Putra Risma Berkelit soal Kans Jadi Calon Wali Kota Surabaya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 13 Feb 2019 15:18 WIB

Putra Risma Berkelit soal Kans Jadi Calon Wali Kota Surabaya

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Generasi milenial menjadi bagian penting di pemilu 2019. Suaranya menjadi penentu kepemimpinan dan masa depan Indonesia. Tapi generasi milenial juga tidak ingin hanya jadi aset suara tanpa posisi tawar. Mereka ingin pula menentukan nasib, berancang-ancang berperan aktif di dunia politik. Demikian pula generasi milenial Surabaya, Jawa Timur. Sejumlah pemuda mulai menunjukkan eksistensi dan geliatnya secara politik. Sebut saja di antaranya, putra Wali Kota Surabaya Tri Rishamarini, Fuad Bernardi, dan Citra Oktavia Mochtar, anak dari tokoh masyarakat Surabaya, Mat Mochtar. Keduanya hadir dalam sebuah forum diskusi "Membaca Arah Politik Generasi Millenial" di sebuah kafe di Surabaya pada Selasa malam, 12 Februari 2019. Dihadiri puluhan muda-mudi, diskusi itu digelar oleh perkumpulan yang juga digawangi pemuda, Relawan Milenial Religius Center atau MRC. Fuad adalah salah satu nama yang belakangan santer digadang-gadang maju di Pemilihan Wali Kota Surabaya tahun 2020, menggantikan ibunya, Tri Rismaharini. Tapi Fuad tak menjawab lugas ketika ditanya tentang itu, dan dia berkelit dengan mengatakan, "Saya masih mau fokus pileg dan pilpres; kalau untuk pilwali (pemilihan wali kota Surabaya), saya belum ada omongan," ujarnya. Fuad mengatakan generasi milenial jadi penentu arah politik Indonesia ke depan. "Kita harus melek politik. Keputusan setahun ini menentukan lima tahun ke depan. Ketika generasi milenial apatis, itu risikonya sangat besar untuk lima tahun mendatang. Karena itu peran generasi milenial sangat penting untuk kondisi perpolitikan Indonesia ke depan," ujarnya. Hal serupa disampaikan Citra Oktavia. Kendati masih muda, dia percaya diri maju sebagai caleg DPR RI melalui PDIP. "Menurut sejumlah lenbaga survei, bahwa suara milenial 40 persen dan setara dengan 90 juta pemilih, ini ikut andil dalam Pemilu kali ini," katanya. Diskusi itu sejatinya digelar oleh MRC yang merupakan relawan pendukung Jokowi-Maruf Amin dari kalangan generasi milenial. Fokus garapan ialah pada pengenalan calon wakil presiden Maruf Amin kepada calon pemilih muda. "Kita ingin menjernihkan gitu, bahwa kiai juga punya hak untuk berpolitik. Dan ini Pak Jokowi tidak main-main milih seorang kiai," kata Direktur MRC, Agus Prio. MRC, Prio meyakini, pemilihan kiai sebagai pendamping Jokowi, mampu membawa Indonesia lima tahun mendatang menjadi lebih tenang dan tentram, khususnya terhindar dari kasus kasus radikalisme. "Insya Allah dengan Pak Jokowi memilih Kiai Haji Maruf Amin, enggak akan ada begini-begini lagi (radikalisme)," ujarnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU