Pakde Bikin Petani Tak Lagi Jual Gabah

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 24 Jan 2018 16:45 WIB

Pakde Bikin Petani Tak Lagi Jual Gabah

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Sudah saatnya petani Jatim kaya, mungkin itu kata yang tepat untuk hasil dari program Hulu Hilir Agro Maritim sektor pertanian yang digagas Gubernur Jawa Timur Soekarwo, sejak awal tahun 2018. Jika sukses dalam program ini, petani Jatim bukan lagi akan panen padi secara konvensional, sebaliknya mereka akan 'panen beras' berkualitas premium. "Dalam program tersebut, Pemprov Jatim telah mengalokasikan dana dari APBD sebanyak Rp 100 miliar yang akan digunakan sebagai modal usaha bagi kegiatan pascapanen sejumlah gabungan kelompok tani (gapoktan)," ujar Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jatim, Fattah Jasin, pada Surabaya Pagi, kemarin. Fattah menjelaskan melalui program ini, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani hingga 52,6 persen. Sebab petani tak lagi menjual gabah, melainkan sudah menjadi beras yang telah diolah dengan kualitas premium. Lebih jauh dijelaskannya, konsep usaha pascapanen untuk para petani itu sebetulnya sudah lama digagas dan terus dimatangkan seiring dengan rencana pemerintah menghapus subsidi pupuk. Apalagi, program ini juga didukung Presiden Jokowi. Dalam satu dua minggu kedepan, program hulu-hilir pertanian sudah siap diluncurkan. Untuk merealisasikan proyek percontohan nasional itu, Pemprov Jatim telah mengalokasikan anggaran Rp 100 miliar dari APBD Jatim. Subsidi pupuk untuk wilayah Jatim yang mencapai sebanyak Rp 6 triliun per tahun. Harapannnya, subsidi pupuk yang mencapai Rp 6 triliun itu akan dialihkan sebagai modal petani melalui gapoktan untuk mengusahakan berbagai usaha pascapanen yang selama ini belum didorong karena keterbatasan modal yang dimiliki petani. Pemprov Jatim telah mengalokasikan dana dari APBD sebanyak Rp 100 miliar yang akan digunakan sebagai modal usaha bagi kegiatan pascapanen sejumlah gabungan kelompok tani (gapoktan). Dana sebesar itu akan disalurkan kepada beberapa gapoktan di Jatim yang memenuhi persyaratan sebagai modal untuk mengembangkan usaha pascapanen. Bank Jatim ditunjuk sebagai perbankan yang akan menyalurkan dana tersebut dengan mematok bungan 6%. Sejauh ini sudah ada beberapa gapoktan yang memenuhi persyaratan untuk menerima bantuan modal usaha. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi adalah salah satunya memiliki IP (indeks pertanian) yang bagus, yakni mampu bertanam sebanyak tiga kali dalam setahun. Beberapa gapoktan sudah kita identifikasi yang memenuhi persyaratan itu, mereka berada di daerah-daerah dengan IP yang cukup baik seperti di Jombang, Ngawi, Nganjuk, dan Malang, terang Fatah mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jatim tersebut. Dengan modal kerja yang disiapkan Pemprov Jatim dan akan disalurkan melalui Bank Jatim, para petani yang tergabung dalam gapoktan bisa membuka usaha baru. Sementara itu, sejumlah daerah yang masuk dalam program Hulu Hilir ini di antaranya Jombang yang terbagi dalam tiga kecamatan, yaki Ngoro 201 ha, kemudian, Kesamben 140 ha, dan Perak 250 ha. Lalu Kabupaten Kediri yang terletak di Kecamatan Banyaan 175 ha, dan Kecamatan Kandangan 150 ha. Ada juga di Kabupaten Pasuruan yang berada di Kecamatan Gempol Desa Jeruk Purut dengan luasan 60 ha dan di Desa Bulusari 170 ha. Ada juga di Kabupaten Malang di Kecamatan Singosari dengan luasan 108 ha. Selalnjutnya di Kabupaten Ngawi yang terletak di Kecamatan Paron dengan luasan 1.461 ha.arf

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU