Pernikahan Dini di Jawa Timur Masih Tinggi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 15 Jan 2021 18:18 WIB

Pernikahan Dini di Jawa Timur Masih Tinggi

i

Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur. SP/ MAHBUB FIKRI 

 BKKBN Jatim : Ini Harus Cari Solusi

SURABAYAPAGI,Surabaya - Permasalahan pernikahan dini di Jawa Timur menjadi perhatian  serius bagi berbagai lapisan di masyarakat. Angka kasus yang tinggi memiliki dampak bagi keberlangsungan keluarga. Harmonisasi hingga berujung perceraian menjadi polemik yang sering terjadi.

Baca Juga: Antisipasi Pernikahan Dini, Pemkab Lamongan Siapkan Layanan Terintegrasi Data

Menurut data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan Jawa Timur (DP3AK Jatim), mencatat, adanya peningkatan perkawinan anak di bawah umur dua tahun terakhir. Begitupun data pengadilan agama (PA) se-Jatim yang mencatat ada 5.127 perkawinan anak sepanjang 2019. Adapun pada 2020 jumlahnya meningkat menjadi 6.084 kasus.

Hal tersebut lantas ditanggapi oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur Sukaryo Teguh Santoso yang mengatakan jika pernikahan dini betul-betul harus ditemukan titik penyelesaiannya. Ia berujar jika hal itu berdampak pada harmonisasi keluarga.

"Sebanyak 13,16 persen pernikahan dini di bawah 20 tahun dari semua perkawinan yg ada. Dan ini cukup tinggi di Jatim," ujarnya.

Teguh menyebutkan bahwa ada beberapa daerah yang menjadi perhatian khusus lantaran banyaknya kasus pernikahan dini.

Baca Juga: PA Sebut Pernikahan Anak di Surabaya Hampir Tembus 100 Kasus

"Selama ini yang memiliki persentase Mengurangi pernikahan dini kita akan edukasi. Fokus kita remaja. Jatim 9 jutaan. Edukasi konsep keluarga Berencana. Keluarga yg punya remaja di jatim penting peran orang tua tidak hanya harus  memahami tahap pertumbuhan dan komunikasi. Stakeholder sekolah" kita dekati. Tokoh masyarakat. Pendidikan menjadi sangat penting. ggi itu daerah Tapal Kuda. Ini menjadi perhatian kita. Selain itu mungkin ada beberapa daerah yang sama," imbuhnya.

Tingginya remaja di Jawa Timur menjadi hal utama untuk dilakukannya edukasi mengenai pernikahan serta keluarga berencana.

"Mengurangi pernikahan dini kita akan edukasi. Saat ini fokus kita remaja. Remaja di Jatim 9 jutaan. Kita tetap akan edukasi konsep keluarga berencana, keluarga yang punya remaja di Jatim penting peran orang tua tidak hanya harus memahami tahap pertumbuhan dan komunikasi," ucapnya.

Baca Juga: Diselenggarakan dengan Meriah BKKBN Jatim Luncurkan Program 1 Juta Telur

Selain edukasi, masalah pendidikan juga dapat menekan tingginya kasus pernikahan dini. Teguh menambahkan jika pendidikan remaja minimal telah lulus SMA akan sangat membantu dalam mencegah kemungkinan terjadinya pernikahan dini.

"Kalau remaja sudah tidak sekolah kan jadi tidak ada kerjaan. Kalau tidak ada kerjaan ya nikah kalau tidak dinikahi. Apalagi cewek," katanya lagi.

Dari data Badan Pusat Statistik di bps.go.id sebanyak 22.612.035 anak di Jawa Timur tidak bersekolah lagi. Sedangkan 4.271.112 anak tidak pernah mengenyam pendidikan meskipun telah mencapai batas usia. fm

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU