapi jika mereka (Korut) ingin berbicara, kita akan bicara," lanjutnya. Komentar tersebut merupakan berbeda dari sikap Presiden Trump sebelumnya bahwa ia tidak akan terlibat dalam dialog dengan Korea Utara sebelum rezim Kim Jong Un menyetujui denuklirisasi. Pence mendukung perjanjian pasca Olimpiade setelah Moon meyakinkannya bahwa warga Korea Utara tidak akan mendapatkan keuntungan ekonomi atau diplomatik hanya dengan dialog untuk mengambil langkah konkret menuju denuklirisasi. "Saya pikir ini berbeda dari 20 tahun terakhir," kata Pence. Ssaat ditanya apa langkah-langkah yang harus dilakukan Korea Utara untuk mendapatkan keringanan sanksi, dia berkata: "Saya tidak tahu." Saudari Kim, Kim Yo Jong, menyampaikan sebuah surat yang mengundang Moon untuk mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Pyongyang selama pertemuan yang diadakan di seputar upacara pembukaan Olimpiade. Dia juga meminta Moon untuk memainkan "peran utama" dalam menyatukan kedua Korea setelah hampir tujuh dekade. Seorang juru bicara kantor Moon mengatakan bahwa pra-kondisi perlu dipenuhi sebelum pertemuan berlangsung. Undangan tersebut telah memicu kekhawatiran bahwa Kim berhasil menggerakkan perbedaan antara Korea Selatan dan AS yang memiliki cara masing-masing untuk menyingkirkan senjata nuklir Korea Utara. (cr/bsns)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU