Proyek Risma Rp 200 M, Mangkrak

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 18 Sep 2018 09:21 WIB

Proyek Risma Rp 200 M, Mangkrak

Jembatan Suroboyo yang Semula Dibanggakan Pemkot Surabaya, Sekarang Ditutup. Alasannya Ada Pengecatan. Temuan Surabaya Pagi sampai Senin siang kemarin, tak Terlihat Ada Pekerja Mengecat Laporan: Noviyanti Tri, Dimas Maulana, Editor: Ali Mahfud, Raditya M.K. SURABAYA PAGI, Surabaya Megaproyek yang dibuat Walikota Surabaya Tri Rismaharini, tampak mulai mandek tak berfungsi. Pertama, proyek underpass Bundaran Satelit yang melibatkan pengusaha properti, juga mangkrak. Kedua, proyek Trem yang juga macet tanpa kabar. Dan ketiga, Jembatan Suroboyo di Kenjeran, tiba-tiba ditutup. Sumber di Pemkot, penutupan ini sudah berlangsung tiga bulan dengan alasan renovasi bidang pengecatan. Padahal, jembatan yang semula dibanggakan Risma, ini adalah ikon kota Surabaya dengan dana APBD Rp 200 miliar lebih. Peresmian 9 Juli 2016 silam, diselenggarakan juga sangat meriah dengan biaya besar. Sejak Agustus 2018 lalu, banyak warga kota kecele. Malahan masyarakat setempat juga kecewa lantaran tempat wisata ini dirasa belum mampu mengangkat ekonomi warga. Tim wartawan Surabaya Pagi yang turun ke lokasi sampai Senin siang kemarin, tak melihat ada kegiatan renovasi. Apa kabar Ning Risma. Opoko kok isok ngene? Pantauan Surabaya Pagi sejak Minggu (16/9/2018) dan Senin (17/9/2018), sejumlah warga yang akan menikmati Jembatan Suroboyo, kecewa. Mereka merasa kecele dengan penutupan itu. Padahal, mereka datang dari luar kota Surabaya. Saya dari Porong, mau foto-foto di sini sama anak-anak. Dulu sudah pernah ke sini, tapi anak-anak minta ke sini lagi. Ehlha kok tutup. Kan belum lama diresmikan ya mbak ya, ucap Hikmah yang naik sepeda motor bersama istri dan dua anaknya yang masih kecil-kecil. Di lokasi, tampak road barrier di depan jembatan yang menutupi jalan, Sehingga sepeda motor maupun mobil tidak bisa melintas. Ada tempelan tulisan "Mohon Maaf Jembatan Surabaya Ditutup Sampai Ada Pemberitahuan Lebih Lanjut". Praktis sejumlah pengunjung hanya dapat memarkirkan kendaraan di depan road barrier dan jalan kaki menuju jembatan. Hadi dan Erna, sepasang suami istri asal Waru Sidoarjo, juga mengungkapkan kekecewaan atas penutupan Jembatan Suroboyo yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan dalam maupun luar kota itu. "Saya bekerja di dekat sini mbak. Setahu saya penutupan itu sudah lama, tiga bulanan kayaknya. Tapi karrna ingin foto-foto di sini, meski ditutup saya sama istri nekad nerobos," tutur Hadi. Ia berharap agar Pemkot Surabaya membuka lagi Jembatan Suroboyo ini dan bisa menikmati air mancur menari pada malam hari. Tapi air mancur pun sewaktu masih dibuka, tidak nyala tiap malam. Hanya pada Sabtu malam saja, lanjutnya. Adi asal NTT juga tak menyangka jembatan yang menjadi jujugan selfie ini ditutup oleh Pemkot Surabaya. Saya baca di pengumuman yang tertempel ada perbaikan. Tapi pas saya masuk ke dalam kok tidak ada pekerjaan apapun. Petugas jaga juga tidak ada," ungkapnya. Tidak hanya pengunjung luar kota yang kecewa. Warga yang tinggal di Surabaya pun kaget dengan penutupan Jembatan Suroboyo. Hariyono, misalnya. Warga asal Kedinding Surabaya ini mengaku kaget saat melihat pengumuman penutupan itu. Saya baru tau kalau ditutup mbak. Kaget juga kenapa jembatan yang sudah dibangun malah ditutup. Kasihan pengunjung yang jauh-jauh datang ke sini," tutur dia. Warga Curiga Parmin, warga yang tinggal di sekitar jembatan Suroboyo menuturkan jika tempat wisata itu telah ditutup sekitar tiga bulan lalu. "Yang saya tau katanya ada perbaikan dan pemeliharaan seperti dicat, tapi saya liat juga petugasnya tidak terlihat. Kalau cuma ngecat kok lama sampai tiga bulan lebih. Mungkin ada masalah lain tapi saya tidak tau," ujarnya. Ia mengaku kecewa dengan penutupan itu, lantaran selama ini ia jualan minuman ringan untuk para pengunjung. Meski hasilnya tidak seberapa, tapi lumayan untuk menambah pemasukan. "Kalau tau ditutup gini mending uangnya dulu (anggaran pembangunan jembatan Rp 200 miliar, red) buat warga saja, biar digunakan untuk memajukan usaha masyarakat di sini," kelakar Parmin. Hal senada diungkapkan Riski, pedagang yang biasa berjualan di Jembatan Suroboyo. Menurutnya, penutupan jembatan dikarenakan adanya pengecatan ulang jembatan. Tapi sepengetahuannya, tidak melihat ada petugas yang datang. "Sudah lebih tiga bulan mbak ditutup, biasanya juga ada petugas dari Satpol PP dan Linmas yang berjaga. Terkadang pengunjung tidak dapat masuk meski motornya diparkir di luar, tetap dilarang memasuki area jembatan," papar dia. Pedagang asli Surabaya itu menambahkan banyak pengunjung yang masih ingin menikmati objek wisata gratis itu, namun karena jalan jembatan ditutup, pengunjung memarkirkan kendaraannya di depan jembatan. Itu pun jika tidak ada petugas Satpol PP yang berjaga. "Kalau hari Minggu biasanya tidak ada petugas Satpol PP. Karena itu banyak yang menerobos masuk meski ada pagar penghalang," tambahnya. **foto** Alasan Pemkot Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya, Erna Purnawati, tidak berkenan ditemui untuk konfirmasi. Sedang Kabid Jalan dan Jembatan, Ganjar Siswo Pramono, menurut staf dinas itu juga tidak dapat ditemui. "Besok saja mbak telepon kantor, nanti kalau beliau mau diwawancara akan saya sambungkan," jelas staf tersebut. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Mohammad Fikser, hanya menjelaskan singkat. Ia menyatakan Jembatan Suroboyo ditutup karena sedang ada pemeliharaan, seperti pengecatan jembatan. Namun untuk lamanya pekerjaan, Fikser tidak dapat menjelaskan secara rinci. "Kalau masalah penutupan jembatan Surabaya di Kenjeran itu lebih jelasnya dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan, karena mereka yang melakukan pemeliharaan jembatan selaku dinas teknis," ujar Fikser kepada Surabaya Pagi, Senin (17/9/2018). Fikser juga mengungkapkan jika pembukaan Jembatan Suroboyo saat itu juga agak dipaksakan, karena kemungkinan biaya pemeliharaan yang cukup besar. **foto** Dibuka Sebentar Meski ditutup, Pemkot sempat membuka sebentar saat kedatangan delegasi United Cities and Local Government (UCLG) Asia-Pacifik (Aspac). Delegasi dari berbagai negara itu diajak berkeliling kota, yang salah satunya di di Jembatan Suroboyo, Rabu (12/9) lalu. Bahkan, rombongan disuguhi air mancur menari dengan iringan musik jazz. Untuk diketahui, Jembatan Suroboyo dibangun menghubungkan kawasan pesisir Surabaya di Pantai Kenjeran. Jembatan ini memiliki panjang 800 meter dengan lebar 18 meter dan tinggi 12 meter yang ditahan dengan 150 tiang pancang. Jembatan ini diresmikan pada 9 Juli 2016 yang ditandai dengan pelepasan ratusan kembang api dan lampion oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Saat itu, Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya, Erna Purnawati, mengatakan bahwa Jembatan Suroboyo dibangun untuk memajukan industri pariwisata kota Surabaya. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU