Panglima TNI Akui Medsos Dimanfaatkan Media Propaganda

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 23 Nov 2020 21:46 WIB

Panglima TNI Akui Medsos Dimanfaatkan Media Propaganda

i

Panglima TNI Hadi Tjahjanto saat melakukan webinar, akhir pekan kemarin.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - “Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa media sosial telah dapat dimanfaatkan sebagai media propaganda, media perang urat syaraf," ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, melalui keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (21/11/2020).

Menurut Panglima, karakter media sosial yang telah dimanfaatkan sebagai media propaganda, karena memiliki kecepatan dan jangkauan lebih cepat, lebih luas, dan lebih mudah. Ini dinilainya menimbulkan dampak yang lebih masif dari dunia fisik.

Baca Juga: Pasar Murah di Kodim Ponorogo Diserbu Warga

Selain sebagai media propaganda, Hadi juga menyoroti penggunaan media sosial yang dapat digunakan untuk perang informasi atau pun perang psikologi.

Ia juga menyinggung penggunaan hashtag atau tagar dan trending topic di media sosial yang bisa mengarahkan suatu isu tertentu. "Sekarang kita mengenal hashtag, trending topic. Dahulu kita menyebutnya sebagai tema propaganda," katanya.

Apalagi, lanjut dia, beberapa pekan terakhir ini media sosial tengah diramaikan dengan sejumlah isu yang cukup hangat.

Baca Juga: Pemberian Pangkat Jenderal TNI (HOR) ke Prabowo, Usulannya Panglima TNI

Meski tak menjelaskan secara detail, Hadi mengatakan, salah satunya soal ancaman separatisme menggunakan media sosial untuk memisahkan diri dari NKRI.

Ia menuturkan, aksi separatisme saat ini tidak hanya berupa pemberontakan bersenjata, melainkan juga berkembang melalui kampanye internasional dengan memanfaatkan media sosial.

Jika tak dikontrol dengan baik, Hadi khawatir isu-isu tersebut akan membuat masyarakat semakin terpolarisasi.

Baca Juga: Rabu ini, Prabowo Bintang Empat

"Isu-isu tersebut bila kita lihat membuat masyarakat terkotak-kota, terpolarisasi, dan dibenturkan satu sama lain. Terdapat pula narasi yang membangun ketidakpercayaan kepada pemerintah dan tidak percaya kepada berbagai upaya pemerintah untuk kepentingan rakyat," imbuh Hadi.

Menurut Panglima, persoalan propanda melalui Medsos tak bisa diselesaikan oleh satu instansi semata. "Butuh penanganan komprehensif, integral, dan terpadu," tuturnya. n erc/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU