MUI Bolehkan Alumni 212 asal Jatim ke Jakarta

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 01 Des 2018 09:04 WIB

MUI Bolehkan Alumni 212 asal Jatim ke Jakarta

SURABAYA PAGI, Surabaya - Keraguan alumni 212 asal Jawa Timur untuk mengikuti aksi di Monas Jakarta Minggu (2/12/2018) terjawab. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur tidak melarang mereka berangkat asal jangan membuat rusuh. Ketua MUI Jatim KH Abdussomad Buchori mengatakan, selama tak menimbulkan kericuhan, acara reuni tetap boleh diadakan. "Reuni itu kan urusan teman-teman yang pernah membuat acara di Jakarta. Kalau silaturrahim, no problem," kata Kiai Abdushomad di Surabaya, Jumat (30/11/2018). Menurut mantan pejabat Pemprov Jatim ini, urusan reuni adalah Hak mereka. Sebagai negara menjunjung tinggi demokrasi, itu merupakan hal yang biasa saja," lanjutnya. Di dalam gelaran tersebut, Kyai Abdushomad berpesan agar masyarakat dapat menjaga keamanan serta tidak melakukan hal-hal yang sifatnya merugikan. "Kami hanya mengimbau agar aksi itu dilaksanakan dengan baik. Jangan membuat aksi yang menimbulkan kerusuhan," urainya. Namun, ketika dikonfirmasi terkait potensi muatan politis dalam aksi tersebut, Kiai Abdushomad enggan berspekulasi. Terkait masalah politik, pihaknya perlu membahas lebih jauh, apa yang dimaksud dengan politik. Lebih baik dilihat terlebih dahulu, hal itu termasuk kampanye apa bukan. Reuni sebenarnya sama halnya dengan orang membuat acara yang lain," katanya. Hanya saja, lanjut Kyai Abdusshomad, saat ini memang sedang dekat dengan tahun politik. "Namanya negara demokrasi dan berkembang, ya wajar saja kalau ada kegiatan. Soal politik atau tidak, kita lihat saja acaranya. Namun kalau saya baca info acaranya, itu murni reuni," ucapnya. Dijelaskan Kyai Abdusshomad, MUI juga tak memiliki kapasitas untuk melarang seseorang mengikuti acara tersebut. Karena setiap warga negara memiliki hak untuk melakukan reuni. Sedangkan Kapasitas MUI tidak punya hak untuk melarang siapa-siapa Asal sama-sama menjaga ketentraman. "Lebih baik, kita kembalikan kepada aparat. Aparat kalau tidak melarang, artinya ya boleh saja. Saya kira di Jawa Timur juga belum ada soal larangan itu," pungkasnya. n rko

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU