Pemerintah Tiongkok Perketat Kebijakan Untuk Para Gamer

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 10 Nov 2019 14:49 WIB

Pemerintah Tiongkok Perketat Kebijakan Untuk Para Gamer

SURABAYAPAGI.COM, -Di jaman digital saat ini game ponsel memberikan pengaruh layaknya psikotropika. Tak hanya anak anak, bahkan orang dewasa tak jarang yang bermain game melalui ponsel mereka. Bermain game memang memilki manfaat yaitu dapat menghilangkan kepenatan. Namun, bermain game secara berlebih akan menghasilkan dampak yang buruk, tidak hanya pada kesehatan namun pada berbagi aspek. Demi mengurangi dampak buruk dari bermain game secara berlebihan, pemerintah Tiongkok mengeluarkan peraturan keras terhadap warganya dalam bermain game. Warga dilarang bermain lebih dari jam 10 malam serta lebih dari 90 menit di hari kerja dan lebih dari tiga jam di akhir pekan atau liburan. Selain durasi dalam memainkan game, pemerintah Tiongkok juga membatasi pengeluaran yang digunakan untuk bermain game. Para gamer (sebutan untuk orang yang bermain game) dibatasi maksimal sekitar 800 ribu dalam sebulan untuk dihabiskan memperkuat karakter gamenya. MelansirThe New York Times pada Minggu (9/11/2019), peraturan tersebut dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi masalah kecanduan gim pada anak muda. Para pejabat juga menuding bahwa meningkatnya rabun jauh dan kinerja akademik yang buruk disebabkan karena kebiasaan tersebut. "Masalah-masalah ini memengaruhi kesehatan fisik dan mental anak di bawah umur, serta pembelajaran dan kehidupan normal mereka," kata National Press and Publication dalam pernyataan yang diterbitkan di kantor beritaXinhua. MengutipNPR, peraturan tersebut mengharuskan bahwa masyarakat yang akan bermain gim daring untuk mendaftarkan akun mereka dengan nama asli dan nomor telepon, sehingga pemerintah bisa mengawasi waktu permainan. Selain itu, warga Tiongkok juga dilarang bermain gim yang menggambarkan hal-hal eksplisit seksual, kekerasan, serta perjudian. Di sisi lain, tetap ada kritik terkait hal ini. Salah satunya untuk permainan yang tidak terhubung lewat jaringan internet. Yang Bingben (35), salah seorang pemilik perusahaan industri teknologi mengatakan bahwa dia khawatir masih banyak anak yang menemukan cara untuk tetap bermain gim. Dia mencontohkan putranya yang bermain tanpa perlu koneksi internet. "Kita harus mengembangkan hal-hal baru untuk menggantikan gim," kata Bingben. Dia merekomendasikan pemerintah untuk lebih fokus membangun tempat-tempat olahraga seperti stadion dan lapangan.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU