Home / Kriminal : Terkait Kabar Bos Kafe Rasa Sayang Heri Kuncoro da

Polrestabes ’Dinilai’ Tak Transparan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 20 Okt 2018 09:26 WIB

Polrestabes ’Dinilai’ Tak Transparan

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Membongkar judi berkedok karaoke di Broadway Pub Jl Mayjen Sungkono Surabaya, menjadi prestasi Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan. Apalagi dalam penggerebekan itu Heri Kuncoro alias Bing He, bos Kafe Rasa Sayang dan oknum anggota DPRD Bangkalan berinisial FR ikut ditangkap dan dijadikan tersangka. Namun lantaran dinilai kurang transparan dalam pengungkapan kasus ini, membuat publik bertanya-tanya. Pasalnya, beredar kabar jika tersangka judi kelas kakap itu diduga tak ditahan alias dilepas. ------ Kecurigaan itu berawal dari rilis yang digelar langsung oleh Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan di Mapolrestabes Surabaya, Kamis (18/10). Saat rilis tak ada tersangka yang dimunculkan. Kapolrestabes hanya menyebut nama tersangka dengan inisial HK, warga Jajar Tunggal Surabaya, berperan sebagai bandar judi. Lalu, FR warga Rajawali Bangkalan Madura dan SAM warga Kelbun Bangkalan Madura yang berperan sebagai pemain. Sedangkan SB pengunjung lain yang kedapatan membawa sajam saat penggerebekan. Belakangan diketahui, jika HK tak lain Heri Kuncoro, big boss Rasa Sayang Group. Karaoke Broadway merupakan salah satu outlet yang dikelola Rasa Sayang. Sedang FR mengarah ke Fathorrachman, oknum anggota DPRD Bangkalan dari Fraksi Hanura. Bahkan, Jumat (19/10/2018) kemarin, beredar foto Heri Kuncoro dan Fathorrachman. Jika dicocokkan dengan foto di website resmi DPRD Kabupaten Bangkalan, foto itu mirip Fathorrachman yang di Fraksi Hanura menjadi Wakil Ketua Fraksi. Lantaran menyangkut pengusaha besar dan nama anggota DPRD, namun tidak dipublikasikan secara terang, lantas memantik pertanyaan publik. Pasalnya, ini beda saat Polrestabes merilis kasus penembakan mobil pejabat Pemkot Surabaya Ery Cahyadi oleh Royce Muljanto, Maret 2018 lalu. Saat itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan yang langsung merilis dengan menghadirkan Royce Muljanto. Bahkan, wajah Royce tak ditutupi krupus seperti pelaku kriminalitas lainnya. Padahal, Royce juga pengusaha terkenal di Surabaya sebagai bos Liek Motor, dealer mobil Toyota dan memiliki bengkel motor gede. Lantaran ada beda perlakukan, kritik pun dialamatkan ke Kapolrestabes. Seperti diungkapkan Ketua DPD Kongres Advokat Indonesia (KAI) Jawa Timur, Abdul Malik. Menurut Malik, Polrestabes terkesan menutupi penangkapan bos Rasa Sayang dan anggota DPRD Bangkalan. Malik menduga ketidakterbukaan Polrestabes dalam kasus judi ini akan berujung pada penangguhan para tersangka. "Jika memang terjerat kasus perjudian, polisi harus memprosesnya dengan transparan. Jangan ada tebang pilih hanya karena ada anggota dewan atau bos rumah hiburan malam," tandas Malik kepada Surabaya Pagi, Jumat (29/10) kemarin. **foto** Kabar Tersangka Dilepas Adanya isu jika Bos Rasa Sayang Heri Kuncoro dan oknum anggota DPRD yang dipulangkan, Surabaya Pagi mencoba melakukan pengecekan ke ruang tahanan yang terletak di gedung Anindita Polrestabes Surabaya. Di situ, empat penjaga yang sedang bertugas mengatakan tidak tahu nama Heri Kuncoro yang ditangkap saat penggerebekan di Broadway Karaoke. "Tidak tahu mas, sampean siapa? Tanya ke penyidiknya saja," sebut keempat orang itu kompak saat ditanya Surabaya Pagi, siang kemarin. Sementara itu, dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp, Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya, Iptu Bima Sakti mengaku juga belum tahu apakah ketiga orang tersebut ditahan atau ditangguhkan penahanannya. "Belum tahu mas," singkatnya. Pertanyaan yang sama, Surabaya Pagi kirimkan ke Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya,AKBP Sudamiran. Namun tak direspon. Sedang Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan dengan tegas mengatakan jika ketiga tersangka perjudian, termasuk satu pelaku pembawa sajam itu ditahan. "Semua ditahan mas," singkatnya. Namun, Kapolrestabes tak menyebut di blok apa para tersangka ditahan. Lantaran kurang yakin, Surabaya Pagi kembali mendatangi ruang tahanan pada sore kemarin. Kali ini, petugas jaga beda keterangan dari petugas yang jaga siang. Kata petugas sore, Heri Kuncoro dan Faturahman masih ditahan, tapi ketika ditanya di blok mana, petugas penjaga tidak menjawab. "Ada mas, coba tanya dulu ke Resmob. Kami tidak bisa sebutkan di blok apa," kata petugas tersebut. Saat dikonfirmasi kembali, Kanit Resmob Iptu Bima Sakti punya jawaban berbeda dari konfirmasi pertama. Iptu Bima Sakti membantah kabar tersangka judi di Broadway dilepas. Ia mangatakan jika baik Heri atau Faturahman masih di tahan. "Kalau ndak percaya jenguk aja besok. Tapi saya ndak tau di blok apa, yang pasti mereka ada di dalam tahanan," sebut Bima. Jangan Ditutupi Abdul Malik menyesalkan Polrestabes yang kurang transparan. Seharusnya, lanjut Malik, kasus yang melibatkan tokoh publik harus dipublikasikan secara terang benderang. Seperti KPK yang menangkap para koruptor. Jika tak transparan, menurut Malik, masyarakat bisa menilai polisi tak tajam ke bawah dalam memberantas kejahatan. "Kasus perjudian yang nilainya tak seberapa saja langsung ditampilkan di media, apalagi ini (melibatkan pengusaha hiburan dan anggota dewan, red). Jangan karena para pelaku itu kenal para pejabat atau anggota polisi jadi seakan ditutup-tutupi," tambah Malik. Selain polisi, Malik juga mengatakan agar seluruh penegak hukum seperti jaksa juga harus tegas. "Jangan nantinya polisi sudah menahan, jaksanya nanti malah bermain masalah tuntutan. Itulah kenapa perlu dikawal oleh media agar masyarakat tau," kata Malik. "Jangan sampai masyarakat menilai jika polisi hanya mempublikasikan kasus perjudian yang kecil-kecil saja seperti togel, judi bola yang pelakunya tak mengenal pejabat. Kalau mengenal pejabat ndak dipublikasikan. Oleh karena itu, pihak kepolisian harus terbuka dan memproses kasus ini," lanjut Malik menegaskan. Broadway Berkelit Paska dilakukan penggerebekan oleh unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya, Kafe Broadway Jalan Mayjend Sungkono hingga Jumat (19/10/2018) dini hari masih tetap buka. Meski tak banyak, beberapa room sudah terisi pengunjung untuk menghibur diri dengan berkaraoke ditemani LC (ladies club). Dari pantauan Surabaya Pagi, sejumlah pengunjung pun memadati lantai dua cafe tersebut. Diiringi alunan musik dsri pemain band, beberapa tamu menikmati minuman beralkhohol. Padahal, dipintu depan, sudah dipasang stiker pelanggaran mengenai izin minuman beralkohol dari pemerintah kota Surabaya. Terkait ditangkapnya Heri Kuncoro oleh polisi, Manager Broadway Erik Torana mengatakan tidak tahu jika yang keluar bersama bosnya tersebut adalah polisi. "Saya dan pegawai sini tidak tahu mas, karena ndak ada yang pakai seragam polisi. Ada beberapa orang yang keluar bersama bapak (Heri,red). Saya pikir itu temennya bapak," kata Erik, Jumat (19/10/2018) di Broadway Cafe. Seakan berkelit, saat dikonfrimasi wartawan seringnya ruang karaoke digunakan untuk ajang perjudian, Erik mengatakan jika kegiatan di dalam room karaoke, ia dan pegawainya tidak begitu memperhatikan. Lemahnya pengawasan tersebut, membuat management Broadway tidak mengetahui jika adanya tindak kriminal seperti perjudian, atau digunakan pesta narkoba di dalam room. "Kami tidak mengetahui kegiatan itu. Ini kan tempat umum mas, siapa saja yang masuk, kami kurang mengetahui. Bahkan polisi yang tak memakai seragam dinas. Kalau di room berapa, kami tidak bisa pastikan, tapi di lantai atas kayaknya," tambah Erik. Judi Nger Sebelumnya diberitakan, penggerebekan di Broadway Jl Mayjen Sungkono dilakukan polisi, Rabu (17/10) dini hari. Ada 16 orang yang diamankan, tapi hanya 3 orang yang menjadi tersangka. Dari penggerebekan itu polisi juga menyita uang sebesar 79 juta rupiah, sebuah kartu domino dan sebilah sajam sebagai barang bukti. Sedangkan tiga belas orang yanh sebelumnya diamankan dari dalam room dipulangkan lantaran tidak terlibat aktifitas perjudian diantara ketiga tersangka. Dalam modusnya, para pelaku ini menyewa sebuah room di rumah karaoke dewasa tersebut. Lalu HK menyediakan kartu domino dan memainkan permainan judi jenis Nger (bakarat). Aturannya, jika kartu yang dibagikan kepada pemain lebih besar dari bandar, maka bandar wajib membayar sejumlah uang taruhan. Begitupula sbaliknya "Setiap kali permainan mereka bebas menetapkan uang taruhan yang berkisar antara Rp 50 ribu hingga Rp 300 juta. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU