Miskomunikasi, Dua Polisi Sampang Disandera Para Santri

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 25 Agu 2020 21:37 WIB

Miskomunikasi, Dua Polisi Sampang Disandera Para Santri

i

Tangkapan layar video aksi tegang saat para santri menyendera dua anggota Polres Sampang. SP/screenshot

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya – Sempat terjadi bersi tegang antara sejumlah santri dengan anggota kepolisian dari Polres Sampang. Pasalnya, sejumlah santri yang berasal dari pondok pesantren di Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang, Jawa Timur menyekap dua anggota Polres Sampang pada Senin (24/8) petang.

Bahkan aksi tegang tersebut terekam dan videonya telah beredar luas. Dalam video berdurasi 0,24 detik tersebut menggambarkan suasana saat dua anggota polisi diamankan santri dan warga setempat.

Baca Juga: Polda Jatim: Angka Laka Lantas Turun 43 Persen

Dinnak reah kennengannah ulama (Di sini tempatnya ulama),” suara dalam video.

Polisi menyebut kejadian tersebut terjadi karena adanya miskomunikasi di lapangan. Dan kini situasi telah kondusif.

Dari informasi yang didapat, peristiwa tersebut berawal saat keluarga para santri berdatangan untuk mengirimkan makanan kepada putra-putri mereka yang menimba ilmu di pesantren tersebut. Salah satu anggota keluarga santri yang hendak memberi barang ternyata sudah dibuntuti oleh anggota kepolisian.

Tak lama berselang, keluarga tersebut memanggil seorang santri dan memintanya datang ke gardu pesantren, tempat pengiriman barang.

Begitu santri datang mengambil barang, anggota polisi yang telah membuntuti langsung menciduk keduanya. Kakak adik ini lalu diamankan dan dibawa ke Polsek Robatal diduga melakukan transaksi sabu-sabu.

"Saat barang ini diambil yang disampan dalam pecinya, tiba-tiba ada aparat datang menciduknya. Kakak-beradik ini lalu diamankan dan dibawa ke Polsek Robatal," ujar IM, saksi kejadian.

Keributan terjadi saat dua anggota polisi kembali datang ke lokasi untuk mengambil barang bukti sepeda motor. Saat itu muncul provokasi yang menyebut bahwa polisi telah menjebak salah seorang santri dengan rekayasa transaksi sabu-sabu.

Akibat provokasi tersebut, para santri pun marah dan kemudian menyekap anggota polisi kedalam pesantren.

Baca Juga: Polda Jatim Tetapkan 3 Selebgram Sebagai Tersangka Kasus Investasi Bodong

Peristiwa penyekapan tersebut bahkan sampai terdengar di telinga Bupati Sampang Slamet Junaidi dan Kapolres Sampang AKBP Abdul Hafiz. Untuk meluruskan permasalahan Bupati dan Kapolres Sampang turun tangan langsung. Mereka berdiskusi dengan pengasuh pesantren untuk mencari jalan keluar.

Slamet pun menyampaikan akan bertanggung jawab atas insiden tersebut. Terlebih, kata dia, ini menyangkut soal ketertiban dan keamanan masyarakat yang harus melibatkan banyak pihak, termasuk ulama, kepolisian, dan tokoh masyarakat. "Kesepakatan tadi, kami dengan Kapolres dan pengasuh tetap satu pintu dalan menyelesaikan masalah. Minta tolong masyarakat jangan resah. Mari kita jaga Sampang lebih aman dan kondusif," singkat Slamet.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko membenarkan kejadian ini. “Dalam yuridiksi Polres Sampang, terjadi kegiatan kepolisian dalam melakukan upaya paksa untuk menciptakan harkamtibmas. Namun di sini terjadi miskomunikasi,” katanya di Polda Jatim, Selasa, (25/8/2020).

Pamen Dengan Tiga Melati dipundak ini menegaskan anggota polisi yang sempat diamankan massa kini sudah dilepas dan kembali bertugas. Begitu juga dengan dua remaja yang sempat diamankan kini sudah dilepas. Kendati begitu kasus dugaan penyalahgunaan narkotika masih didalami. “Masih dilakukan pendalaman internal oleh Kapolres,” ujarnya.

Ia meminta masyarakat tidak terprovokasi dengan rumor-rumor berkembang yang tidak jelas duduk persoalannya. “Apa yang menjadi kegiatan kepolisian pada saat itu masih didalami oleh Kapolres. Harapannya, kita minta agar kondusif dan masyarakat harapannya tidak terprovokasi,” ujar Trunoyudo. nt

Baca Juga: Polda Jatim Target Zero Accident

 

 

 

 

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU