Presiden Minta BEI dan OJK Tindak Tegas Pelaku Goreng Saham

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 02 Jan 2020 20:11 WIB

Presiden Minta BEI dan OJK Tindak Tegas Pelaku Goreng Saham

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia ( BEI) untuk menindak tegas para manipulator yang kerap menggoreng harga saham. Ia menegaskan aktivitas perdagangan efek di pasar modal dalam negeri harus lebih bersih dari investor yang hobi memanipulasi harga saham. Jokowi mengaku mendapat informasi terkait adanya manipulator yang menggoreng harga saham sehingga harga tak sesuai dengan kondisi riil. "Ya saya berbicara pasti karena saya mendengar informasi. Dan saya sudah sampaikan juga ke Pak Ketua OJK, Dirut BEI. Kami memiliki semangat yang sama untuk bangun kepercayaan dan trust bagi BEI," ujar Jokowi di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (2/1/2020). Jokowi memaparkan, keberadaan manipulator di pasar saham sangat merugikan karena kerap memoles harga hingga jauh dari kondisi riil. Hal ini menurut Jokowi akan mengancam kepercayaan investor terhadap pasar saham Indonesia. Padahal, kata Jokowi, saat ini Indonesia memperoleh berbagai catatan apik dalam investasi di pasar modal. Hal itu dibuktikan dengan jumlah penggalangan dana di BEI yang mencapai Rp 877 triliun pada 2019. Selain itu tercatat 55 perusahaan baru mencatatkan sahamnya di bursa. Dirinya menambahkan, berdasarkan survei yang dilakukan Bloomberg, kinerja pasar saham Indonesia menempati peringkat tertinggi di antara negara-negara yang aktivitas ekonominya menggeliat seperti Brazil, China, dan India. Goreng-menggoreng saham adalah praktik di mana harga saham bisa rontok hingga level terendahnya, namun kembali melonjak dalam waktu singkat. Pergerakan saham gorengan sangat cepat, namun umumnya tak likuid. Seringkali saham gorengan cuma menjadi mainan bandar karena harganya relatif murah. Jokowi mengibaratkan saham gorengan sebagai berikut, sebelumnya saham ada di level Rp100. Namun, melonjak menjadi Rp1.000 per saham hingga Rp4.000 per saham, tanpa fundamental yang jelas. "Jangan sampai saham Rp100 per saham digoreng jadi Rp1.000 per saham digoreng-goreng jadi Rp4.000 per saham. Ini menyangkut kepercayaan yang dibangun," imbuh Jokowi. Bila BEI lebih bersih, sambung dia, otomatis kondisi perdagangan saham domestik ke depannya juga semakin positif. Hal itu juga akan mempengaruhi kepercayaan investor dari luar negeri. "Indonesia, katanya, menjadi tujuan investasi nomor satu di antara negara emerging market lain. Kepercayaan itu jangan sampai hilang," tegas Jokowi. Jika terdapat pihak-pihak yang memanipulasi aktivitas perdagangan saham, Jokowi mengimbau BEI dan OJK melakukan tindakan tegas. Dengan demikian, perdagangan saham bisa lebih transparan dan dipercaya. "Kerugian tidak boleh ada lagi. Berikan perlindungan kepada investor," tutur Jokowi. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis 0,22 persen ke level 6.313 pada perdagangan Kamis (2/1) atau perdagangan perdana tahun 2020. Sebelumnya, indeks ditutup melemah 0,47 persen di level 6.299.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU