PDIP : Surabaya Bersatu, Eri-Armuji Kuat Karena Gemblengan dan Kepungan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 19 Nov 2020 19:23 WIB

PDIP : Surabaya Bersatu, Eri-Armuji Kuat Karena Gemblengan dan Kepungan

i

Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya 2020 No 1 Eri Cahyadi - Armuji .SP/BYTA INDRAWATI.

SURABAYAPAGI, Surabaya - PDI Perjuangan terus menyatu dengan seluruh elemen masyarakat Surabaya untuk memenangkan Eri Cahyadi, guna memastikan satunya arah kemajuan Surabaya sejak Bambang DH, dan Tri Rismaharini bersama Whisnu Sakti Buana.

Sebab Eri mampu menunjukkan semua kualitas itu dalam debat kandidat Pilkada Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota Surabaya 2020.

Baca Juga: Pilkada 2024, Rukretmen Badan Adhoc Tunggu Petunjuk Teknis

“Debat tadi malam menunjukkan kualifikasi kepemimpinan Eri-Armuji, berhadapan dengan Machfud Arifin yang lebih kedepankan retorika, namun tidak memahami persoalan tata kota, investasi dan juga manajemen pemerintahan yang baik”, ujar Djarot Syaiful Hidayat, mantan walikota Blitar, wakil gubernur dan Gubernur DKI.

Karena Machfud Arifin kurang begitu paham pemerintahan yang baik, maka mengapa strategi yang dipakai adalah memecah belah, termasuk mendekati Seno, anak almarhum Pak Sutjipto, yang sebelumnya juga merupakan mantan Wali Kota Surabaya.

"MA telah melakukan politik devide et empire ala kolonialisme Belanda. Politik pemecah belah selama masa kolonial selalu dilawan oleh seluruh anak bangsa, termasuk NU, Muhammadiyah, dan PNI saat itu. Jadi rasanya kurang elok kalau tim MA menjalankan politik adu domba, termasuk apa yang dilakukan oleh Mat Mochtar. Sebab itu cara kolonial yang ditentang arek-arek Surabaya," ungkapnya.

Djarot Syaiful Hidayat, juga mengungkapkan bahwa DPP Partai telah memecat Mat Mochtar karena perilakunya yang tidak terpuji.

Baca Juga: Gerindra Galau dengan Manuver Megawati

“Mat Mochtar telah dipecat. Kalau mengaku anggota Partai harus memiliki kesadaran berorganisasi. Eri Cahyadi-Armuji adalah calon PDI Perjuangan. Saya tahu persis bagaimana sebelum mengambil keputusan Ibu Megawati melakukan kontemplasi. Bahkan saat itu agar keputusan benar-benar sesuai harapan rakyat Surabaya, sebulan sebelum Eri-Armuji diumumkan, Ibu Mega tidak mau terima tamu, termasuk Bu Risma," tegasnya.

"Dengan demikian keputusan benar-benar jernih, tulus, untuk masa depan Kota Surabaya. Eri diputuskan sebagai calon karena kepemimpinannya. Eri adalah sosok muda, berprestasi di Surabaya. Dan sebagai seorang insinyur, mampu membuat perencanaan dan desain kemajuan bagi Surabaya untuk Indonesia dan dunia”, imbuhnya.

Atas dasar hal tersebut, Djarot Syaiful Hidayat meyakini, bahwa justru ketika Eri-Armuji dikepung, dan lawan memiliki begitu banyak logistik dan dana, Surabaya justru semakin bersatu.

Baca Juga: Simpang Siurnya Pernyataan Gibran dan Hasto

“Eri semakin kuat justru karena gemblengan dan kepungan. Apa yang terjadi justru membuktikan bagaimana masyarakat Surabaya memiliki keberanian untuk memilih pemimpin muda yang jujur, berpengalaman,  dan visioner. Jadi ketika Surabaya dikepung, seperti halnya ketika Sekutu mengepung Surabaya, perlawanan rakyat untuk mendukung pemimpin yang baik akan semakin kuat," pungkasnya. byt

 

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU