Penyebab Mati Listrik, dan Dampak Terhadap Ekonomi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 05 Agu 2019 20:17 WIB

Penyebab Mati Listrik, dan Dampak Terhadap Ekonomi

SURABAYAPAGI.com Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menyatakan bahwa peristiwa padamnya listrik hampir diseluruh Pulau Jawa secara massal pasti mengakibatkan dampak secara ekonomi. "Kalau merugikan ya pasti merugikan," katanya, dikutip dari CNN Senin (5/8). Walapun begitu, dia menyakinkan bahwa kejadian itu hanyalah sementara karena PLN sedang berjuang keras untuk memperbaiki permasalahan tersebut. Dia juga menyakinkan tak akan mempengaruhi investor terhadap indonesia "Sudah lah listrik itu kan kemarin aja. Mudah-mudahan tidak kejadian lagi," imbuhnya. Sebagai informasi, listrik padam di sejumlah wilayah Jakarta dan sebagian Banten, Jawa Barat, serta Jawa Tengah, sekitar pukul 11.48 WIB, pada Minggu (4/8). Bahkan beberapa wilayah masih padam hingga Senin (5/8) pagi. PLN menjelaskan listrik mati karena ada gangguan pada sisi transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kiloVolt (kV). Hal ini mengakibatkan transfer energi dari timur ke barat mengalami kegagalan. Atas kejadian tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatangi Kantor Pusat PLN, Senin (5/8). Jokowi meminta perusahaan setrum negara tersebut untuk segera menyelesaikan masalah. Ia juga mempertanyakan jajaran PLN yang tak menghitung kejadian gangguan listrik, sehingga berdampak pada pemadaman di sejumlah wilayah. Menurutnya, listrik mati tiba-tiba menunjukkan tak ada langkah antisipasi dari PLN. "Kok tahu-tahudrop (listrik) itu? Artinya, pekerjaan yang ada tidak dihitung, tidak dikalkulasi dan itu betul-betul merugikan kita semuanya," terang Darmin. Dilansir dari CNN Sekadar informasi, blackout listrik tidak cuma mengakibatkan aliran rumah tangga mati, tetapi juga layanan publik, seperti gedung perkantoran dan sebagian pusat perbelanjaan, termasuk ritel sejenis Indomaret, Alfamart. Belum lagi, layanan transportasi publik, seperti kereta rel listrik, dan MRT Jakarta. Belum diketahui kerugian pelaku industri tersebut. Namun, sebagian di antaranya tetap beroperasi dengan menggunakan genset, seperti hotel dan restoran. Dari sisi PLN, Direktur Pengadaan Strategis II PLN Djoko Raharjo Abumanan memprediksi kerugian yang ditanggung perusahaan berkisar Rp90 miliar. Kerugian berasal dari terhentinya penjualan listrik saat terjadi gangguan. Rata-rata penjualan listrik PLN mencapai 22 ribu MegaWatt per jam pada hari libur atau Minggu. Namun, pasokan yang disuplai oleh pembangkit di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten hanya sebesar 13.000 MW per jam. Artinya, potential loss PLN sebesar 9 ribu MW per jam.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU