Negara Asia dengan Peforma Mata Uang Terburuk

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 15 Agu 2018 09:26 WIB

Negara Asia dengan Peforma Mata Uang Terburuk

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Selasa, (14/8/2018) rupiah melemah 7,76 persen terhadap mata uang Paman Sam. Mata uang rupee India melemah sebesar 9,33 persen dan mata uang peso Filipina melemah 7,23 persen. Sementara nilai tukar bath Thailand hanya melemah 2,50 persen terhadap dolar AS, serta dolar Singapura melemah sebanyak 3,05 persen terhadap mata uang Paman Sam. Mata uang sejumlah negara Asia merespons gejolak perekonomian global. Mata uang yang dalam peforma terburuk secara year to date hingga hari ini adalah rupee, rupiah, dan peso. Ketiga mata uang rupiah itu jatuh paling dalam ketimbang mata uang lainnya seperti bath Thailand serta dolar Singapura. Melemahnya mata uang rupee karena terbawa arus kejatuhan lira Turki yang disebabkan kenaikan tarif tembaga dan baja oleh Amerika Serikat (AS) kepada Turki. Di sisi lain, naiknya mata uang Paman Sam sebagai instrumen safe haven sebagai akibat dari kemungkinan krisis Turki, juga menyebabkan melemahnya mata uang asal negeri Bollywood tersebut. "Meluasnya dampak pelemahan mata uang ke emerging market, kenaikan dolar AS dan kenaikan minyak mentah akan berdampak kepada mata uang rupee," ujar Ekonom dari ICRA ltd di New Dehli Aditi Nayar sebagaimana dikutip dari Bloomberg. Dampak kenaikan indeks dolar ini juga ikut menyeret pelemahan terhadap mata uang rupiah. Faktor ini yang dikatakan turut memperburuk performa rupiah selain defisit transaksi berjalan yang mencapai tiga persen serta menurunnya cadangan devisa pada Juni. Senior Analyst CSA Research Institute Reza Priyambada menjelaskan masih melemahnya mata uang lira Turki dan mata uang Eropa (EUR) membuat pergerakan USD kian menguat. Akibatnya laju rupiah sesuai perkiraan sebelumnya akan kembali terdepresiasi. "Meski dari dalam negeri tidak adanya berita negatif, pelaku pasar masih bereaksi negatif atas berita di pekan sebelumnya di mana dirilis penurunan cadangan devisa dan melebarnya defisit neraca pembayaran. Pelaku pasar cenderung meningkatkan permintaannya atas USD," kata Reza Priyambada. Indeks dolar relatif stabil dengan berada pada level 96,2 poin atau minus 0,16 persen atau 0,17 persen. Secara year to date, indeks dolar mengalami kenaikan sebesar 4,54 persen.jk

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU