Negoisasi Dagang AS China, Bursa Asia Menguat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 30 Jul 2019 21:06 WIB

Negoisasi Dagang AS China, Bursa Asia Menguat

SURABAYAPAGI.com - Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak mengakhiri perdagangan Selasa ini (30/7) di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,43%, indeks Shanghai menguat 0,39%, indeks Hang Seng terapresiasi 0,14%, indeks Straits Times terkerek 0,12%, dan indeks Kospi bertambah 0,45%. Awal negosiasi dagang AS-China sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Pada Selasa hari ini hingga besok (31/7/2019), kedua negara akan menggelar negosiasi dagang di Shanghai. Memang, ada aura negatif yang menyelimuti jalannya negosiasi dagang ini. Menteri keuangan AS Steven Mnuchin belum lama ini mengakui bahwa pada saat ini ada banyak masalah yang belum bisa dipecahkan oleh kedua belah pihak. "Saya akan mengatakan bahwa ada banyak permasalahan (yang belum bisa dipecahkan)," kata Mnuchin, dilansir dari CNBC International. Kemudian pada hari Jumat (26/7/2019), Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa ada kemungkinan China tidak ingin meneken kesepakatan dagang hingga setelah pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2020. Hal ini dikarenakan China akan bisa menegosiasikan kesepakatan yang lebih menguntungkan pihaknya dengan presiden AS yang baru (dengan asumsi Trump kalah pada Pilpres 2020). Sebelumnya, pejabat Gedung Putih memberi sinyal bahwa kesepakatan dagang kedua negara membutuhkan waktu yang lama untuk bisa diteken atau sekitar 6 bulan. Ada kemungkinan yang besar bahwa perang dagang AS-China akan berlanjut hingga ke tahun 2020. Namun, diharapkan dengan adanya negosiasi dagang di Shanghai (yang kemudian bisa berlanjut ke Washington) setidaknya kedua negara bisa terus mempertahankan gencatan senjata di bidang perdagangan yang saat ini tengah berlaku. Gencatan senjata yang dimaksud adalah AS dan China tak akan lanjut mengenakan bea masuk baru bagi produk impor dari masing-masing negara. Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru terhadap produk impor asal China senilai US$ 250 miliar, sementara China membalas dengan mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal AS senilai US$ 110 miliar. Perkembangan terkait perang dagang AS-China tentu sangat penting bagi perekonomian dan juga pasar saham dunia. Pasalnya, AS dan China merupakan dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi. Kala perang dagang antarkeduanya tereskalasi, bukan hanya laju perekonomian AS dan China yang akan tertekan, namun juga laju perekonomian dunia.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU