Home / Pilpres 2019 : Prediksi Pakar Feng Shui di Tahun Babi Tanah

Pilpres Ricuh, Usaha yang Bagus di Bidang Jasa

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 02 Jan 2019 08:55 WIB

Pilpres Ricuh, Usaha yang Bagus di Bidang Jasa

Malam pergantian tahun baru 2019 di kota Surabaya tanpa hingar bingar. Namun suhu politik nasional menjelang Pilpres, justru memanas. Fenomena ini membuat publik bertanya-tanya, apakah tahun 2019 membawa keberuntungan (Cuan) atau tidak? ---- Noviyanti Tri-Alqomar, Wartawan Surabaya Pagi Berdasarkan kalender China, 2019 merupakan tahun babi tanah. Ada banyak kemungkinan roda ekonomi di tahun 2019. Ada yang memprediksi susah bergerak, diperparah iklim politik yang tak kondusif. Kondisi ini dibenarkan Pakar Feng Shui asal Surabaya, yakni Suhu Guntur, Suhu Haryanto dan Suhu Ong S. Widjaja. Namun prediksi mereka, ada saja jenis usaha membawa keberungan di tahun ini. "Tentu ditahun 2018 telah banyak suka dan duka yang didapatkan, maka ambil hikmah keberhasilan dan kegagalan di tahun 2018 untuk dikembangkan agar lebih sukses di tahun 2019 kelak," ucap Suhu Guntur kepada Surabaya Pagi, Selasa (1/1/2019). Suhu Guntur membeber kiat sukses keberuntungan di tahun babi tanah yang berelemen kayu. Ia berpesan agar umat manusia dapat meninggalkan segala keburukan dan keresahan hati. Tidak boleh menoleh ke belakang untuk memantapkan langkah di tahun 2019. Arah keberuntungan tahun babi berada di selatan, utara dan timur. Sedangkan arah jelek berada di barat. Untuk usaha yang beruntung pada unsur api, kayu, air, jelas Suhu Guntur. Usaha yang bagus di bidang jasa. Seperti restoran, hiburan, elektronik, komputer, alat komunikasi, kuliner, garmen, kain, mebel, interior, kertas, hasil laut, jamu, kimia, obat-obatan, plastik, kosmetika, pelumas oli, bahan bangunan (properti), hasil bumi, ternak, profesi, travel dan expedisi, tambah Suhu Guntur. Sedangkan usaha yang jelek di tahun 2019, menurut Suhu Guntur adalah yang berelemen logam, seperti besi, mesin-mesin, perhiasan, arloji, kaca mata, dan otomotif. Untuk politik 2019, Suhu Guntur menjelaskan bahwa suhu politik akan memanas dan akan terjadi suatu gesekan atau konflik, bahkan bisa berujung kericuhan. "Untuk politik pilpres tahun 2019 akan lebih ricuh dari tahun 2014 dan gesekan antar pendukung Jokowi dan Prabowo," ungkapnya. Unsur Logam-Tanah Hal senada diungkapkan Suhu Ong S. Widjaja. Ia mengatakan pada 2019 ini memasuki Shio Babi. Ramalan usaha shio yang bakal memiliki peruntungan adalah unsur logam dan tanah. Sedangkan unsur air dan api mengalami jiong atau kendala. Suhu Ong mengungkapkan peruntungan Shio yang dipengaruhi oleh unsur logam dan tanah meliputi Shio Kelinci, Babi Kambing dan Tikus. Jika ingin berwirausaha, yang cocok adalah usaha yang berhubungan dengan unsur tersebut. "Misalnya otomotif, elektro besi, industri logam untuk unsur logam. Sedangkan unsur tanah seperti usaha bahan bakar, makanan, sembako, pertanahan, properti dan lain-lain ," papar Suhu Ong. Menurut dia, 2019 merupakan tahun kejayaan Shio Babi, dan tiga Shio lainnya karena posisi Shio berada Shio urutan 1 (Tikus) dan Shio dengan jarak empat angka, yakni urutan 12 (Babi), 4 (Kelinci), dan 8 (Kambing). Meskipun begitu, untuk Shio yang mempunyai keberuntungan di tahun 2019 harus bisa menjemput keberuntungannya dengan melakukan usaha maupun strategi dalam hal usaha. Karena tahun tersebut merupakan tahun kejayaan keempat Shio di atas. "Selain berusaha, Shio yang beruntung harus rajin bersedakah maupun beramal. Dia juga harus bersikap lebih baik agar Tuhan juga memberikan yang terbaik," tambahnya. Sedangkan unsur yang berlawanan yakni air dan api kurang beruntung. Mereka yang akan mengalami kendala dalam usahanya meliputi Shio Ular, Monyet, Macan, dan Kerbau. "Nah dalam hal ini usaha yang tergolong unsur api dan air meliputi makanan, batu bakar, perikanan, agrobisnis, bahan bakar, batu bara, kertas, busana, agrobisnis serta yang berhubungan dengan api dan air akan mengalami banyak kendala," ungkap Suhu Ong. Suhu Ong mengungkapkan bahwa keempat shio tersebut mempunyai jiong disebabkan karena Shio Ular dengan urutan enam (6) berada di garis vertikal dari Shio Babi dan Shio yang berada diurutan kedua yakni Kerbau. Sedangkan dua diantaranya berada di tengah garis horizontal yakni urutan 3 (Macan), dan 9 (Monyet). Ekstra Waspada Suhu Haryanto punya pandangan berbeda. Menurutnya, andai saja tahun Babi itu bisa dihindari, siapapun orangnya pasti akan menghidar agar tidak terkena jiong atau musibah. Sebab menurut kepercayaan warga etnis Tionghoa, jika sudah memasuki tahun Babi musibah akan datang silih berganti. Sebab, tahun Babi kali ini adalah jenis babi liar. Itulah sebabnya kehati-hatian dan kewaspadaan ekstra mutlak kita perlukan, cetus suhu Haryanto dihubungi terpisah, kemarin. Dalam hal politik dan pemerintahan, misalnya. Suhu Haryanto menyebut kepala negara untuk Indonesia menjadi masalah yang memanas. Dalam terawangannya, didalam peta bintang terbang terlihat bintang 6 dimasuki bintang tamu. Bintang 9 yang unsurnya api, bintang 6 di dalam trigram i-jing adalah simbol dari seorang pemimpin presiden dan unsurnya adalah logam. Ketika logam didatangi tamu unsur api, maka kana terjadi peristiwa yang di dalam fengshui disebut membakar gerbang langit. Gambaran dari peristiwa Pilpres 2019 akan sangat rawan. Banyak masalah dan ada unsure kerusuhannya, karena kedua kubu (Jokowi dan Prabowo, red) ini sudah sama-sama masuk dan terpancing dengan situasi yang panas. Tinggal menunggu saat meledaknya saja, ungkapnya. Dari olah batin yang dilakukan, Suhu Haryanto menyimpulkan bahwa musibah seperti banjir bandang dan berpotensi Tsunami bakal terjadi. Sebab, menurut perhitungan ilmu Bintang Terbang, posisi Indonesia ada pada kisaran angka tiga dan tujuh. Angka tiga dijelaskannya adalah symbol dari air sedangkan tujuh adalah ledakan. Ini yang saya maksud dengan banjir bandang berpotensi tsunami, bertemunya antara air laut yang ada diangka tiga dengan ledakan yang ada pada angka tujuh, terang dia. Meski begitu, menurut Suhu Haryanto, ekonomi cenderung merangkak bangkit dengan segala kesulitan di tengah konflik konflik. Para pemimpin politik cenderung malas dan lamban bertindak mengingat situasi tidak mendukung untuk ke arah sama, ujarnya. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU