Program Klaster Inovasi Direspon Positif

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 02 Agu 2019 12:57 WIB

Program Klaster Inovasi Direspon Positif

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta- Direktur Sistem Inovasi, Ophirtus Sumule menjelaskan, Program Klaster Inovasi, Kemenristekdikti mendapat respon positif dari semua unsur pembangunan di daerah, Program klaster inovasi ini, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan, dan kesejahteraan masyarakat, serta penyediaan lapangan pekerjaan. "Disamping itu, juga diharapkan berdampak pada daya saing daerah melalui kegiatan kolaboratif antara akademisi, bisnis, pemerintah, dan komunitas, dalam meningkatkan daya saing produk unggulan daerah melalui inovas," ucap Direktur Sistem Inovasi, Ophirtus Sumule, di sela-sela Workshop Klaster Inovasi di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (1/8). Program Klaster Inovasi yang kini memasuki tahun ke-3, urai Ophirtus Sumule, ditahun 2019 ini, fokus pada program klaster inovasi. Yakni, terbentuknya industri Produk Unggulan Daerah (PUD) berbasis kolaborasi, adanya akuisisi dan difusi teknologi. "Namun permasalahannya, kapasitas pengelola klaster inovasi, terbatas dalam hal pengelolaan industri, dan mengembangkan usaha. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diadakanlah Workshop Klaster Inovasi. Dan kita mengundang pakar dari Astra Ventura, pelaku bisnis agro, dan sebagainya, kata Ophirtus. Workshop yang diwarnai diskusi dengan perguruan tinggi, dunia usaha, dan pemerintah ini, hasilnya akan dirumuskan menjadi sebuah kebijakan nasional, dan menghasilkan rumusan, disesuakan potensi yang dimiliki setiap daerah tersesbut. Workshop tersebut, dihadiri oleh tujuh penerima Program Pendanaan Perumusan, Pendampingan dan Implementasi Klaster Inovasi Tahun 2019. Adapun ke-7 klaster inovasi tersebut masing-masing adalah PUD Pala Maluku Utara, Kopi Arabika Sulawesi Selatan, Madu Lombok Utara NTB, Klaster PUD Nilam Aceh, Klaster PUD Gula Aren Sulawesi Selatan, Klaster  PUD Kakao Sulawesi Tenggara, dan Klaster PUD Lada Putih Bangka Belitung. Ada 7 klaster inovasi yang sekarang ini kita dorong  jadi produk. Kemudian kita melihat, bahwa  produk-produk itu, menjadi basis pengembangan industri, dan teman-teman dari dunia usaha ini kita undang, untuk mencoba melihat, seumpamanya  lada, produknya bisa dibuat menjadi beragam produk. Setelah itu dilihat mana yang paling laku. Selanjutnya, kita akan riset apa yang kira-kira akan dilakukan, dan teknologi apa yang bisa diterapkan untuk memproduksinya, paparnya. Menurut Ophirtus, hanya 7 Klaster Inovasi yang dipilih. Hal itu dilihat dari kesiapan pemerintah daerahnya dan kesiapan  perguruan tinggi,  untuk bisa mengembangkan. "Kalau pemerintah daerahnya tidak serius ya, buat apa masuk ke sana. Karena dampaknya dirasakan di pemerintah daerah, dan masyarakat di daerah tersebut," urainya.ds

Editor : Mariana Setiawati

Tag :

BERITA TERBARU