Program Hulu Hilir Agro-Maritim akan Dilanjutkan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 21 Jan 2019 08:30 WIB

Program Hulu Hilir Agro-Maritim akan Dilanjutkan

SURABAYAPAGI.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur berkomitmen melanjutkan Program Hulu Hilir Agro-Maritim pada 2019. Program ini dinilai menguntungkan dengan makin bertambahnya daerah yang turut serta. "Ada beberapa daerah yang mengajukan ke kita untuk ikut serta, di antaranya Madiun dan Lamongan. Tapi kita lihat dan evaluasi dulu," ujar Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Hadi Sulistyo, pada Surabaya Pagi, kemarin. Dalam evaluasi selama 2018, program Hulu Hilir ini lanjut Hadi awalnya diragukan, namun tatkala petani melihat hasilnya mereka ramai - ramai tertarik untuk ikut serta. Dari data Dinas Pertanian Provinsi Jatim, per bulan di Kabupaten Jember mampu mengahilkan beras kualitas premium sebanyak 50 ribu ton, kemudian Kabupaten Jombang menghasilkan 168.539 ton untuk Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Ngoro dan 155.961 ton untuk Gapoktan Pojok Kulon. Sementara Gapoktan di Kecamatan Widang Kabupaten Tuban mampu menghasilkan 167.700 ton, disusul Gapoktan di Kecamatan Singosari, Malang mengasilkan beras 20 ribu ton, "Total per bulan bisa menyiapkan beras kualitas premium sebanyak 562.700 ton, minus Ngawi," sambung mantan Kepala Biro Administrasi Pembangunan tersebut. Hadi menjelaskan, hingga kini program Hulu Hilir masih pada lima kabupaten. Program ini diperuntukkan untuk daerah dengan Indeks Pertanian (IP) 3. Tujuannya adalah mampu mengasilkan produksi beras dengan kualitas premium. "Tapi ingat, program ini adalah program penawaran, jadi tidak semua kabupaten dibentuk ini, jadi untuk kabupaten yang tidak mengajukan ya tidak, kemarin hanya lima Kabupaten yang sudah dari awal itu yang mau, ya sudah. Untuk Madiun dan Lamongan baru mengajukan, masing-masing dua gapoktan," tegasnya. Dari kelimanya itu, lanjut Hadi, yang sudah kerja sama dengan Puspa Agro sebagai penyalur beras baru dua Gapoktan di Kabupaten Jombang, yakni Gapoktan Ngoro dan Gapoktan Pojok Kulon. Sementara lainnya masih dalam proses. "Untuk Tuban sudah mulai produk tapi belum ada MoU dengan Puspa Agro. Hadi menjelaskan, keuntungan dari program ini, para petani tidak perlu kesulitan untuk menjualnya, sebab sistem pendistribusian beras dari gapoktan ke Puspa Agro sudah dimaksilan untuk memudahkan petani, selain itu hasil penjualan beras mempunyai nilai tambah lebih dari 60 persen dibandingkan dengan menjual hasil panen dalam bentuk gabah. Masih kata pria berkacamata itu, untuk alur distribusinya, dari petani/gapoktan, gabah hasil panen dikeringkan kemudian digiling dan dikemas per 10kiloan. Hasilnya kemudian dibeli Puspa Agro, dengan harga dikisaran Rp11 ribu lebih. Oleh Puspa Agro beras itu kemudian dikemas ulang dengan lebel pengemasan sesuai Puspa Agro akan tetapi tidak meninggalkan nama gapoktannya, "setelah itu oleh Puspa Agro di distribusikan ke OPD dengan harga Rp.11.700/kg sudah dengan biaya antar. Nah apabila di gapoktan ada kelebihan produksi, boleh dijual ke pihak lain selama kebutuhan Puspa Agro sudah terpenuhi.," pungkasnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU