SURABAYAPAGI, Lamongan - Masa pandemi covid-19 Pemkab Lamongan membuat inovasi untuk membantu mengoptimalkan kesertaan akseptor KB menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang (MKJP), dengan Mobil Pelayanan Keliling Desa Bersama Bidan Desa atau disebut dengan Monalisa Berdansa.
Mobil yang juga untuk mengoptimalkan Kampung KB Tangguh dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak itu, Kamis (5/11/2020) dicanangkan oleh Bupati Fadeli di Desa Jugo Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan.
Baca Juga: Bocah di Lamongan Tewas Tenggelam di Telaga
Bupati Fadeli dalam sambutannya menyebutkan, kalau mobil pelayanan ini merupakan inovasi yang dilakukan untuk mendukung pelaksanaan program kampung KB di Lamongan, 107 kampung KB Tangguh yang telah dicanangkan.
Program Kampung KB tangguh itu, yang dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup, di tengah pandemi ini harus ditingkatkan peranannya, utamanya dalam membantu penanganan covid-19, untuk kesehatan maupun ekonomi.
Baca Juga: Kupatan Tanjung Kodok, Lestarikan Tradisi dan Promosi Wisata Lamongan
Sementara itu, berdasarkan data dari Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Lamongan, Umuronah, sebelum adanya inovasi ini jumlah peserta KB aktif di Lamongan per-Desember 2018 sebanyak 236.872 akseptor dengan 51.426 akseptor MKJP. Pada tahun 2019, akseptor MKJP meningkat menjadi 52.944 dari 242.147 peserta KB aktif.
Inovasi Monalisa Berdansa bertujuan mendekatkan tempat pelayanan pemasangan kontrasepsi pada akseptor KB, sehingga akseptor tidak perlu jauh-jauh ke Puskesmas atau Rumah Sakit dan cukup dilayani di desanya masing-masing. Akseptor KB dari sekitar desa yang dikunjungi mobil pelayanan cukup berkumpul di desa kunjungan dan kemudian akan dijemput petugas dengan mobil jemputan akseptor.
Baca Juga: Hari Pertama Masuk, Layanan Publik Lamongan Mulai Beroperasi
Adapun teknis pelaksanaan menggunakan pelayanan Monalisa Berdansa ini yakni, korwil bersama bidan koordinator melakukan koordinasi, mengajukan alat kontrasepsi, pemeriksaan mobil pelayanan, persiapan pemberangkatan, mobil pelayanan ditempatkan di halaman balai desa, penjemputan akseptor yang jauh, konseling pada calon akseptor, pemasangan alat kontrasepsi, dan konsengin pasca pemasangan alat.jir
Editor : Mariana Setiawati