Pemkot Berupaya Cegah Stunting di Surabaya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 18 Des 2019 20:11 WIB

Pemkot Berupaya Cegah Stunting di Surabaya

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya terus lakukan upaya pencegahan anak kerdil (stunting). Upaya itu ditunjukkan melalui penyelenggaraan kegiatan komitmen bersama percepatan pencegahan stunting. Kegiatan tersebut berlangsung mulai pukul 07.30 WIB sampai 11.00 WIB di Balai Pemuda, Jalan Gubernur Suryo 15 Surabaya, Rabu (18/12/2019). Jajaran OPD Pemkot Surabaya bersama berbagai instansi lain seperti Kementerian Agama, Persi Jatim dan Surabaya, BPOM, IDI Surabaya turut hadir dalam kegiatan tersebut. Lalu, Ikatan Bidan Indonesia kota Surabaya, Persagi Kota Surabaya serta Forum Kota Sehat TPPKK Kota Surabaya. Mereka melakukan penandatanganan, yang secara simbolis dilakukan untuk menunjukkan komitmen. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta kepada seluruh pihak untuk bersama mencegah anak stunting. Sebab, hal itu juga akan mempengaruhi kecerdasan anak. "Bagaimana mungkin kita bisa bersaing kalau kecerdasan kurang, ujar Risma. Risma juga meminta jajarannya, untuk terus memperhatikan warga, diantaranya memantau ibu hamil. Lebih lanjut, Risma meminta kepada para lurah untuk memastikan program permakanan terutama kepada warga yang tidak mampu, dan untuk ibu hamil Risma meminta untuk mendapatkan permakanan tambahan dari Puskesmas. "Saya harap Puskesmas jemput bola, untuk mengawasi terus. Sebetulnya (pemberian makanan) kita sudah lakukan untuk Ibu hamil dan warga miskin," tambah Risma. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya, jumlah stunting di Kota Surabaya mengalami penurunan. Data tahun 2019 menyebutkan stunting di Surabaya berjumlah sekitar 15 ribu. Jumlah tersebut terbilang menurun jika dibanding tahun sebelumnya yang mencapai jumlah 16 ribu anak. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, untuk mencegah anak stunting dimulai di masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Pada masa itu, balita membutuhkan gizi dan perilaku hidup sehat di lingkungan sekitar. "Pada saat masih bayi, bila ukuran kurang dari 47 centimeter, kita harus curiga dan segera didampingi agar tidak menjadi stunting, kata Febria. Namun, sebelumnya bagi calon pengantin mendapatkan pendampingan dari Puskesmas, hingga mendapatkan sertifikat layak nikah. Sejak tahun 2016, sekitar 60 persen ibu hamil mendapatkan pendampingan. Anak-anak yang lolos pendampingan mendapatkan sertifikasi lolos 1.000 HPK.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU