Pemerintah Lalai Bansos Tak Merata, Rakyat Menjerit

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 09 Mei 2020 08:29 WIB

Pemerintah Lalai Bansos Tak Merata, Rakyat Menjerit

Surabaya, SURABAYAPAGI.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerima bantuan dari Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo melalui Kementerian Sekretariat Negara RI.

Bantuan berupa 10 ribu paket sembako itu diterima oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Halaman Balai Kota Surabaya, Kamis (30/4/2020) minggu lalu.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Disnakertrans Jatim Buka 54 Posko Pengaduan THR

Wali Kota Risma menyampaikan, sebenarnya bantuan yang diterima ini ingin segera ia bagikan ke masyarakat.

Namun, saat ini pihaknya masih menunggu hasil verifikasi data MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) yang diajukan ke Kementerian Sosial (Kemensos) untuk daftar penerima Bantuan Sosial Tunai.

Setidaknya ada sekitar 174.332 Kartu Keluarga (KK) di Kota Pahlawan yang diusulkan pemkot ke Kemensos.

“Mereka yang akan menerima bantuan uang tunai selama tiga bulan itu. Hingga saat ini yang terverifikasi itu sekitar 65.925. Ini verifikasinya terus masih bergerak dan kita tunggu,” kata Wali Kota Risma di Surabaya, Kamis (30/4/2020).

Menurutnya, jika semua MBR mendapatkan bantuan dari Kemensos, maka bantuan dari Presiden Jokowi akan dialokasikan kepada masyarakat lain terdampak Covid-19 yang belum menerima intervensi apapun dari pemerintah.

Misalnya, warga yang kena putus hubungan kerja (PHK), para penjual makanan di sekolah dan berbagai pekerja yang terdampak karena pandemi tersebut.  

Wali Kota Risma memastikan, seluruh bantuan yang sudah terkumpul selama ini dari berbagai kalangan akan diberikan bersamaan dengan bantuan yang diterima dari Presiden RI ke masyarakat miskin terdampak.

Baca Juga: Mengatasnamakan Media Nasional, Warga Lamongan Diperas Wartawan Gadungan

Sedangkan, Tiga bersaudara, Wahyu Azis, Ahimsa dan Akfah warga Babadan Rukun 5 No 15, Kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan, Surabaya ini tak bisa senyum layaknya warga yang hidup di Negeri yang katanya telah Merdeka.

Apalagi diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di musim pandemi Covid-19 ini. Dia yang masih bisa kerja, mengaku masih bisa menghibur diri, sambil mengatakan meski sedikit masih bisa cari duit.

Berbeda dengan kedua adiknya masih butuh biaya. Itu yang membuat dirinya kelimpungan.

Tiga bersaudara yang dua tahun silam ibunya meninggal itu, harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di dapur rumahnya. Sementara, bapaknya di rantau dan dipastikan tidak bisa pulang ke rumah itu, membuat beban hidup harus dipikul sendiri.

Baca Juga: Unesa Terima 4.733 Camaba Lewat Jalur SNBP 2024

Dia mengatakan, juga tidak paham kategori apa yang membuat dia dan kedua adiknya tidak mendapat bantuan sosial (Bansos), yang didengungkan dan merupakan kucuran dana dari pemerintah untuk masyarakat yang berhak menerima alias membutuhkan. 

"Ndak tahu, apa kriterianya. Saya dan dua adik saya yang setiap hari kekurangan, ndak tersentuh bantuan itu (Bansos). Termasuk saat ada musibah nasional Covid-19 ini," tulis Dedat, melalui nomor Whattshap (WA) di handphonenya, Sabtu (9/4).

Remaja yang aktif di perkumpulan pemuda masjid itu pun hanya bisa menggerutu. Sambil bergumam model penyaluran dan pengawasan Bansos perlu dicermati, bila perlu ada Satgas Pengawasan (penyaluran Bansos).

"Masak yang tergolong mampu atau kaya, malah mereka dapat (Bansos), aduh gimana ini. Kasihan, orang yang miskin dan berhak menerima, malah tidak dapat," sambung tulisannya yang juga melalui WA. jul

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU