Home / Surabaya : Hasil audit 2010-2011 Akuntan Publik oleh Kantor A

Perkumpulan Golf Ahmad Yani, tak Punya Aset Tanah

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 25 Feb 2018 23:27 WIB

Perkumpulan Golf Ahmad Yani, tak Punya Aset Tanah

SURABAYA PAGI, Surabaya- Kantor Akuntan Publik Drs. Basri Hardjosumarto, menegaskan Perkumpulan Golf Ahmad Yani (PGAY), saat dilakukan audit olehnya, tidak punya aset tanah. Apalagi kini mem- BOT-kan (Built Operate Transfer, atau Perjanjian Bangun Guna Serah) tanah seluas 58 hektar ke PT Bhakti Tamara group, sebesar Rp 12 miliar. Aparat hukum harus turun tangan jangan sampai swasta ambil aset negara. Pak Hamid bisa diperiksa. Sudah tak jamannya lagi swasta kuasai tanah negara tanpa proses yang benar, pinta anggota Perkumpulan Golf Achmad Yani Surabaya, saat ditemui di sebuah resto kawasan Surabaya Timur, Minggu (25/02/2018) siang kemarin. Dalam laporan itu, Akuntan Publik Drs. Basri membeberkan laporan keuangan dan neraca Perkumpulan Golf Ahmad Yani Surabaya. Dalam laporan perubahan aset bersih untuk tahun 2010 dan 2011 dicatat, aset bersih tidak terikat akhir tahun 2011, sebesar - Rp 158.164.129. Sementara pendapatan usaha Rp 2,3 miliar dan pendapatan lain-lain Rp 1,6 m. Sedang beban usaha dicatat Rp 1,7 miliar. Beban Pemeliharaan Rp 1,2 miliar. Beban rupa-rupa dan beban penyusutan Rp 1,2 miliar. Lalu aset bersih tak terikat awal tahun -Rp 94 juta, kemudian koreksi saldo laba hutang pihak ke-3, sebesar Rp 46,5 juta. Neraca tahun 2010-2011 juga tergambar performance Perkumpulan Golf Ahmad Yani. Disebutkan ada hutang pajak tahun 2010 sebesar Rp 825 juta. Tapi tahun 2011, hutang pajak perkumpulan meningkat menjadi Rp 1 miliar. Juga ada Kewajiban tak lancar ke Yayasan Olahraga Golf Surabaya sebesar Rp 667 juta. Kemudian ada aset tetap sebesar Rp 6,4 miliar, tapi akumulasi penyusutannya Rp 4,8 miliar. Ini aset apa? Kalau tanah masak ada penyusutan sebesar itu, hingga dicatat nilai buku aset tetap Rp 1,5 m. Ini entry poin Aparat hukum segera masuk menyidik pengurus perkumpulan, komentar seorang akuntan publik Surabaya, semalam. Demikian juga jumlah anggota perkumpulan, menurut staf sekretariat Perkumpulan Golf Ahmad Yani, dari tahun ke tahun sejak dipimpin oleh mantan Bupati Malang Abdul Hamid, menurun drastis. Pada tahun 2012, jumlah anggota tercatat 836 orang, sampai akhir 2017, tak sampai 160 member. Sedangkan struktur organisasi PGAY berdasarkan SK No 11/Kep/PGAY/IV/2013 tanggal 01 April 2013, ketua umum H. Abdul Hamid, sekretaris H. Sujianto, bendahara Suprapto, Wakil Ketua 1, HM Sujatmiko, Wakil Ketua II, Taufik Imam Santoso, Wakil ketua III, Prof Sebastian Koto. Ini ada permainan AD/ART perkumpulan. Saatnya diungkap, agar negara tidak dirugikan oleh perkumpulan dan swasta. Banyak yang tahu Freddy Sun, yang keponakan Hasan Opek, punya jaringan luas di Kejati Jatim. Dengan Pak Maruli, dia mengaku kenal baik, tembah pengusaha property Surabaya. Sebelumnya, ada beberapa anggota perkumpulan Ahmad Yani Golf mulai buka suara terkait pengelolaan tanah seluas 58 hektar di Gunungsari Surabaya ini. Perkumpulan Golf Achmad Yani (PGAY) yang dipimpin oleh Abdul Hamid Mahmud, mantan Bupati Malang, diduga mengkomersialkan 58 hektar tanah negara ke Perusahaan Property Bhakti Tamara Group yang berkantor di kawasan Wiyung Surabaya. Perusahaan ini akan menjadikan Lapangan Golf Achmad Yani, sebagai lokasi Golf tengah kota termahal di Surabaya. Aspek hukum aset Pemkot yang rawan bermasalah hukum. Apalagi dikerjasamakan 35 tahun dengan perusahaan property. Kasus Gelora Pancasila, Pemkot gugat trio bos Property Ridwan Harjono, Prawiro Tedjo dan Wenas Panwell. Sedangkan Aset negara yang di Yani Golf ditangani Freddy Sun dan Wenas Panwell, pemain lama manfaatkan aset negara, kata seorang anggota perkumpulan Golf Achmad Yani, pada Kamis (22/2/2018) lalu. Nasib PGAY diprediksi bisa geger seperti Pasar Turi dan Kebun Binatang Surabaya. 007/rmc

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU