Pakde Mundur, Emil Dardak dan Mantunya Bersaing

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 13 Agu 2019 00:00 WIB

Pakde Mundur, Emil Dardak dan Mantunya Bersaing

Keduanya Dianggap Bisa Mewakili Kaum Milenial dalam Tubuh Partai Pakde Karwo mundur dari pimpinan Partai Demokrat ditengarai karena jabatan barunya sebagai Komisaris Utama (Komut) Semen Indonesia. Bahkan, surat pengunduran diri Pakde Karwo telah disampaikan ke DPP pada Mei lalu atau sebelum Pakde Karwo ditunjuk sebagai Komut, 22 Mei 2019 lalu. Satu nama yang dianggap mewakili kaum milenial mampu memimpin Demokrat Jatim adalah menantu Pakde Karwo sendiri, Bayu Airlangga yang saat ini memimpin Muda Mudi Partai Demokrat Jatim. Dia memiliki kans yang sama untuk memimpin partai berlambang mercy di Jatim. Hermi, Miftahul Ilmi dan Riko Abdiono Tim Wartawan Surabaya Pagi Terkait pengunduran diri Pakde ini, Renville Antonio, Sekretaris Demokrat Jatim, mengatakan, pihaknya memberikan peluang seluas-luasnya kepada kader milenial termasuk di dewan pimpinan pusat, Sebelumnya, Renville juga menyebut, nama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak juga masuk radar Demokrat. Menurut Renville, beberapa nama tersebut baru mengemuka pada pembicaraan informal antara kader partai. Menurut Renville, Khofifah dan Emil merupakan figur yang dekat dengan Partai Demokrat. Sebab, Partai Demokrat menjadi partai pengusung utama pada pemilihan Gubernur 2018 lalu. "Apalagi, setahu kami ibu Khofifah maupun Mas Emil hingga saat ini belum berpartai," kata Renville kepada jurnalis ketika dikonfirmasi di Surabaya, Senin (12/8/2019). Khofifah dan Emil dinilai juga layak mengisi posisi ketua DPD yang ditinggalkan oleh Soekarwo. Pakde Karwo (sapaan Soekarwo) merupakan mantan Gubernur Jatim dua periode dan kini menjabat Komisaris Utama Semen Indonesia. "Kalau sebelumnya kami memiliki ketua berlatar belakang Gubernur, paling tidak ke depan kami juga dapat yang minimal (jabatannya) bisa unda-undi (setara) dengan Pakde Karwo," jelas Renville. Renville melanjutkan bahwa Demokrat di Jawa Timur dikenal sebagai partai penguasa. Terbukti, Demokrat sukses mengantar figur yang diusung menjadi Gubernur selama tiga periode berturut-turut. "Paling tidak (Ketua DPD Demokrat Jatim) memiliki jabatan publik cukup signifikan sebab hal ini menjadi bagian dari sosok simbol partai," kata Renville. Satu nama lagi yang dianggap mewakili kaum milenial mampu memimpin Demokrat Jatim adalah Bayu Airlangga, menantu Pakde Karwo. Dia memiliki kans yang sama untuk memimpin partai berlambang mercy di Jatim. Kader Muda Demokrat, Dedy Irwansyah mengatakan Partai Demokrat butuh sosok muda yang potensial untuk memimpin Jawa Timur ke depan. "Sosok Emil Dardak memiliki kapasitas yang cukup untuk membawa perubahan di tubuh partai ke depan, terlebih beliau adalah Wakil Gubernur Jawa Timur," ujar Dedy. Namun, melihat posisi Emil Dardak yang belum memiliki akar rumput yang kuat, fungsionaris KNPI asal Sidoarjo ini juga menyebut nama Bayu Airlangga yang juga Anggota DPRD Jatim terpilih 2019-2024. Jika dukungan pengurus di daerah terhadap Emil kurang kuat, maka sosok alternatifnya adalah Bayu Airlangga," imbuh Dedy. Menurutnya, kondisi partai Demokrat Jawa Timur saat ini memang membutuhkan figur yang kuat, mengingat pada pemilu legislatif 2019, torehan suara Partai Demokrat di Jawa Timur tidak begitu signifikan. Sehingga figur baru ini nantinya bisa mengangkat citra parpol besutan SBY tersebut. Mas Bayu dengan posisinya sekarang sebagai ketua Muda Mudi Demokrat dan pengurus DPD Demokrat Jatim, punya jaringan di internal yang cukup luas, pungkasnya Target Kembalikan Kejayaan Demokrat Jatim pasca Soekarwo butuh nahkoda yang kuat luar dalam. Siapapun yang akan memimpin Demokrat jatim, akan memikul tugas yang berat untik bisa mengembalikan kekuatan dan kejayaan demokrat di Jatim. Demikian disampaikan pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura, Jawa Timur, Surokim Abdusaalam. "Sebagai partai dengan ideologi tengah saya pikir demokrat harus berani untuk move on memberi kepercayaan pada yang muda muda." kata Surokim, Senin (12/8). Sebab, kata Surokim, ini penting dilakukan karena pada pemilu 2024, pemilih kelompok ini yang akan unjuk gigi dan menjadi kekuatan pemilih utama dalam pemilu. Apalagi, lanjut Surokim, jika menyimak perolehan pileg tahun ini, partai partai yang berani menampilkan caleg muda, terbukti mendapat respons positif dari pemilih di Jatim. "Momentum itu harus ditangkap Demokrat karena posisi demokrat sebagai partai penyeimbang dan tengah butuh kekuatan pada performance pemimpin muda yang biasanya inovatif dan akseleratif membaca pergerakan," kata Surokim. Dari nama yang beredar saat ini, seperti Emil Dardak, Didik Mukrianto, dan Bayu Airlangga serta Renville semua ada plus minusnya. Emil Dardak, kata Surokim, punya kekuatan eksternal yang kuat. Emil memang masih baru di internal Demokrat Jatim, tetapi punya hubungan baik dengan Cikeas, dan itu menjadi nilai plus. Apalagi, lanjutnya, saat ini sedang menjabat sebagai wagub Jatim. Sementara nama Didik sebagai kader organik, punya pengalaman dan juga basis dan juga kuat diinternal demokrat jatim. Relasi dikalangan aktivis muda, relatif mapan untuk refresh gagasan gagasan progresif. Sementara Bayu, selain punya kekuatan dikenal diinternal partai, basis sebagai pengusaha muda juga bisa jadi nilai plus. "Kalau Renville, sebagai sekjen Demokrat Jatim selama ini tentu sudah hafal luar dalam tentang bagaiman demokrat jatim. Punya pengalaman sebagai parlemen dijatim dan sikapnya yang terbuka, saya pikir juga layak bersaing," kata Surokim Keempat calon itu semua, lanjut Surokim, masih muda dan fresh untik tipikal demokrat jatim yang kekinian sebagai suksesor Soekarwo. "Tapikan tentu tidak mudah meyakinkan kalangan internal mereka, karena bagaimanapun juga masih banyak tokoh tokoh senior yang juga punya modal kuat untuk bisa maju. Saya pikir itu akan kompetitif dan seru," kata Surokim. Jadi, masih kata Surokim, kekuatan suksesor Demokrat Jatim akan ditentukan oleh kemampuan kandidat dalam membangun komunikasi dengan kekuatan di internal demokrat jatim. "Harus bisa tembus ke Pakde Karwo dan juga Cikeas. Siapa yang punya modal lengkap, itu saya pikir punya peluang lebih besar,ucapnya. Mekanisme Top Down Terkait figure resmi calon ketua DPD Demokrat Jatim akan diusulkan oleh pengurus di tingkat kabupaten/kota. Hal ini akan dilakukan melalui mekanisme musyawarah daerah (Musda). Rencananya, Musda Demokrat Jatim akan dilaksanakan pasca kongres yang diselenggarakan sekitar Maret-April 2020 mendatang. "Di Demokrat, kami menganut mekanisme top-down, bukan bottom-up seperti partai lain. Jadi, kami Kongres di pusat terlebih dahulu, baru daerah mengikuti setelahnya," jelas Renville lagi. Menurut Renville, di dalam waktu dekat DPP akan menunjuk seorang Plt sebagai pelaksana tugas ketua DPD Demokrat Jatim menggantikan Pakde Karwo. Plt berasal dari pejabat di struktur DPP "Berdasarkan aturan partai, Plt berasal dari pejabat struktur yang satu tingkat di atasnya. Maka karena ini menggantikan DPD, maka Plt berasal dari DPP," jelasnya. Pihaknya pun menyerahkan sepenuhnya kepada DPP terkait penunjukan Plt Ketua Demokrat Jatim. "Kami tidak tahu siapa yang akan ditunjuk sebab sampai saat ini juga belum ada nama yang muncul. Kami masih menunggu," kata Renville yang juga Anggota DPRD Jatim ini. Pihaknya optimistis, Demokrat Jawa Timur akan tetap solid di bawah kepemimpinan Plt tersebut. Apalagi, di dalam waktu dekat belum ada agenda politik. "Siapapun Plt yang akan dituju oleh DPP kami akan patuh dan optimis tidak akan mengganggu kinerja partai. Sebab, di dalam waktu dekat ini juga belum ada gelaran politik yang cukup signifikan," pungkasnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU