Prospek Ekonomi China Masih Suram

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 16 Mar 2019 08:44 WIB

Prospek Ekonomi China Masih Suram

SURABAYAPAGI.com - Pertumbuhan produksi industri China selama dua bulan pertama tahun ini merosot hingga ke level terendah dalam 17 tahun. Ini menunjukan pelemahan lebih lanjut negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut sehingga kemungkinan akan mendorong pemerintahnya mengeluarkan banyak insentif. Produksi industri China hanya tumbuh 5,3 persen pada Januari-Februari, lebih rendah dari target awal dan terendah sejak awal tahun 2002. Produksi industri tertekan akibat lemahnya permintaan baik dari dalam maupun luar negeri. China menggabungkan laporan data produksi industri Januari dan Februari untuk memperhalus distorsi akibat libur panjang Imlek. Sebelumnya, produk manufaktur diprediksi tumbuh 5,5 persen di dua bulan pertama dari 5,7 persen pada posisi Desember. Namun, data ekonomi lain yang dirilis pada Kamis (14/3) seperti peningkatan investasi properti dan penjualan ritel cenderung stabil menujukkan ekonomi negeri tirai bambu tersebut tidak dalam perlambatan yang lebih tajam. Sebagian besar analis memprediksi aktivitas ekonomi China mungkin tidak stabil sampai pertengahan tahun. Sebagian data terbaru seharusnya meredam kekhawatiran perlambatan tajam pada awal tahun. "Tetapi prospek jangka pendek masih terlihat suram," kata Capital Economics, Kamis (14/3). Capital Economics dan pengamat ekonomi lainnya mencatat bahwa investasi infrastruktur belum membaik seperti yang diharapkan setelah pemerintah memulai proyek jalan dan kereta api cepat tahun lalu. Adapun data ekspor China pada Februari anjlok ke level terendah dalam tiga tahun terkahir. Itu dipengaruhi oleh tarif barang-barang Cina di AS dan lesunya permintaan global. Penghentian pekerjaan yang dilakukan perusahaan yang berorientasi ekpor telah menyebabkan pengangguran di negara itu meningkat bulan lalu. Survey tingkat pengangguran China naik menjadi 5,3 persen pada Februari, dari 4,9 persen pada Desember. Namun, masih dibawah target pemerintah 5,5 persen. Penjualan ritel China tumbuh 8,25 sepanjang Januari-Februari, stabil dari posisi Desember. Namun, tingkat pertumbuhan itu masih tertahan di posisi terendah dalam 15 tahun. Penjualan mobil turun dalam delapan bulan berturu-turut. Begitu juga dengan penjualan peralatan dan furnitur melorot di awal tahun sejalan dengan penurunan 3,6 persen penjualan rumah. Pemerintah China saat ini tengah mendorong insentif ekonomi karena pertumbuhan tahun 2019 terlihat mengarah ke posisi terendah dalam 29 tahun. Namun, butuh waktu tentunya bagi mereka untuk mengambil kebijakan itu.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU