Meningktanya perang dagang yang digaungkan Trump terhadap China mengancam dan menimbulkan ketidak stabilan kua terhadap ekonomi Amerika itu sendiri bahkan The Fed tak mampu mengatasi hal itu sepenuhnya.
The Fed memangkas suku bunga minggu ini untuk pertama kalinya dalam hampir 11 tahun, secara efektif menurunkan kemungkinan resesi di Amerika Serikat. Hanya 24 jam kemudian, Trump meningkatkan peluang itu dengan bersumpah untuk melepaskan tarif impor 300 juta dolar AS dari Cina, yang untuk pertama kalinya akan berdampak langsung pada pembeli Amerika.
Arah baru dalam perang dagang hanya akan menambah penurunan dalam manufaktur yang mencakup seluruh dunia. Lebih lanjut akan mengurangi kepercayaan bisnis yang goyah dan bahkan dapat menusuk optimisme di antara konsumen. Singkatnya, sedikit kebaikan dapat datang dari tarif baru ini - dan pembalasan selanjutnya dari Beijing.
"Itu bisa sangat merusak ekonomi global. Risiko resesi telah meningkat karena perang perdagangan yang semakin meningkat," kata Kristina Hooper, dilansir dari CNNInternational (4/8)
Trump membabi buta investor pada hari Kamis dengan mengumumkan akhir tiba-tiba gencatan senjata perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina. Meskipun pembicaraan akan berlanjut, Trump tweeted bahwa ia berencana untuk mengenakan tarif 10% pada impor AS yang tersisa dari Cina.
Saham AS anjlok di tweet, aksi jual yang memperdalam pada hari Jumat. Uang tunai mengalir ke obligasi pemerintah yang sangat hemat, mengirimkan imbal hasil keuangan ke posisi terendah multi-tahun.
"Itu memberi tahu saya bahwa ada banyak kekhawatiran kami menuju perlambatan global yang signifikan," kata Hooper. Trump juga terus membuka kemungkinan bahwa tarif di Cina akan naik hingga 25%.
