Peluang E-Commerce Indonesia, Masih Menjanjikan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 05 Feb 2020 21:06 WIB

Peluang E-Commerce Indonesia, Masih Menjanjikan

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Industri ecommerce di Indonesia diperkirakan masih akan tumbuh di 2020. Pasalnya masih ada potensi yang belum tergali sebelumnya. Menurut Sirclo, perusahaan penyedia layanan solusi ecommerce (ecommerce enabler), ada beberapa tren dan peluang yang akan dihadapi oleh pelaku bisnis ini selama 2020. Apa saja? "Berdasarkan hasil penelitian internal dan insight yang kami dapatkan dari klien brand kami, kami menyimpulkan setidaknya terdapat tiga tren industri e-commerce yang perlu diantisipasi oleh brand dan pemilik usaha di tahun ini," ungkap Brian Marshal, CEO dan Founder dari Sirclo. Pertama, peningkatan daya beli dan engagement di wilayah luar pulau Jawa. Data internal Sirclo yang diperoleh dari kampanye Harbolnas 12.12 lalu menunjukkan peningkatan transaksi e-commerce yang signifikan dari wilayah-wilayah di luar Pulau Jawa, seperti Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, dan Papua. Potensi dan aktivitas e-commerce yang melambung ini diprediksi akan terus meningkat di tahun 2020. Sehingga, penting bagi brand untuk mulai meningkatkan fokus dan aktivitas ke luar Pulau Jawa. Kedua, pertumbuhan industri e-commerce Indonesia didominasi oleh penjualan ritel yang terdiri dari beberapa kategori, seperti fesyen, consumer goods, maupun produk-produk kecantikan dan kesehatan. Pertumbuhan pesat ini banyak difasilitasi oleh kehadiran marketplace. Dengan kemudahan dalam membuka lapak atau toko online, kini pelaku bisnis dapat menawarkan jasa atau produk secara digital dengan jangkauan konsumen yang lebih luas. Selain itu, munculnya banyak brand baru di beberapa tahun terakhir juga akan mempengaruhi pertumbuhan jumlah reseller dan distributor dari brand-brand tersebut. Ketiga, konsumen di era modern cenderung memiliki kebiasaan belanja yang memanfaatkan platform online sekaligus offline. Menurut data dari McKinsey, 20% pelanggan Indonesia biasanya melakukan riset produk di toko online sebelum akhirnya membeli produk di toko offline. "Kedua segmen semakin terikat dan tak terpisahkan. Bila brand memiliki presensi online yang baik, maka penjualan offline pun akan meningkat," tambah Brian. Menanggapi ketiga tren tersebut, brand dan pemilik bisnis perlu semakin cermat dalam memahami strategi yang dibutuhkan untuk memaksimalkan pertumbuhan bisnis. Brian menekankan bahwa peluang besar industri e-commerce Indonesia tahun 2020 terbagi menjadi 3 pilar utama, yaitu: Brand.com, atau website yang dibangun khusus sebagai toko online sebuah brand. Membangun brand sendiri tidak bisa lepas dari membangun presensi dan identitas online dan salah satu cara utamanya adalah dengan membangun situs/toko online sendiri. Marketplace, yaitu kanal yang memfasilitasi transaksi jual beli online, seperti Tokopedia, Shopee, JD.ID, dan Lazada. "Di permulaan, bisnis perlu memilih platform yang sudah populer terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk membangun basis pembeli yang solid. Kemudian, dari sana pemilik bisnis bisa fokus dalam mengembangkan situsnya sendiri," ungkap Brian. Penyediaan fitur chat commerce yang memfasilitasi interaksi penjual dengan pembeli melalui chat. Ini merupakan solusi dari transaksi reguler yang memakan waktu dan kurang efisien bagi kedua pihak. Untuk mempertajam strategi dan memaksimalkan investasi di ketiga pilar peluang tersebut, brand perlu memiliki partner e-commerce enabler yang handal. E-commerce enabler adalah perusahaan yang menyediakan solusi digital end-to-end untuk memasarkan produk secara digital, hingga ke jalur distribusi online. "Banyak pelaku usaha yang kewalahan menghadapi pesanan, pertanyaan pembeli, sampai manajemen stok. Karena itu, Sirclo membantu mereka dalam menangani hal-hal operasional penjualan, seperti manajemen gudang, pengelolaan pemesanan, hingga pengiriman barang sampai ke tempat tujuan," kata Brian.ike

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU